Dari kejauhan, suara lonceng gereja berdentang, menandakan pagi baru yang cerah di desa kecil di tepi hutan. Namun, di dalam hati Lily Abigail, tidak ada yang cerah tentang hari-hari yang dilaluinya. Ia bangun lebih awal dari biasanya, terbiasa dengan rutinitas yang keras dan penuh tantangan. Dalam balutan baju besi ringan, ia memandang bayangan dirinya di cermin, merefleksikan bukan hanya penampilannya, tetapi juga jalan hidup yang telah membawanya sampai ke titik ini.
Lily berasal dari keluarga petani sederhana di pinggiran kerajaan. Sejak kecil, ia diajarkan untuk menghargai kerja keras dan ketulusan. Namun, di balik kehidupan yang tenang dan damai, ada sesuatu dalam dirinya yang selalu menginginkan lebih. Saat usianya mencapai sepuluh tahun, dia menyaksikan serangan mendadak oleh sekelompok penjahat yang mengganggu desanya. Keluarga dan teman-temannya menjadi korban, dan Lily merasa putus asa, tidak berdaya, dan marah.
Lily Abigail lahir di sebuah desa kecil yang terletak di tepi hutan lebat, jauh dari keramaian ibukota kerajaan. Desa tersebut, meski sederhana, dikenal karena tanahnya yang subur dan komunitasnya yang erat. Keluarganya adalah petani biasa, yang menghabiskan hari-hari mereka mengolah lahan untuk menanam biji-bijian dan sayuran. Kehidupan mereka penuh dengan kerja keras, tetapi juga dipenuhi dengan kebersamaan dan keceriaan.
Masa Kecil yang Bahagia
Sejak kecil, Lily adalah anak yang ceria dan penuh semangat. Dia memiliki ikatan yang kuat dengan orang tuanya, terutama ibunya, yang selalu membagikan cerita tentang para pahlawan dan kesatria dari masa lalu. Ibu Lily sering menceritakan kisah-kisah legendaris tentang para pejuang yang melindungi tanah mereka dari ancaman, membangkitkan rasa ingin tahunya dan membuatnya mengidamkan kehidupan yang lebih dari sekadar kehidupan seorang petani.
Lily juga memiliki seorang adik laki-laki, David, yang selalu menjadi sahabat terbaiknya. Mereka menghabiskan waktu bersama, berlarian di ladang, menjelajahi hutan, dan berpetualang dalam dunia imajinasi mereka. Meskipun keluarga mereka hidup sederhana, mereka selalu menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan.
Sakitan dan Keberanian yang Terkubur
Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Ketika Lily berusia sepuluh tahun, tragedi melanda desanya. Sebuah kelompok penjahat menyerang, merampok dan menghancurkan apa pun yang mereka temui. Selama serangan itu, banyak warga desa menjadi korban, termasuk teman-teman dekatnya. Lily menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana keluarganya terpaksa bersembunyi, tidak berdaya, dan ketakutan saat penjahat itu meneror rumah mereka. Dia merasa putus asa dan marah karena tidak dapat melakukan apa-apa untuk melindungi orang-orang yang dicintainya.
Momen tersebut adalah titik balik dalam hidup Lily. Dia bersumpah untuk tidak pernah merasa tidak berdaya lagi. Ketika ketegangan mulai mereda, dia mulai mencari cara untuk melindungi desanya dan orang-orang yang dia cintai. Dia menghabiskan berhari-hari dengan bertanya kepada para kesatria yang datang untuk membantu desa, meminta mereka untuk mengajarinya cara bertarung dan melindungi diri.
Menjadi Murid Sejati
Lily dengan cepat menarik perhatian seorang kesatria terhormat bernama Sir Cedric, seorang mantan jenderal yang terkenal karena keberanian dan kecakapannya di medan perang. Sir Cedric melihat potensi dalam diri Lily dan setuju untuk melatihnya. Di bawah bimbingan Sir Cedric, Lily belajar berbagai seni bela diri, taktik tempur, dan strategi perang.
Namun, pelatihan Lily tidak terbatas hanya pada seni perang. Sir Cedric juga mengenalkannya pada dunia penyembuhan. Ia mengajarkan Lily tentang berbagai tanaman obat, cara merawat luka, dan bagaimana memahami tanda-tanda penyakit. Pengetahuan ini menjadi sangat berharga bagi Lily, mengingat banyaknya luka dan cedera yang dialami prajurit di medan perang.
![](https://img.wattpad.com/cover/376670079-288-k432769.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Kesabaran di Antara Sakit
Fiksi SejarahDuke Gabriel John Morgan, pewaris tunggal keluarga Morgan, hidup dikelilingi kemewahan namun menderita karena tubuhnya yang sering sakit-sakitan. Sikapnya yang keras dan penuh amarah lahir dari rasa tidak berdaya menghadapi penyakit yang terus-mener...