[15] Raiden's other side [1]

181 14 5
                                    

haii, apa kabar?

aku harap kabar teman teman semua baik-baik saja yaa.

sekali lagi aku ucapkan terimakasih banyak untuk teman teman semua yang sudah mengikuti pre-order novel "Tentang Aku Dan Kamu"

oh iya, sekarang novelnya sudah dalam proses pengiriman jadi silahkan cek Shopee masih-masing yaa. Tapi tapi jika masih ada yang mau pesan silahkan klik link di bio Instagram aku yaaa! maaci 💗💗

teman teman ingat ga kalau aku bilang ada gebrakan baru di ceritaku ini? nah sekarang aku akan kasih tau apa itu "gebrakan baru" yang aku maksud. Sebenarnya dari judulnya juga udah kelihatan sih, tapi biar lebih jelas marii baca bab baru inii.

happy reading 🧸 💗

****
"sudah saya bilang perusahaan Iden Group pasti akan masuk jebakan yang kita buat, lagipula mereka terlalu bodoh dan tidak melihat terlebih dahulu apa yang ada di surat perjanjian itu." Ujar seorang pria paruh baya yang tengah duduk di kursinya itu.

"apa ceo perusahaan yang asli itu tidak akan curiga? Setau saya perusahaan yang saat ini di pimpin oleh tangan kanannya dan bukan dengan ceo yang aslinya." Balas pria dengan dasi kupu-kupu itu. "Identitas nya saja tidak ada yang tau, saat ini semua orang hanya tau ceo perusahaan itu adalah Tommy Atmaja."

pria paruh baya itu tertawa. "hahaha! Tidak usah di pikirkan. Yang jelas saat ini perusahaan kita akan memperoleh keuntungan yang besar dan perusahaan Iden Group akan bangkrut."

pria dengan dasi kupu-kupu itu mengangguk. "baiklah, tapi tetap saja perasaan saya tidak tenang. Saya takut sesuatu yang buruk terjadi pah."

"anakku kamu jangan takut, yakin semuanya beres di tangan papa." pria paruh baya itu bangkit dari duduknya dan menghampiri anaknya. "mari kita minum dan merayakan hari kemenangan kita ini."

Setelah itu keduanya duduk di sofa dan minum minuman beralkohol untuk merayakan kemenangan mereka.

Kemenangan?

hahaha, lelucon apa itu?

Sementara itu seseorang yang berpenampilan serba hitam dari kepala hingga kaki menatap kearah dua orang yang sedang minum minuman beralkohol itu seraya tersenyum miring. "kemenangan? lelucon apa itu?"

Setelahnya ia pergi meninggalkan ruangan itu sambil menenteng map coklat yang entah apa isinya.

Sambil terus berjalan menuju pintu keluar, handphone yang terletak di saku celananya berdering. Ia segera mengambil handphonenya dan mengangkat panggilan masuk itu.

"lapor tuan, semuanya sudah beres."

"good job Tommy." Balasnya.

Setelah itu sambungan telepon di matikan dan saat ia sudah berada di dalam mobil, segera ia membuka topi dan masker yang ia kenakan.

Saat itu juga terlihat wajah Raiden yang sebelumnya tertutup topi dan masker, ia menatap tajam kearah gedung perusahaan yang berdiri kokoh itu. "kita lihat malam nanti siapa yang akan bangkrut, saya atau kamu Januar."

****
"kenapa tiba-tiba Pak Raiden kasih saya pakaian kan pakaian saya masih banyak." Ujar Nana yang kebingungan saat Raiden tiba-tiba memberikannya pakaian untuknya.

"pakai saja atau cahaya matahari akan menembus pakaian kamu yang transparan itu." Balas Raiden lalu berjalan pergi meninggalkan Nana yang seketika terdiam dengan pipinya yang memerah.

"duh duh, bisa bisanya aku pake pakaian hari ini ga di cek dulu. Kalo kaya gini malu sendiri kan naa." Batin Nana. Bahkan kini ia tengah mengetuk ngetuk keningnya sendiri saking malunya.

Tentang kita [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang