스물넷

3.3K 210 1
                                        

"Jean, jangan lari nanti jatuh".

"Occhi nya nakal kak dokter, Jean harus tangkap dia biar gak kabur lagi".
Jawab Jeano yang sibuk mengejar kucing gendut berwarna Oren.

Tentu ada mark yang senantiasa memfokuskan perhatiannya pada bocah itu. Kursi yang berada ditengah taman tersebut sebagai tempat duduknya dengan satu kucing berwarna putih di pangkuannya.

"Lulu, teman mu nakal ya?".
Tanyanya pada kucing putih itu.

"Meowww~"

Tak lama setelah lulu mengeong, si occhi datang dan naik ke atas kursi yang mark tempati untuk menemui temannya itu.

"Hah hah capek, kak".
Keluh jeano menghampiri mereka.

Mark yang melihat itu segera melepas Lulu lalu membiarkan kedua kucing itu kembali bermain ditaman tersebut.

Ia beralih mengangkat jeano ke pangkuannya.

"Capek, hm? Mau minum?".

"Eum".

Mark mengambil botol air yang sudah di siapkannya sedari tadi lalu memberikannya pada bocah tampan itu.

"Jean mengantuk".
Gumam jeano yang menyandarkan kepala pada dada mark.

"Bobo aja, sayang".

Tak butuh waktu lama, bocah itu tertidur di dekapan mark yang mengelus lembut punggung kecilnya.

"Mark...".
Panggil seseorang dari belakang.

Mark terjengit sebentar lalu menoleh ke arah orang tersebut.

"Jen, sejak kapan?".

"Aku? Baru saja".
Jawab Jeno yang mendudukan diri di sebelah mark yang memangku adiknya.

Suasana begitu tenang, entah apa yang terjadi namun keduanya seperti enggan mengeluarkan suara.

Jeno yang sibuk menyusun kata dalam benaknya juga mark yang terlihat gugup sekarang.

Selang beberapa menit, Jeno memulai interaksi
"Mark".

"Ya?"
Sahut mark tanpa menoleh, ia sibuk puk-puk bokong bocah di pangkuannya.

"Bisakah kita bicara tanpa adikku di sini?".

"B-baiklah".

Baru mark ingin beranjak dari duduknya, Jeno segera menahannya.

"Biar aku saja".

Jeno mengambil alih jeano perlahan lalu membawa sang adik menuju kamar.















___________________________

Masih di tempat yang sama, mark kini semakin gugup dan menunduk karena namja tampan itu menatapnya cukup serius.

"Mark...".
Panggilnya lembut namun tak ada jawaban.

"Kau tak apa?".

"A-aku tidak apa-apa".
Jawab mark yang masih mempertahankan posisi.

"Kalau begitu, tatap aku".

Melihat mark yang masih tak bergerak pun Jeno menarik dagu dokter manis itu agar menghadapnya.

"Jika kau ingin tahu alasanku, tatap aku, mark".
Pintanya sekali lagi.

Kali ini mark memberanikan diri mengangkat wajahnya dan balas menatap Jeno.

Jujur saja, ia ingin sekali tahu semuanya.

Tangan Jeno beralih menggenggam tangan dokter itu
"Kau tahu, mark? Saat awal kita bertemu, aku merasa ada yang aneh dalam diriku, melihat jeano yang merasa nyaman saat bersamamu dan kau yang terlihat gugup saat aku menatapmu, cara bicaramu yang lembut dan tatapanmu yang indah membuatku merasakan perasaan yang berbeda___________
Jeno menghentikan ucapannya, melihat orang dihadapannya seperti ragu dengan dirinya.

Mark menatap genggaman di tangannya semakin mengerat
"Lanjutkan, Jen...aku perlu penjelasan".

Jeno menarik napas sebentar
"______sejak kau datang, aku seperti mengubah diriku sendiri, aku yang selalu jarang menampilkan ekspresi pun tanpa sadar senyuman yang ku sembunyikan tampil begitu saja, rasa yang tak pernah ku pikirkan kini singgah tanpa disangka, kau tahu kenapa?".

Mark menggeleng pelan membuat Jeno semakin menatap intens.

"Karena aku mencintaimu, mark".

Nomark

TBC

true love {Nomark} End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang