Ashana | 19 |

76 14 0
                                    

Genta melirik sebentar ke arah kotak makan yang kini berada dalam genggamannya.

Posisi pemuda itu saat ini tengah berdiri di depan pintu kelas milik Asha. XI IPS 4.

Dan karena gugup, Genta Sesekali menarik napasnya dengan pelan.

Banyak murid dari kelas Asha yang menatap aneh sekaligus penasaran dengan keberadaan Genta yang berdiri di depan kelas mereka ketika jam istirahat.

Seperti tengah menunggu seseorang.

Tapi sepertinya itu memang benar.

"Lho? Genta?" Asha yang keluar dari kelas paling akhir bersama Kenya di buat kaget karena keberadaan pemuda itu di depan kelasnya.

"Genta ngapain di sini? Padahal Asha baruuu saja mau nyamperin ke kelas Genta." Ujar gadis itu. Menerbitkan senyumnya.

Genta mengulum bibirnya.

Asha yang masih kebingungan karena kedatangan pemuda itu pun lantas melirik sebuah kotak makan yang ada di tangan Genta. Keningnya mengerut.

"Lalu, itu Genta bawa apa?"

Genta tersentak karena pertanyaan tersebut. Dengan gerakan kaku dia menyodorkan kotak makan tersebut ke Asha. Asha menatap kotak makan itu dengan raut kebingungan.

"Buat kamu..." Genta berdehem singkat setelah mengatakan hal demikian. Lain halnya dengan Asha yang melebarkan senyumnya. Gadis itu merasa sangat senang.

Kenya yang tidak ingin mengganggu mereka pun izin lebih dulu kepada Asha untuk pergi ke kantin.

"I-ini serius buat Asha?" Mata gadis itu berbinar dengan sangat cerah. Selayaknya menatap sebuah pemandangan cantik dari atas sebuah pegunungan. Jantungnya pun mulai berdetak dengan sangat kencang.

"Iya. Mami titip buat kamu." Balas Genta. Masih dengan tangannya yang menyodorkan kotak makan.

Dengan perasaan haru dan bahagianya Asha langsung mengambil bekal tersebut.

"Terima kasih Gentaaa! Dan terima kasih juga buat tante Celina." Gadis itu berujar dengan wajah ceria. Genta mengangguk. Ikut tersenyum karena raut wajah yang gadis itu tampilkan.

"Ya. Sama-sama."

"Lalu ini..." Kini gantian Asha yang menyodorkan kotak makan miliknya ke Genta. Genta menatap kotak makan tersebut.

"Asha hari ini juga bawain Genta bekal." Genta kemudian menerima bekal tersebut dari tangan Asha.

"Asha juga bawa air yang Asha masak sendiri lhooo. Nanti Genta makan sama minum ya?"

Genta mengangguk.

"Terima kasih, Asha." Asha tersenyum manis.

"Kalau Genta mau, ayo kita makan bekal nya barengan!"

"Barengan?"

"Iya! Kita makan di sana yuk?" Asha menunjuk sebuah meja dengan kursi panjang yang berada di bawah pohon besar; berada tepat di pinggir lapangan.

Genta mengikuti arahan Asha.

"Jadi, bagaimana? Genta mau kan?"

Genta tersenyum tipis ketika melihat binar harapan di mata gadis itu.

"Oke. Mari."

Asha semakin tersenyum riang. Lantas dengan gerakan semangat dia langsung menarik Genta untuk duduk di sana.

°°°

"Ya ampunnn, masakan tante Celina enak sekali!!!" Sambil memuji, tubuh gadis itu bergoyang kesana kemari.

"Masakan ibu nya Asha juga enak." Balas Genta. Asha tersenyum senang.

"Masakan ibu Asha mah memang enak... Eummm, satu tingkat lebih tinggi lah dari tante Celina. Eh tidak-tidak... Semuanya enak! Tidak ada tingkatan-tingkatan!!" Celoteh Asha dengan mulut yang terisi penuh.

Sembari tersenyum tipis akan tingkah Asha, Genta menggelengkan kepalanya.

"Mami aku juga ada titip buat kamu." Ujar Genta.

"Benarkah itu?"

"Iya."

Asha tersenyum manis. "Jika benar begitu, maka Asha juga titip salam ya buat tante Celina!"

Genta mengangguk.

"Oh ya, Genta..."

Genta menatap Asha.

"Lily sepertinya kangen sekali deh sama poppy nya..."

"Eum... Atau mungkin sama Luca juga."

Genta hampir tersedak karena perkataan tersebut.

Dia terkadang masih merasa aneh dengan panggilan poppy yang di kasih Asha untuknya.

"Eh, Genta tidak apa-apa? Ini-ini minum dulu air yang Asha masak sendiri." Dengan raut wajah panik Asha menyodorkan botol air ke arah Genta.

Genta menerima air tersebut dan langsung meneguknya.

"Genta itu ih, hati-hati makannya. Kamu jadi tersedak kan!" Oceh Asha. Wajahnya masih panik.

"Iya." Genta membalas dengan tenang. Tapi tidak dengan telinganya yang memerah.

"Asha lanjutin lagi yaaaa soal cerita Lily?"

Genta mengangguk.

"Nah, Asha bisa bilang seperti itu.. Karena setelah kemarin kita pulang dari kafe. Lily bawaannya gelisahh mulu..."

"Asha juga sudah kasih makan, kasih minum, tapi Lily-nya tidak mau. Asha sedih sekali Genta~."

"Maka dari itu, ayo nanti Genta temui Lily. Dan Asha yakin Lily pasti akan senang karena bertemu dengan poppy-nya."

"Iya. Nanti pulang sekolah aku akan mampir ke rumah kamu."

"No. Tidak perlu ke rumah Asha." Asha langsung menggeleng.

Kening Genta mengerut. Lain halnya dengan Asha yang kembali menerbitkan senyumnya.

"Karena Asha sendiri sudah bawa Lily ke sekolah hehehe."

"Apa?"

°°°

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AshanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang