"iya, pa. Aku serius".
"Kalau itu keinginan mu, papa tak bisa berbuat apa-apa".
"Mama?".
"Papa tidak tahu mama mu setuju atau ti______________".
"Tentu mama setuju, Jeno. Kalian harus segera terikat hubungan, mama sangat ingin punya cucu soalnya".
Jeno terkekeh mendengarnya.
"Jaga dia ya, Jeno. mark pasti merasa kesepian selama ini".
Ucap taeyong dengan suara menyendu.
Setelah mendengar identitas dokter manis itu dari sang anak, taeyong semakin ingin menjadikan mark bagian dari keluarganya.
Taeyong memang sudah menyukai anak itu dari awal.
"Iya, ma".
________________________
Ceklek
"Mark, apa kau di dalam?".
Tak ada sahutan, Jeno pun masuk ke kamar tamu itu lalu telinganya mendengar gemericik air dari kamar mandi.
Dirinya mendudukan diri pada sofa kecil yang ada di sana.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya si dokter manis itu keluar setelah selesai dengan acara mandinya.
Jeno yang melihat itu tertegun menatap mark dengan balutan bathrobe sedang diam membeku ditempat ia berdiri.
Merasa di pandang terus-terusan, mark dengan langkah canggung nya mendekati lemari, mencari pakaian untuk ia gunakan.
'mana sih?'
Kesal, mark tak kunjung menemukan bajunya, mungkin karena tergesa-gesa ingin segera pergi dari hadapan Jeno, barang"nya yang berada didalam lemari menjadi acak dibuatnya.
Jeno menatap punggung ramping itu dari belakang pun menyeringai tipis, kakinya di bawa melangkah mendekati dokter itu.
Mark terlonjak kaget saat sepasang tangan melingkari pinggang ramping nya, bahunya di jadikan tumpuan dagu orang di belakangnya.
"Mencari apa, hm?".
"A-aku.... j-jen".
Lirih mark saat leher putihnya di endus dengan hidung bangir Jeno.
"H-hentikan...".
Ucapnya berusaha membebaskan diri.
Tanpa merespon, Jeno membalikkan badan itu dengan cepat dan semakin mempersempit jarak.
"J-jen.....".
Mark menahan dada bidang Jeno yang sama sekali tak berniat untuk menjauh.
Seolah tuli, satu kata pun tak ada yang di balas, Jeno semakin mendekatkan wajah tampannya membuat mark memejamkan matanya dan menutup rapat-rapat bibir cherrynya.
Jeno terkekeh melihat wajah manis itu, ia berhenti dari kegiatannya.
Namun, masih dengan posisi yang sama, tangan Jeno yang melingkari pinggang ramping si manis dan tangan mark yang menahan dadanya.
Ketika tak ada pergerakan lagi, mark membuka matanya, Jeno segera mengusakkan hidung bangirnya pada hidung mungil milik sang kekasih.
Setelah puas dengan perlakuannya, Jeno menjauhkan wajahnya. Menatap gemas pada mark yang menekuk wajahnya kesal.
"Kenapa, hm?".
"Pikir sendiri".
Jawab mark memalingkan wajahnya membuat Jeno terkekeh kecil.
"Oh? Kau ingin aku melakukannya lagi?".
"Yak, Jung je________".
Protes mark terhenti ketika sebuah cincin indah berada di depan matanya.
"A-apa ini?".
Jeno tak menjawab, tangan mark ia tarik lalu memasangkan cincin itu ke jari manisnya.
"J-jen.....".
"Lihat ini".
Jeno memperlihatkan jarinya yang juga sudah terselip cincin di sana.
"Aku ingin membawa hubungan ini ke jenjang yang lebih serius, mark. Aku mau kau jadi milikku secepatnya".
Mark memandang sendu.
"Aku_________
________tidak bisa".
Nomark
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
true love {Nomark} End✓
Novela JuvenilMark seorang dokter yang waktu itu mendapat telpon dari donatur rumah sakit memintanya untuk datang ke mansion besarnya. Jeano, si bungsu keluarga Jung sedang sakit dan butuh perawatan. Di sini awal mula mark bertemu dengan si sulung yaitu Jung Jeno...
