"apa adikku baik-baik saja?".
Tanyanya pelan sambil menatap sang adik.
Orang itu terkekeh melihat mark yang hanya diam menatapnya
"Hei...kau sedang melihat apa?".
Mark tergagap
"Eh maaf".
Huhuuu malu banget, ia ingin kabur rasanya. Mark ketahuan memandang wajah tampan yang ia yakini itu adalah Jeno, kakak dari jeano.
Pemuda tampan itu terlihat seumuran sama dia.
Jeno tersenyum menatap mark
"Apa kau sibuk malam ini?".
"T-tidak tuan".
"Bisa kah kau menginap di sini? Jeano sepertinya nyaman bersamamu".
Jeno menatap adiknya yang bergelut dalam dekapan mark.
"Tapi, apa orang tua kalian mengizinkanku?".
"Justru mereka yang memintaku agar kau bisa menginap di sini".
"B-benarkah?".
Jeno mengangguk
"Bisa?".
"Bisa, tuan".
Jawab mark yang kini menoleh pada bocah di dekapannya.
Jeno tersenyum lalu mendekat untuk mengusap rambut jeano.
Saking dekatnya, bahkan wajah mark hampir bersentuhan dengan wajah Jeno jika ia tak memundurkan sedikit badannya.
"Good night".
Baru Jeno ingin menjauhkan tangannya dari kepala adiknya, jeano tiba-tiba terbangun dan langsung menggenggam tangan sang kakak.
"Kakak juga harus temenin Jean tidur".
Ucapnya yang mampu membuat kedua pemuda itu saling tatap.
Jeno kembali menoleh ke arah jeano
"Baiklah".
Mark membulatkan mata tak percaya, ia kira permintaan itu akan di tolak.
Duhh jadi makin gak enak ini suasananya, mereka seperti sedang menemani anaknya tidur.
Jeno mengambil bagian kiri kasur dan berbaring di sana, segera jeano menggenggam tangan sang kakak dengan tubuhnya yang masih di dekapan mark.
Mata kecilnya tertutup, menyamankan diri di antara keduanya. Jeno juga ikut memejamkan mata tapi tidak dengan namja manis itu. Ia masih terjaga.
"Apa kau tak ingin tidur?".
Tanya jeno seraya membuka matanya menatap mark yang masih menyandar pada headboard.
"A-aku____".
"Tak apa, tidur lah. Jangan sampai kau sakit dan terjaga hanya karena canggung dengan kami".
Ucap jeno dan setelahnya kembali menutup mata.
Mark gelagapan, bagaimana Jeno tahu jika dia sedang canggung sekarang.
Tak ingin membuat tidur kedua adik kakak itu terganggu, mark ikut membaringkan diri perlahan tanpa melepas dekapan jeano lalu memejamkan matanya.
Tanpa ia sadari seseorang sedang menyeringai tipis.
'He's very cute'
***
05:20 pagi
Mata bulat itu terbuka mengerjap lucu berusaha menerima cahaya yang masuk ke dalam indra penglihatannya.
Mark terbangun lebih dulu, menoleh ke samping ternyata jeano masih memeluknya.
Hari ini mark ada kegiatan konsultasi kesehatan pada pasiennya di rumah sakit. Ia harus bekerja jika gajinya tak ingin di kurangi.
Mark menatap dua orang yang masih menyelami mimpinya.
Perlahan ia melepaskan diri dan pergerakannya itu berhasil membuat jeano terganggu.
Anak kecil itu terbangun
"Kakak~".
Panggilnya dengan nada lemah.
Mark yang melihat itu segera membawa jeano ke pangkuannya.
Ia terkejut ketika merasakan badan jeano semakin panas
"Kita ke rumah sakit, oke?".
"Gak mau, kakak di sini aja".
Mark terdiam sejenak.
Yang mana yang harus ia pilih?
Pekerjaan atau jeano?
Kembali ia menatap anak itu
"sekarang Jean mau apa?".
Jeano nampak berpikir
"Mau ke balkon".
"Balkon?".
"Hm".
Ia menunjuk pintu lain dari kamar itu.
Mark menatap ragu
"Kita ke sana?".
"Eum".
"Baiklah, ayo".
Mark menggendong jeano, membawanya menuju balkon kamar milik anak itu.
Meninggalkan Jeno yang masih terlelap dan pasti akan mencari keduanya ketika ia bangun nanti.
Nomark
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
true love {Nomark} End✓
Teen FictionMark seorang dokter yang waktu itu mendapat telpon dari donatur rumah sakit memintanya untuk datang ke mansion besarnya. Jeano, si bungsu keluarga Jung sedang sakit dan butuh perawatan. Di sini awal mula mark bertemu dengan si sulung yaitu Jung Jeno...
