Ashana | 15 |

65 16 0
                                    

"Mami, Genta pulang." Ujar pemuda itu ketika memasuki rumah.

Celina langsung datang menghampiri.

"Tumben agak telat, kumpul main dulu sama temanmu ya?"

"Tidak." Balas Genta. Mata Celina kemudian tertuju ke arah paper bag dengan logo toko kue yang ada di tangan Genta.

"Terus apa ini yang kamu bawa."

Genta melirik paper bag tersebut. "Ah, ini..." Lalu memberikannya ke Celina.

"Tadi Genta mampir bentar ke toko kue milik Ibu Asha." Ujarnya. "Lalu kue ini pemberian dari ibu Asha." Tunjuknya pada paper bag yang dipegang Celina.

Kening Celina mengerut. "Asha?"

"Iya."

"Asha yang dulu tetangga kita? Putri dari Evelyn."

Genta mengangguk. "Terus kata tante Evelyn dia kangen pengen ketemu sama mami."

Celina mengangguk. Dia menerbitkan senyumnya.

"Sejak kapan kamu dekat sama Asha, hm?" Tanya Celina dengan senyuman cerah. Genta terdiam. Dia baru sadar jika selama ini dirinya belum cerita ke Celina bahwa dia satu sekolah dengan gadis itu.

"Be-belum lama sih mi." Balas Genta. Celina masih mempertahankan senyumnya.

"Padahal dulu kamu sama Asha tidak pernah dekat walau tetanggaan..."

"Lalu sekarang, tanpa di duga kalian dekat... Mana pake mampir ke toko kue milik ibu Asha lagi." Celina tersenyum; menggoda putranya.

"Atau jangan-jangan kalian berdua pacaran ya?" Genta melotot. Spontan menggeleng cepat.

"Apaan sih mi! Ngasal banget ngomongnya."

"Apa nya yang ngasal? Memang faktanya bukan?"

"Tidak." Balas Genta.

"Tidak usah bohong deh." Celina mencuil hidung mancung putranya. Senyumnya pun semakin terukir ketika mengingat sesuatu.

"Ohh, jangan-jangan foto yang kamu lihatin waktu itu foto nya Asha ya?" Telunjuk Celina terulur ke wajah putranya. Lalu memutarnya beberapa kali di sana. Genta kelabakan di posisinya.

"Ck, mami sok tahu!" Gerutu Genta. Memalingkan wajahnya.

Celina tertawa. Wanita itu semakin gencar menggoda Genta.

"Sudah mengaku saja, jangan berbohong~" Ujar Celina. Dia kembali tertawa ketika melihat telinga Genta yang memerah. Ah, gemasnya!

"Kalau kamu memang pacaran sama Asha, mami bakalan dukung kalian seribu persen kok!" Seru Celina heboh.

"Asal kamu tahu saja, mami suka banget sama Asha waktu masih tetanggaan. Apalagi Evelyn yang suka sama kamu..."

"Jadi intinya, mami sama Evelyn sempat ada rencana mau jodohin kalian berdua."

"Ehhh belum lah di jodohin, tahu nya kalian sudah dekat duluan. Apa tidak bahagia Evelyn ketika lihat kamu pacaran dengan putrinya."

"Mami. Genta tidak pacaran sama Asha." Genta mencoba kembali meluruskan.

"Kalau belum pacaran ya tidak apa-apa... Pendekatan saja dulu, entar juga kalian bakalan pacaran kalau sama-sama suka xixixi."

Genta melirik datar Evelyn. Perkataan mami nya itu semakin ngawur saja.

"Eh iya... Nanti kalau kamu kembali bertemu dengan Asha, mami titip salam ke dia ya. Bilangin mami pengen ketemu sama dia... Dan juga bilangin ke Asha, kalau mami juga kangen sama ibu nya..."

Genta mengangguk.

"Sudah lama sekali mami tidak melihat mereka berdua. Apalagi Evelyn sibuk dengan usaha kuenya." Celina melengkungan bibirnya ke bawah. Hanya beberapa saat. Karena di detik berikutnya wanita itu kembali tersenyum.

"Sekarang mami mau lihat, kue apa yang di bawain Evelyn buat mami." Riangnya. Matanya kemudian melirik putranya yang masih diam di posisinya.

"Kamu mending pergi ganti baju dulu sana. Nanti mami potongin kuenya kalau kamu mau."

"Iya." Genta pun mulai melangkah untuk pergi ke kamarnya.

"Mami." Panggil Genta saat baru menginjak undakan tangga.

"Iya?" Tanya Celina.

Genta berdehem singkat. Dia baru ingat akan pesan Evelyn padanya.

"Tadi tante Evelyn bilang. Katanya dia mau mampir ke sini sama Asha."

Mata Celina berbinar cerah mendengar hal itu.

"Kapan?"

"Belum tahu juga, tapi kata tante Evelyn kalau dia tidak sibuk... Dia akan mampir ke sini buat silahturahmi."

"Baiklah!! Akan mami tunggu kedatangan mereka!" Semangat Celina. Dan wanita itu semakin merasa senang di posisinya ketika melihat kue brownis lumer yang dibawakan Evelyn untuk nya.

Dan Genta yang melihat wajah bahagia maminya itu lantas tersenyum kecil. Sebelum kemudian kembali melanjutkan langkah untuk masuk ke kamarnya.

°°°

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AshanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang