열다섯

4.6K 253 0
                                        

Jeano meminta mark untuk membawanya menuju kamar sang kakak jika si empunya sudah pulang, pintu pun di buka perlahan memperlihatkan sosok yang sedang beristirahat di atas kasurnya.

"Kak jeno~".

"Ya?".

Terlihat wajah lelah yang Jeno berikan pada mereka membuat mark tak tega untuk mengusiknya, tapi kalo jeano sendiri yang meminta ya mark harus berbuat apa?

"Mark, kenapa berdiri di sana? Kemari".

Mark pun melangkah mendekati kasur Jeno.

"Kau tak penat menggendong adikku seharian? Tubuhnya gembul pasti kau keberatan".

Mark melirik jeano yang sepertinya kesal atas ucapan sang kakak.

"Tidak, aku sangat senang bersama jeano".

"Kak Jeno iri ya, kalo gak mau Jean di gendong sama kak dokter mending kak Jeno aja yang gendong Jean".

"Dih siapa yang mau? Badan gendut mau di gendong".

Jeano yang semakin kesal Pun meminta mark untuk menurunkan nya.

Lihat apa yang akan ia lakukan kali ini. Kakaknya ini harus di beri pelajaran!

"Yak jeano!".
Protes Jeno saat adiknya main lompat ke arahnya, bahkan pukulan juga ia dapatkan.

"Rasain, huh salah siapa ngejek badan Jean gendut".

"Loh? Salah apanya? Jean memang  gendut, lihat ini".
Jeno megang pipi embul sang adik sebagai bukti bahwa perkataannya benar.

Mark yang jengah pun hanya diam melihat interaksi keduanya yang tak ada habisnya, suka sekali Jeno ngegoda adiknya sampai menangis.

"Hiks jahat! Kak Jeno jahat! Jean mau tinggal sama kak dokter aja!".

"Kan kak dokter maunya sama kakak, gimana dong?".

"Huwaaaa".

Tangisan anak itu semakin nyaring, ia tak terima jika sang kakak mengambil dokter manis itu darinya.

"Gak mau hiks kak dokter cuma punya jean!".

"Yaudah, ntar kakak culik dia dari Jean".

"Gak hiks gak boleh!".

Mark memandang bergantian dua Jung bersaudara itu, sepertinya tak baik mengganggu meraka yang sedang asik adu mulut seperti sekarang.

Persetan dengan dia yang jadi bahan rebutan.

Mark akan ke dapur membuat makanan, ingin memasak ala rumahan karena di sini para maid hanya bisa membuat makanan ala restoran.

Dengan diam-diam, mark perlahan keluar tanpa di sadari keduanya yang masih main gelut-gelutan.

Huh, lucu sekali. Yang satu penggoda, yang satu baperan.





_______________________

Mark lagi goreng ayam, saking sibuknya sama peralatan dapur hingga gak nyadar itu Jeno sudah ada dekat kulkas pengen ngambil air minum setelah beres ngurus adiknya yang bawel.

Ternyata sangat melelahkan ngajak jeano berdamai setara dengan ngurus pekerjaan, pikirnya.

"Aww shh".

Mark tergagap ketika lengannya di tarik tiba-tiba, Jeno meniup punggung tangannya yang terkena cipratan minyak panas.

Mata bulatnya menatap diam wajah tampan yang kini mengusap kulitnya dengan hati-hati.

Kena nya cuma sedikit tapi kenapa Jeno terlihat sangat khawatir?

"Kau tak apa?".

"Y-ya".

Mark menarik tangannya dari Jeno dan melanjutkan acara masaknya.

Sudut bibir jeno terangkat saat melihat wajah manis itu me-merah karena ulahnya.

Selain jeano sepertinya Jeno akan sering menjahili mark juga.

"Hei, ada apa dengan wajahmu?".

"A-apa? A-aku_____".

Mark menggantung kalimatnya saat menyadari Jeno mendekat tepat ditelinganya.

"Tak perlu beralasan karna aku pun sudah tahu, cepat selesai kan masakanmu, aku ingin segera menyantapnya".

Bisa mark lihat tatapan sensual yang ia dapat membuat nya kembali menuntaskan kegiatannya karena tuan rumah sepertinya sudah tidak sabar untuk memakan buatannya.

Yahh, itu pikirnya.

Nomark

TBC

true love {Nomark} End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang