Chapter 8

447 61 3
                                    

[Jakarta]
#Sore hari dikediaman Freyano

Seusai pulang kuliah, beberapa mahasiswa universitas Jakarta 48 telah kembali pulang kerumahnya masing-masing dan masih menyisakan mahasiswa lainnya yang sedang ada jadwal kuliah malam. Seperti hal nya Aran, setelah selesai kuliah dia memutuskan untuk tidak langsung pulang kerumahnya, tetapi dia malah pergi bersama Freyan kerumah Freyan sendiri.

Sesampainya dirumah Freyan, mereka langsung memarkirkan motor mereka dipekarangan rumah Freyan dengan rapi. Sembari menunggu Freyan masuk kedalam rumahnya, Aran memilih untuk menunggu diteras rumahnya saya sambil duduk di kursi yang telah disediakan.

"Lu gamau masuk ran?" tanya Freyan mengajak Aran masuk.

"Gausah Frey, gue nunggu diluar aja" jawab Aran.

"Oh yaudah, kalau gitu gue ambil dulu ya buku nya" ujar Freyan.

"Iya Frey"

Setelah Freyan masuk kedalam rumahnya, Aran pun segera duduk di kursi tersebut sembari memainkan ponselnya.

Tak lama setelah Freyan masuk, tiba-tiba saja sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat didepan pagar rumah Freyan. Aran yang sedang berada disana, langsung tertuju pada mobil tersebut. Tak lama setelah itu, seorang wanita dengan memakai masker putih keluar dari dalam mobil tersebut, dan kini tengah berdiri didepan pagar rumah Freyan yang sedang tertutup.

"Permisi" sapa wanita itu seraya memanggil Aran.

Tanpa berlama-lama Aran pun langsung beranjak dari duduknya dan segera berlari menghampiri wanita. Sesampainya disana Aran langsung membukakan pagar tersebut dan langsung melihat wajah wanita itu yang kini telah membuka masker nya. Mungkin karena terpesona dengan paras wanita itu, Aran sampai terdiam mematung memandangi wajah wanita itu tanpa kedip.

"Maaf mas" sapa wanita itu dan langsung membuat Aran terusik dari diam nya itu.

"Ee..Maaf mbak, nyari siapa ya?" tanya Aran grogi.

"Maaf saya mau nanya, apa benar ini rumah nya Freyan?" tanya balik wanita itu.

"Ya benar mbak" jawab Aran.

"Akhirnya ketemu juga rumahnya" gumam wanita itu lega.

"Maaf mbak, emang nya mbak ada perlu apa ya sama Freyan?" tanya Aran.

"Ah ini saya-"

"Kak Chika!" teriak Freyan tiba-tiba dari depan pintu dan membuat Aran dan wanita itu langsung menoleh ke arah nya.

Dengan raut wajah yang begitu senang,Freyan langsung berlari menghampiri keduanya, kemudian langsung memeluk wanita yang sedang bersama Aran itu. Sementara itu, Aran yang tak tau apa-apa hanya diam saja sembari menatap penasaran pada kedua manusia itu.

"Kak Chika, Freyan kangen banget sama kak Chika" ucap Freyan dari balik pelukan itu.

"Kakak juga kangen banget sama kamu dek" balas wanita yang di panggil Freyan dengan sebutan 'kak Chika'.

Tak butuh lama, keduanya pun segera melepaskan pelukan itu dan beralih pada saling berhadapan dengan posisi tangan Chika berada di pundak Freyan.

"Ya ampun dek, kamu sekarang udah gede banget ya. Perasaan dulu sebelum kakak pergi ke Jepang kamu ga segede ini lah"

"Yee kakak mah, itu kan dulu. Lagian kan ga mungkin badan aku segitu-gitu aja" seru Freyan.

"Makanya kak Chika itu sering-sering pulang ke Indo biar ga kaget sama pertumbuhan adek nya sendiri. Kalau bisa kak Chika kerja nya di Indo aja, ga perlu jauh-jauh sampai ke luar negeri" timpalnya.

𝐀𝐜𝐜𝐢𝐝𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥 𝐥𝐨𝐯𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang