Mata bulat itu terbuka, mengerjap sebentar lalu menatap sekitar.
Sejak kapan ia ada di sini?
'j-jeno?'
Mark beranjak dari rebahannya, melangkah keluar mencari keberadaan Jeno.
"Tidak ada?".
Apartemen nya benar-benar kosong, tak ada seorang pun selain dirinya.
Mark kembali masuk ke kamarnya, berjalan guntai ingin kembali tidur.
Jujur saja ia masih ngantuk sebenarnya.
Baru ingin merebahkan diri, mata bulat nya tak sengaja melirik ke arah kanan tepat pada meja kecil itu.
Tangannya meraih kertas berisi tulisan yang ia yakini ini adalah tulisan Jeno.
'apa kau sudah bangun? Maaf membuat mu tak nyaman semalaman karena aku, maaf jika aku pergi tanpa memberitahu mu, aku akan mengirimi mu pesan jika waktu luang ku tiba nanti'
-Jeno-
Tak sadar mark tersenyum malu membaca isi surat itu, jantungnya berdegup kencang dua kali lipat dari biasanya.
Apa Jeno juga yang menggendong nya sampai kamarnya?
Hahh tidak! Dia tidak boleh gila seperti ini.
Ting
Notifikasi ponsel terdengar mengusik atensinya, mark segera meraih benda persegi itu.
xxxxx
'apa kau sudah bangun?'
Mark mengernyit bingung
'ya?'
xxxxx
'aku Jung Jeno, mark'
'eoh, maaf kan aku'
Jeno
'tak apa,
apa nomorku sudah kau simpan?'
'iya'
Jeno
'maaf soal yang tadi'
Mark tersenyum malu.
Oh tidak, dia masih mengingatnya.
'tidak apa'
Jeno
'hm, aku akan membawa jeano menemui mu lain kali,
Manager ku memanggil, aku akan menghubungimu kembali'
'aku akan menunggu kalian'
Mark menutup layar persegi itu, meletakkannya di atas nakas, lalu kembali merebahkan diri.
Mark menggigit bibirnya gemas, tak bisa menyembunyikan senyuman yang sedari tadi ia tahan, tangannya memukul kecil guling di dekapannya.
Ini sangat tidak aman untuk jantungnya.
'Tidak! Jangan seperti ini, markeu!!!'
***
"Mark? Kamu senyum-senyum gitu bikin aku ngeri liatnya".
"Hah? G-gak ada".
Ucap mark gelagapan.
Renjun natep temannya curiga
"Masa sih? Atau mungkin kamu udah punya pacar ya?".
"Ih, jauh banget mikirnya sampe situ ".
"Ya siapa tau kan".
"Udah ya jangan bahas itu lagi, kamu mau ikut ke kantin gak?".
Renjun mengangguk lalu mengekori mark yang jalan duluan menelusuri lorong menuju kantin rumah sakit.
_______________________
Mark kini sedang duduk pada kursi tak jauh dari rumah sakit tersebut menunggu taksi online nya untuk datang.
Ketika ia sibuk dengan ponselnya, suara klakson mobil terdengar dan berhenti tepat di depannya.
Orang itu keluar dari mobil.
"Mark...".
Yang di panggil segera membungkuk
"Kun hyung?".
Yap, orang itu qian kun adalah dokter senior mark.
"Apa kau belum pulang?".
Mark menggeleng, bersamaan dengan itu sebuah notifikasi ponselnya berbunyi.
Si supir mengiriminya pesan bahwa ia tak bisa menjemput mark karena suatu kendala yang memungkinkan ia tak bisa datang.
"Kenapa?".
Tanya kun saat melihat ekspresi wajah manis itu.
"Supir nya gak bisa datang, hyung".
Mendengar itu, kun tersenyum lebar
"Ikut denganku, aku akan mengantar mu pulang".
Mark mengangguk
"Terima kasih".
"Sama-sama".
Kun jalan duluan dan membukakan pintu mobil untuk mark lalu berjalan ke arah kemudi.
Tanpa mereka sadari, seseorang sedang menatap kesal dari kejauhan.
"Siapa dia?".
Tanyanya pada angin lalu.
Drttt
"Halo, Jen".
"Ya, ma?".
"Kamu kok belum pulang? Sibuk banget ya?".
"Gak kok, ini aku mau pulang".
"Yaudah, hati-hati ya".
"Hm ".
Jeno berbalik arah mengendarai mobilnya, niat ingin menjemput mark eh malah keduluan yang lain.
Nomark
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
true love {Nomark} End✓
Teen FictionMark seorang dokter yang waktu itu mendapat telpon dari donatur rumah sakit memintanya untuk datang ke mansion besarnya. Jeano, si bungsu keluarga Jung sedang sakit dan butuh perawatan. Di sini awal mula mark bertemu dengan si sulung yaitu Jung Jeno...
