Aku menatap ke depan dengan tatapan kosong. It only feels like five minutes since I slept and now it's already six o'clock in the morning.
Aku beranjak turun dari tempat tidurku, menekan sebuah tombol didekatku untuk menyingkap tirai jendela dan merapikan tempat tidur. Meregangkan tubuh sebentar, bersiap untuk hari ini.
In this world, everything is simplified. Mau masak, tinggal ketikkan nama masakannya ke robot dapur dan akan langsung dibuat dalam sekejap. Mau mandi, tinggal tekan sebuah tombol dan air akan langsung keluar dalam bentuk uap, lengkap dengan pembersihnya. Bahkan sesederhana ganti baju saja tidak harus dilakukan secara manual lagi, ada teknologinya.
Aku memutuskan untuk tetap bergaya kasual hari ini, walau aku ingat betul bahwa aku memiliki janji temu dengan Mas Gun di siang hari.
Guntur Mahesa, orang yang sangat berpengaruh bagi Neo Tokarta. Tidak sembarang orang bisa melihat atau bahkan menatap matanya secara langsung. Kalaupun di Elysium, aku tahu benar bahwa dia akan selalu menggunakan avatar yang sangat berbanding terbalik dengan penampilan aslinya. I'm one of the few people who know what he actually looks like.
Setelah memasang kedua bretel merah flanelku di masing-masing bahu, aku meraih sisir untuk merapikan rambut hitamku saat tablet di samping cerminku tiba-tiba berbunyi. Ada panggilan masuk.
Aku menggeram, menyentuh layar tablet untuk menjawabnya. "Halo?"
"Halo, Tn. Shirogane." Itu suara seorang laki-laki, terdengar tidak asing di telingaku. "Anda sibuk sekarang?"
Aku menoleh. "Bukankah kamu dari Rumah Sakit Tokarta?"
"Benar. Saya menelpon atas permintaan dari Dr. Nakamura. Beliau mengharapkan Anda menjenguk kakak Anda hari ini."
Aku mengangguk. "Itu yang akan kulakukan, tenang saja. Bagaimana kondisinya?"
Lengang. Aku langsung tahu maksudnya.
"Dia masih kecanduan teknologi?"
"Ya, Tuan."
Aku menghela napas. "Baiklah. Aku akan pergi sebentar lagi. Terima kasih telah memberitahuku."
"Tidak masalah, Tuan."
Tanganku perlahan menyentuh layar tablet, mengakhiri panggilan.
Dasar Reiko. Yang ada dipikirannya hanya game, game, kehidupan di Elysium, dan game.
Aku heran mengapa aku tidak meletakkannya di pusat rehabilitasi saat aku bisa melakukannya. Why? Mungkin karena aku masih kasihan padanya.
And I promised I will visit her today. Sekalian saja aku lakukan sekarang, mungkin setelah itu aku bisa langsung pergi ke Menara Garuda untuk bertemu dengan Mas Gun.
Aku langsung meraih mantel hitamku, membuka pintu dengan keycard khusus, lalu berseru pada robot asisten rumah saat aku berada di luar pintu, "Asisten, matikan semua peralatan dan kunci pintunya sampai aku kembali."
***
Karena jalanan Tokarta dipenuhi oleh banyak mobil terbang yang berlalu-lalang, aku memutuskan untuk mengambil kereta cepat. Jaraknya tidak terlalu jauh, tapi tidak mungkin aku akan menembus kemacetan itu dengan berjalan kaki.
That train lives up to its name. Aku menghitungnya, hanya butuh tiga menit setengah dari rumahku untuk sampai ke Rumah Sakit Tokarta dan lima menit jika ingin pergi ke Menara Garuda.
"Shirogane-san! Ohayō!" Resepsionis di lobi rumah sakit langsung menyambutku, aksen Jepangnya terdengar kental. "Anda pasti disini untuk bertemu dengan Nakamura-sensei?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cybernetica: Embrace The Future [IN REVISION]
Ciencia Ficción"Selamat datang. Yakin kau memiliki keberanian dan keyakinan untuk membaca karya ini? Kalau ya, persiapkan dirimu." 2056, Neo Tokarta. Jakarta semakin canggih saja. Sekarang bahkan berani memadukan canggihnya peradaban Tokyo, melahirkan Neo Tokarta...