Chapter 19

419 57 4
                                    

Jakarta
Pukul 08:15 am

Pagi hari di suatu kamar

Brak!

"Aduhh!" rintih seorang pria yang baru saja terjatuh dari sofa. Dan pria tersebut adalah Gio.

Saat Gio hendak duduk, tiba-tiba saja dia merasakan sakit pada pinggangnya. Sehingga membuatnya kembali terbaring sembari merintih kesakitan."Awss! Sakit banget nih pinggang gue" gerutu nya sambil memegangi pinggang nya yang sakit.

Karena tak sanggup untuk duduk,Gio mencoba meraih ponselnya yang berada diatas meja dengan posisi terbaring. Untung aja ponsel tersebut berada di tepi meja, sehingga Ia tidak kesulitan untuk mengambilnya. Setelah membuka ponselnya, tampak Gio membulatkan matanya usai melihat layar ponsel miliknya.

"Astaga, udah jam 8! Kok gak ada yang bangunin gue sih" pekik Gio kaget.

"Ini pada sengaja gak bangunin atau gimana sih, masa gak ada yang tau kalau hari ini gue ada kuliah pagi. Kalau gini bisa-bisa gue dimarahin lagi ini sama pak Abu karena telat"

"Ini lagi si Shani, kenapa sih dia gak bangunin gue. Sengaja amat nih sepertinya, biar gue dihukum sama pak Abu" timpalnya.

Dengan perasaan kesal, Gio mencoba untuk bangkit lagi dan berusaha menahan rasa sakit pada pinggangnya itu. Hingga akhirnya dia berhasil berdiri secara perlahan walau masih merintih kesakitan.

"Awss! Sakit banget, tapi gue harus tahan. Gue harus berangkat sekarang, sebelum pak Abu beneran murka sama gue" ujar nya sambil perlahan berjalan ke kamar mandi.

Tak lama kemudian, Gio pun turun ke lantai bawah menuju dapur. Dan saat berada didapur, disana dia mendapati seorang wanita paruh baya sedang merapikan meja makan, yang tak lain adalah mama nya.

"Mah, mama ada lihat Shani gak?" tanya Gio to the point.

"Kamu apaan sih Gio, datang-datang bukannya nyapa mama dulu, malah tiba-tiba nyariin Shani" sambut Naila sama sekali tak menoleh anaknya dan tetap fokus membereskan piring-piring kotor yang ada di meja makan.

"Lagian percuma kamu nyariin Shani, orang dia nya aja udah pergi dari tadi ke kampus" tambahnya.

"Udah pergi? Wah benar-benar tuh orang, udah gak bangunin Gio dan sekarang malah ninggalin Gio begitu aja. Benar-benar istri durhaka tuh cewek" cibir Gio.

"Gio, kamu ini ya ngomong sembarangan aja. Yang ada kamu tuh yang durhaka sama istri kamu. Asal kamu tau ya, istri kamu itu udah dari tadi bangunin kamu. Tapi kamu nya malah susah dibangunin, udah seperti orang pingsan aja kamu. Daripada istri kamu terlambat, yaudah mama suruh aja Shani berangkat duluan" balas Naila.

"Tapi ma-"

"Udah-udah gak ada tapi-tapi an, pokoknya kamu yang salah bukan Shani" potong Naila membuat Gio tak dapat melanjutkan ucapannya.

"Aghh! Yaudah lah mending Gio ke kampus aja sekarang, malas ngomong sama mama. Dari tadi belain Shani terus, anaknya sendiri malah dipojokin" ketus Gio kesal.

"Dahlah Gio mau berangkat sekarang, assalamualaikum" pamitnya sembari tak lupa menyalim mama nya.

"Wa'alaikumussalam. Eh tapi Gio, kamu gak mau sarapan dulu" ujar Naila.

"Gak, nanti aja dikampus" jawab Gio sambil berjalan keluar rumah nya.

****

Sesampainya di kampus

"Sis, lu beneran udah selesai semua ngurusin skripsi mahasiswa bimbingan lu?"tanya Shani sembari berjalan di lorong kampus bersama dengan temannya, Sisca.

𝐀𝐜𝐜𝐢𝐝𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥 𝐥𝐨𝐯𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang