Hari-hari berlalu dengan lambat, dan seiring dengan perubahan musim, Duke Gabriel John Morgan merasa tubuhnya semakin melemah. Rasa sakit yang menggerogoti dirinya kini menjadi teman yang tak terpisahkan. Setiap pagi yang baru terasa seperti cobaan yang lebih berat, seolah-olah dunia berusaha menekannya ke dalam jurang kegelapan yang dalam.
Kondisi Gabriel yang Makin Parah
Pada suatu malam, Gabriel terbangun dengan napas yang berat. Keringat dingin mengalir di dahi dan tenggorokannya terasa sangat kering. Dia menggeliat di ranjangnya, mencoba mencari posisi yang nyaman, tetapi tubuhnya hanya terasa sakit. Rasa nyeri di dadanya semakin meluap, seolah ada berat yang tak tertahankan menekan jantungnya.
Dalam hatinya, ketakutan mulai muncul. "Apakah ini akhirnya? Apakah aku akan meninggalkan semuanya?" pikirnya, saat dia merasakan detak jantungnya berdegup semakin cepat. Kegelapan menggerayangi pikirannya, dan dia merasakan seakan hidupnya terulur dari tangannya.
Gabriel berusaha untuk menggerakkan tubuhnya, tetapi kekuatan yang tersisa terasa semakin sedikit. Dia meraih bel yang ada di samping ranjang, dengan harapan memanggil dokter kerajaan dan Lily. Saat Lily memasuki ruangan, melihat wajah Gabriel yang pucat dan tubuhnya yang bergetar, dia merasakan kepanikan melanda hatinya.
"Duke Gabriel!" teriaknya, segera menghampiri ranjangnya. Dia melihat mata Gabriel yang penuh ketakutan dan rasa sakit, dan dalam sekejap, hatinya tergerak untuk berjuang lebih keras. "Apa yang terjadi? Apa yang kau rasakan?" tanyanya, suaranya penuh dengan kekhawatiran.
"Rasa sakit ini... lebih buruk dari sebelumnya," jawab Gabriel, suaranya serak. Dia merasakan beban berat di dadanya, seolah ada sesuatu yang menekannya dengan keras. Setiap napas yang diambilnya terasa seperti perjuangan, dan dia bisa merasakan kekuatannya perlahan-lahan sirna.
Lily tidak berpikir dua kali. "Kita perlu melakukan sesuatu sekarang!" dia berkata tegas. Dengan cepat, dia mengambil beberapa ramuan herbal dari tasnya dan mulai meraciknya. Di tengah kepanikan yang melanda, ia tetap tenang dan fokus, karena ia tahu ini adalah momen yang krusial.
"Duke, saya akan memberikan ramuan untuk membantu meredakan rasa sakit dan menurunkan demam. Tolong, tetaplah tenang," ujarnya, berusaha meyakinkan Gabriel. Dia mencampurkan ramuan dengan cepat, menggunakan semua pengetahuan medisnya untuk menciptakan obat yang dapat memberikan kelegaan.
Saat ramuan itu siap, Lily membawanya ke dekat bibir Gabriel. "Minumlah ini, Duke. Ini akan membantu." Gabriel menatap ramuan tersebut dengan skeptis, tetapi rasa sakit yang melanda membuatnya tidak punya pilihan lain. Dengan satu tarikan napas dalam, dia meneguk ramuan tersebut.
Rasa pahitnya menyengat lidahnya, tetapi saat ramuan itu mengalir ke tenggorokannya, Gabriel merasakan kehangatan yang menyebar di seluruh tubuhnya. Namun, dia juga merasakan kegelapan yang menggerayangi, seolah penyakit itu berusaha merenggut hidupnya. Tiba-tiba, dia merasakan pusing yang hebat, dan seolah dunia di sekelilingnya berputar.
"Gabriel!" teriak Lily, melihatnya terkulai lemah di ranjang. Dia segera meraih tangannya, menyalurkan kekuatan dan keberaniannya. "Kau harus bertahan! Aku akan melawan ini bersamamu."
Dia mengambil kain lembab dan membasahi dahi Gabriel, berusaha meringankan panas yang membakar tubuhnya. "Kita akan melakukan yang terbaik. Kamu tidak sendirian dalam pertarungan ini," bisiknya lembut, berusaha memberikan semangat pada Gabriel yang terbaring lemah.
Dengan penuh ketekunan, Lily mulai meracik ramuan lain, menggunakan semua pengetahuan medisnya. Dia mengambil akar jahe, daun mint, dan sedikit madu untuk mengobati rasa sakit dan menenangkan sistem saraf Gabriel. Dia mencampurkan bahan-bahan tersebut dalam wadah kecil dan memanaskannya untuk menciptakan infus yang hangat.
![](https://img.wattpad.com/cover/376670079-288-k432769.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Kesabaran di Antara Sakit
Historical FictionDuke Gabriel John Morgan, pewaris tunggal keluarga Morgan, hidup dikelilingi kemewahan namun menderita karena tubuhnya yang sering sakit-sakitan. Sikapnya yang keras dan penuh amarah lahir dari rasa tidak berdaya menghadapi penyakit yang terus-mener...