Chapter 6

279 53 3
                                    

Esok hari

Seperti biasa pada pagi hari yang cerah di universitas Jakarta 48, seluruh mahasiswa-mahasiswi serta para dosen dan rektor di universitas tersebut disibukkan dengan rutinitas pagi mereka sebagaimana biasanya. Seperti ada yang sudah memulai mata pelajaran kuliahnya, bahkan ada juga yang masih menunggu untuk mata pelajaran berikutnya. Beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang masih menunggu ada yang berada di perpustakaan, anak tangga gedung, koridor kampus, hingga ada yang menunggu di taman kampus.

Termasuk sepasang kekasih yang cukup terkenal di kampus itu, siapa lagi kalau bukan Gio dan Kathrin. 2 sejoli itu kini tengah berada di taman kampus sembari menunggu jam mata pelajaran mereka tiba. Tetapi sebenarnya mereka bukan cuma menunggu sih, lebih tepatnya sepasang kekasih itu sedang bertengkar.

Yaps! Benar bertengkar,apalagi kalau bukan disebabkan karena masalah Gio yang kelupaan dengan janjinya pada sang kekasih. Saat ini pertengkaran itu tak lepas dari pandangan mahasiswa-mahasiswi lainnya yang juga berada disana.

"Sayang. Aku bisa jelasin semuanya,please dengerin aku dulu dong" ucap Gio menahan Kathrin yang hendak pergi.

"Kamu mau jelasin apa lagi sih Gio, kamu bukan cuma sekali ini aja begini. Sudah berulang kali kamu lakuin ini ke aku, yang alasan nya ngerjain skripsi lah, nongkrong bareng teman-teman kamu yang ga jelas itu dan sekarang kamu bilang karena kamu habis nabrak orang. Setelah ini apalagi alasan kamu, ha? Atau jangan-jangan setelah ini aku ajak kamu pergi, terus kamu bilang kamu lagi nikah. Iya?" cecah Kathrin.

"Kok kamu jadi ngelantur gini sih? Kan aku udah bilang kalau tadi malam itu aku benar-benar habis nabrak anak kecil,terus karena aku harus tanggung jawab ya jadi nya aku harus bawa anak itu lah kerumah sakit" balas Gio.

"Halah bilang aja kalau kamu emang gamau kan pergi bareng aku, karena kamu  itu selalu aja mentingin pribadi kamu sendiri" timpal Kathrin tak mau kalah.

"Bukan gitu Kath, aku ga bohong sama kamu. Tadi malam itu aku benar-benar lagi ketimpa musibah, kalau kamu ga percaya kamu tanya aja sama miss Shani" ucap Gio mempertegas ucapannya.

Sontak Kathrin langsung menatap intens pada Gio saat pacarnya itu tiba-tiba melibatkan nama Shani pada perdebatan mereka itu.

"Miss Shani? Kok tiba-tiba nanya sama miss Shani sih, emangnya ada hubungan apa dia sama alasan kamu itu?" tanya Kathrin.

"Oh jangan-jangan tadi malam kamu pergi nya sama miss Shani lagi, makanya kamu ngelupain janji sama aku. Sampai-sampai aku nelpon kamu berkali-kali, tapi kamu ga angkat telpon dari aku, iya?" belum sempat menjawab, Kathrin malah nyeletuk begitu saja dan kembali menuduh Gio.

"Hadeuh, pakai kesebut lagi nama miss Shani. Kan kalau kek gini jadi makin panjang urusannya" gumam Gio dalam hati.

"Kenapa kamu malah diam? Jangan-jangan apa yang aku bilang itu benar, iya?"

"Bukan gitu kath, aku sama sekali ga pergi sama miss Shani. Tadi malam itu aku cuma kebetulan aja ketemu dia waktu aku lagi di amuk sama warga, terus dia datang dan bantuin aku dari amukan itu" balas Gio mencoba membela dirinya.

"Dan masalah telpon,hp aku lagi ketinggalan di mobil. Jadi waktu aku kerumah sakit, aku gatau kalau kamu lagi nelpon aku" lanjutnya.

"Udahlah Gio, aku itu udah bosan sama semua omong kosong kamu. Bilang aja kalau kamu itu udah ga peduli lagi sama aku" balas Kathrin.

"Kath, bukan gitu aku-"

"Dahlah Gio, aku udah cape sama kamu. Mending aku balik aja ke kelas, aku malas lihat muka kamu lagi" seru Kathrin kesal.

Tanpa menunggu jawaban Gio, Kathrin pergi begitu saja meninggalkan sang kekasih di taman tersebut.

"Kath, Kathrin" panggil Gio berusaha mencegah pacarnya itu pergi, namun Ia tak berhasil karena Kathrin tetap pergi begitu saja tanpa memperdulikannya.

***

#Kantin kampus

"Nih minuman buat lu Shan" ucap Sisca sembari meletakkan segelas teh hangat dimeja yang tepatnya dihadapan Shani yang tampak sedang melamun.

"Makasih ya Sis" balasnya usai tersadar dari lamunannya itu.

"Lu kenapa sih Shan, gue lihat-lihat pagi ini lu kayak ga bersemangat gitu. Lu sakit ya?" tanya Sisca sembari duduk disamping Shani.

"Ah gue gapapa kok Sis" jawab Shani singkat.

"Gapapa gimana, orang dari tadi gue lihatin lu diam mulu. Gue jadi takut lihatnya"

"Lu tenang aja Sis, gue udah bilang kalau gue itu gapapa. Cuma hari ini gue lagi ga mood aja" seru Shani.

"Ga mood kenapa?" tanya Sisca.

"Ya ga mood aja" balas Shani singkat.

"Kebiasaan banget sih lu Shan, kalau ngomong ga pernah jelas" tukas Sisca kesal .

"Hehehe, maaf ya Sis" ucap Shani sembari terkekeh.

Tampak kesal dengan temannya itu, Sisca sampai memalingkan wajahnya kusutnya itu dari Shani sambil meminum minuman yang tadi dia pesan.

"Sis, lu marah ya sama gue?" tanya Shani menoleh kearah Sisca yang sedang kesal dengannya.

"Gatau" jawab Sisca ketus

"Sis, gue minta maaf ya. Gue itu-"

Belum sempat selesai dengan ucapannya, tiba-tiba saja Sisca menghentikan Shani yang sedang berbicara dengan menempelkan jari telunjuknya di bibir Shani. Bersamaan dengan itu, dia langsung membulatkan matanya melihat ke arah Gio yang baru saja tiba di kantin.

"Sis, apaan sih" ujar Shani usai menjauhkan jari telunjuk Sisca dari bibirnya.

"Ssstt! Shan, lu diam dulu. Gue lagi lihatin pangeran gue" jawab Sisca tanpa menoleh sedikit pun ke arah Shani dan tetap fokus memandangi Gio berjalan sampai Ia duduk dikursi kantin.

"Gio maksud lu?" tanya Shani memastikan.

"He'em"

"Dih, mahasiswa aneh begitu lu bilang pangeran, sawan lu ya?" celetuk Shani membuat Sisca langsung menghadapkan posisi tubuhnya menghadap Shani.

"Apaan lu bilang? Gue sawan? Yang ada lu yang agak lain Shan, ganteng gitu lu bilang aneh. Sehat lu?" cecah Sisca.

"Lah kan emang benar, tuh mahasiswa orang nya emang aneh banget, suka ga jelas gitu dia nya" balas Shani.

"Dih lu ga nyadar Shan, lu juga aneh kali Shan, malahan lebih aneh dari orang aneh" balas Sisca tak mau kalah.

"Apaan sih Sis, kok lu malah nyerang gue gini" kata Shani kesal.

"Ya habisnya lu ngeselin sih Shan" seru Sisca begitu saja tanpa dosa.

"Dahlah gue malas ngomong sama lu, mending gue balik aja" tukas Shani.

"Eh jangan dong Shan, kan makanan gue belum habis. Temenin gue dulu disini, lagian kan jadwal mata kuliah lu masih lama" ucap Sisca mencegah Shani yang hendak pergi.

"Elu sih, dari tadi bikin gue kesal mulu"

"Iya, iya gue minta maaf Shan. Tapi jangan pergi dong Shan, tungguin sampai gue selesai sarapan" pinta Sisca.

Dengan wajah melasnya mau tak mau Shani harus menuruti permintaan temannya itu, "Yaudah iya buruan lu makannya, jangan lama-lama"

"Iya miss Shaniiii" balasnya dengan memanjangkan penyebutan nama Shani.

Kini Sisca kembali melanjutkan sarapannya ditemani oleh Shani dan tak lagi memandangi Gio yang memang tak jauh dari meja mereka. Sedangkan Shani tak sengaja pandangan nya melirik ke arah Gio yang saat ini tengah melamun sendirian, karena biasanya dia selalu tak lepas dari kumpulan geng nya itu.

*
*
*
I'm back!

Gimana suka ga?

Jangan lupa vote

See you next chapter

Terimakasih

𝐀𝐜𝐜𝐢𝐝𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥 𝐥𝐨𝐯𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang