15

628 61 4
                                    

"Aku selesai..", ucap jungkung, lalu dia menaruh piring kotornya dan langsung pergi ke kamar.

Jimin melirik ke arah tae, tae yerlihat sedih karena JK mengabaikannya lagi

"Sana tidur tae, jk hyung sudah kekamar, susul lah, aku juga mau tidur, nuna sebaikknya juga sana tidur", ucap jimin yang juga sudah selesai makan dan menuju dapur menaruh piring kotornya

"Kau, pulanglah... hari ini JK sangat banyak masalah dikantor, kau hanya menambah bebannya. kau tak berguna untuknya, tapi dia membiarkanmu didekatnya, jadi sebaiknya kau tau diri.. jangan menjadi beban.. cukup tak berguna dan menjadi sampah untuk keluargamu saja... jangan bebani jung", ucap rene santai lalu pergi.

Air mata tae menggenang. Dia berjalan keluar rumah jk. Jimin yang melihatnya kembali berlari kearah pintu

"Tae, kau mau kemana, ini sudah malam", bentak Jimin sambil menarik tangan tae untuk masuk.

"Aku mau pulang, lepasin jiimmm"

"Kau bodoh atau apa.. ini sudah jam berapa? Bahaya tau",

"Aku mau pulaaanag" teriak tae

"Ada apa ini", ucap suga yang terbangun, menyusul ke depan pintu. Irene pun ikut kedepan pintu

"Kenapa kau teriak teriak tengah malam", ucap irene sinis

"Bukan urusanmu", balas tae

"Tapi ini rumah jung, dia butuh istirahat. Sudah kukatakan hari ini sangat berat untuknya, dan kau masih saja mengacau", ucap irene sambil mendorong kepala tae

"Kau hanya bocah tak berguna, kalau kau mau pergi, sana pergi",

Iren menyeret tae keluar rumah JK. Suasana sangat sunyi dan gelap. Iya mendorong tae hingga yerjatuh diteras rumah JK dan kembali masuk k kediaman JK lalu mengunci pintu

"Nuna Rene kau keterlaluan, buka pintunya", bentak jimin

"Bubar, kalau kau mau mengacau seperti sahabatmu, kau juga silahkan keluar", ucap rene berlalu sambil membawa kunci pintu utama bersamanya. Suga juga acuh balik ke kamarnya untuk tidur.

Jimin twrdiam, lalu suga membalik badannya

"Kau mau berulah juga, aku dan kami semua sedang lelah", ucap suga

Akhirnya jimin lari mengejar suga ke kamar.  Memilih tidur dengan kekasihnya.
.
.

Pukul 7 pagi, JK dengan kepalanya yang sangat pusing turun untuk sarapan

"Are u ok?"

"Yah im", ucapnya sambil menyantapnsarapan yang disiapkan rene.

"Ga, lo mau yang mana?"

Menunjuk nasi goreng, irenepun emngisi piringnya

"Jim, bam mau yang mana"

"Mau nasi goreng juga nunaa", jawabnya kompak

Mereka melahap makanannya dengan hikmat.

"Rene, gimana?"

"Gue yang handle.. lo ama suga fokus di projek kita dulu aj"

Jk tersnyum mengusak kepala rene, rene tersenyum dan menggeplak tangan JK

"Rambut gue anjir..."

Suga dan JK hanya tertawa. Setelah makan, rene langsung merapikan meja makan,

"Gue jalan dulu, kalo ada apa apap lagsun g gue kabari", ucap rene, mereka tos tosan dengan JK dan sugaz lalu rene juga mengajak tos jimin dan bambam...

Sambil berjalan, rene sempat menggusak rambut jimin dan bambam

"Belajar yang rajin adik adik",

"Baik nunaaaa", saut bambam, jimin hanya tersenyum

Kemarin malam jimin sangat benci dengan wanita itu, namun hari ini hatinya menghangat melihat perlakuan irena pada mereka semua. Cara dia memperlakukan jimin dan bambam sama dnegan caranya untuk suga dan JK.
.
.
.

.


"Taeee lo mau ngampus gaa?? Ayoo udah telat?", ucap jimin di depan pintu kamar tae

Tak ada balasan

"Taee ayoook, nanti selesai kuliah kita nonton", bambam

Masih tak ada sautan

"Yaudah kita cabut ya tae", jimin

Entah kenapa jimin mulai terganggu dengan sikab childish tae.. sejak bergaul dengan suga, jk dan rene, jimin dna bambam mulai tertular karakter mereka, tak mau terlalu memaksa orang lain, dan tak mau melayani kelakuann kekanak kanakan seperti tae.

.
.
.
.

Sudah seminggu tae menjauh dari JK dan sahabatnya, kalau berpapasan dikampus mereka pasti menghindar. Jimin dan bambam malas emrespon jadi membiarkan saja.

"Tae kenapa kau dan jimin sering diam diaman?", jin

"Ga"

"Kalian berantem?"

"Ga"

"Yaudah deh, ayo ke rumah JK, mau lagi pesta kecil kecilan,mereka mau barberquan",

"Ga mau, gue males", ucap tae lalu merebahkan dirinya disofa sambil menonton TV

"Sayang, ayo ke rumah nak jung", sapa bunda yang terlihat cantik

"Ayo mom, tapi tae ga mau ikut nih"

"Kanapa sayang, ayo kita kesana, tak enak sudah diundang nak jung"

"Gamau",

"Yasudah, mom dan kakamu pergi dulu ya",

Tae mengangguk. Hey dia juga mau ikut, tolong bujuk diaa...

Sudah pukul 10 malam namun masih bekum terlihat mom dan jin kembali kerumah, tae sudah kelaparan akhirnya dia memasak mie instan untuk mengganjal perutnua.

Satu sruputan mie instan, terdengae suara pintu terbuka, itu jin dan irene.. mereka mengampiri tae yang sedang makan mie

"Mom senang sekali lo, nak jung dan irene sangat serasi"

"Iya mom, nuna irene itu senior kami, dia sangat bisa diandalkan, mereka memang sangat serasi"

"Iya, mom setuju, mudahan mereka berjodohnya"

TAK

Terdengar bunyi sumpit dibanting. Mom dan jin langsung menoleh ke tae

"Kenapa nak?"

Bukanya menjawab, tae malah lari ke kamarnya. Dia menghambur ke kasirnya dan menangis. Entah apa yang ditangisi tae, dia bukan lagi calon istri JK, bukan pacar JK bahkan bukan sirkel pertemann JK, namun hatinya sakit mendengar mom dan jine mendukung jk dengan mak lampir seperti irene

YOUR EYES (KookV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang