Ashana | 12 |

53 14 0
                                    

"Haduhhh! Keknya aku lupa bawa baju olahraga deh, Kenya." Ujar Asha setelah mengubek-ubek isi tasnya.

Kenya langsung mendekat, ikut mengubek-ubek tas temannya itu.

"Kok bisa tidak di bawa sih Asha?" Tanya Kenya. Asha cemberut.

"Aku tidak tahu juga. Padahal tadi pagi Asha taruh baju olahraga nya tepat di samping tas Asha lho." Gadis itu tampak mengingat-ingat.

"Apa jangan-jangan Asha lupa masukin ya?"

Kenya menggelengkan kepalanya. Dia menghela napas.

"Jadi ini gimana? Pak Bruno itu serem banget lho kalau tahu ada muridnya yang tidak bawa baju olahraga pas jam pelajarannya."

Asha semakin cemberut. Tubuhnya melemas.

"Ya mau gimana lagi, biarin saja deh hari ini Asha kena marah sama pak Bruno."

Kenya berdecak. Dia melirik setiap teman kelas mereka yang sudah keluar kelas.

"Coba kita pinjem sama teman aku di kelas XI Mipa 1." Ujarnya. Lalu menarik tangan Asha.

"Seingatku dia pernah bilang kalau dia ada mata pelajaran olahraga juga sama kayak kita. Tapi di jam terakhir."

Asha mengangguk saja.

Sampai kemudian...

"Kenya tadi bilang kelas berapa?"

Kenya menoleh. "Kelas XI Mipa 1. Kenapa?"

Kedua mata gadis itu melotot. Senyuman lebarnya perlahan terukir.

"IHHH, ITU KAN KELAS GENTA!!!" Kenya terkejut ketika kini gantian Asha yang malah menarik tangannya. Gadis itu cukup kesulitan untuk menyamakan jejak kaki Asha yang terlihat begitu bersemangat.

"Asha tidak jadi deh pinjam baju sama teman Kenya." Ujar gadis itu. Semakin dekat dengan kelas Genta, senyum manisnya semakin terukir.

"Karena Asha berubah haluan mau pinjem baju punya Genta saja xixixi."

°°°

"Ada gurunya lagi." Bisik Kenya setelah mereka berdua tiba di kelasnya Genta.

Asha terdiam. Dia mengintip dari sela-sela pintu. Terlihat murid kelas XI Mipa 1 sangat tenang dalam mengikuti pelajaran. Semuanya fokus. Tidak ada yang bermain. Gadis itu mengetuk-ngetuk pipi nya.

"Asha ketuk saja deh pintunya."

"Eh Asha tung-" Sebelum Kenya melarang, Asha sudah lebih dulu mengetuk pintunya. Kenya pun buru-buru bersembunyi ke arah samping.

Tok.

Tok.

Tok.

"Permisi buuu~" Asha membuka sedikit pintunya. Dan semua pandangan kini tertuju ke arah gadis itu.

Genta yang melihat kehadiran Asha lantas mengerutkan kening.

"Pasti Asha mau cari kamu Genta." Bisik Vante. Menaikkan alisnya beberapa kali.

Genta refleks mendorong wajah temannya itu agar menjauh.

"Ngasal!" Decaknya.

"Kenapa nak?" Tanya guru yang sedang mengajar. Asha memilin tangannya, lalu melirik Genta yang duduk di pertengahan kelas.

"Maaf bu, Asha izin mau panggil Genta sebentar."

Genta terkejut. Vante menyenggol lengan pemuda itu.

"Benar kan tebakanku?" Genta tidak menghiraukan. Matanya terfokus ke arah Asha yang melambaikan tangan ke arah nya.

"Genta, kamu boleh keluar dulu." Ujar guru tersebut. Genta mengangguk.

"Terima kasih buuu!" Seru Asha semangat. Guru itu mengangguk.

"Ada apa?" Tanya Genta setelah keluar dari kelas. Matanya melirik Kenya yang menunjukkan senyum tipis ke arah nya.

Asha menatap Genta yang lebih tinggi dari nya.

"Asha hari ini ada mata pelajaran olahraga, tapi Asha lupa bawa bajunya..."

"Terus Asha dengar dari Kenya kalau hari ini kelas Genta juga ada mata pelajaran olahraga..."

Genta mendengarkan perkataan gadis itu dengan seksama.

"Nah,,, tujuan Asha ke sini itu mau pinjem baju olahraga Genta." Lanjutnya. Genta menatap Asha yang menunjukkan tatapan memelasnya.

"Asha boleh tidak pinjem baju olahraga Genta?" Genta diam.

"Kalau tidak boleh ya tidak apa-apa sih, kan masih ada teman Kenya yang bisa pinjamin bajunya buat-"

"Bisa." Potong Genta.

"Hah?"

"Iya. Kamu boleh pinjam baju olahraga aku." Asha menerbitkan senyum nya.

"Wahhh. Asha pikir tidak boleh hehehe." Lanjutnya. Matanya berbinar cerah.

"Terima kasih Genta!"

"Iya."

°°°

"Bajunya kebesaran di kamu Asha." Ujar Kenya setelah Asha keluar dari toilet.

Asha memperhatikan tubuhnya di cermin. Lalu memutar tubuhnya beberapa kali.

"Tidak apa-apa. Malah enak kalau bajunya besar gini. Jadi kan lekukan tubuh Asha tidak kelihatan." Ujarnya. Masih memutar-mutar tubuhnya dengan senyuman manis.

"Gila ih, wangi banget baju Genta." Asha menjulurkan ujung pakaian milik Genta ke Kenya.

"Coba Kenya cium, wangi banget lho."

Kenya menurut. Dia pun mencium aroma pakaian milik Genta.

"Iya. Wangi banget." Asha tersenyum manis. Dia memeluk tubuhnya erat.

"Kalau pakai baju ini, Asha berasa dipeluk sama Genta selama mata pelajaran olahraga." Gadis itu menghayal dengan senyum lebar yang terus terukir.

Kenya menggelengkan kepalanya.

Dasar Asha.

°°°

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AshanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang