Mobil mewah yang di tumpangi dua orang itu berhenti tepat pada area luas rumah sakit. Atensi pasang mata menatap kagum melihat transfortasi merek keluaran terbaru kini tengah mengunjungi wilayah mereka.
"Jangan keluar, Jeno".
Niat membuka pintu mobil di urungkan, menoleh ke arah si namja manis dengan tatapan bertanya.
"Aku tidak ingin mendapat interogasi dari mereka".
Mark membuka seatbelt yang ia gunakan sambil melihat was-was teman-temannya yang penasaran.
Langkah selanjutnya di hentikan ketika suara rendah terdengar.
"Mark...".
"Ya?".
"Tunggu sampai aku menjemputmu, jangan kemana-mana jika mobil ini belum menyapa, tolak lah kalau ada orang yang ingin mengantar mu pulang, karena sekarang kau tinggal di mansion ku bukan di apartemen mu".
Kalimat panjang ini membuat mark ternganga menatap dengan pandangan tak percaya.
Oh jadi, Jeno juga bisa buat paragraf selain bait?
"Baiklah, tuan Jeno".
"Tuan lagi, kau itu pelupa atau gimana? Sudah ku katakan jangan menyebut ku seperti itu, kau mendengarku, marklee?".
Protes Jeno saat tuturnya di abaikan karena orang di sampingnya ini sedang sibuk menelisik sekitar luar mobil.
"Iya iya, bawel banget sih".
Mark menoleh
"Apa tadi?".
Jeno mendengus kesal, sepertinya perlu di jelaskan secara rinci.
Baru ingin membuka mulut, tiba-tiba selipan jari telunjuk mendarat di bibirnya.
"Iya, aku sudah ingat tak perlu di jelaskan lagi, aku lebih suka dirimu yang tak banyak bicara dibanding terlalu bersuara".
Jeno menurut, ia kembali mengamankan posisi, berbeda seperti tadi, kini terlihat tenang.
Mark tersenyum ketika ucapannya di patuhi
"Aku pergi".
Deheman yang Jeno berikan, membiarkan pintu mobilnya dibuka dan ditutup kembali.
Bibir bekas di sentuh ia pegang, meraba inci dari sentuhan lembut jari namja manis itu.
Tersenyum tipis mengingat wajah cantik tadi.
Bahkan hanya sebatas jari! Selebihnya akan di bayangin ketika mereka sudah bersama nanti. Berharap.
_______________________
Mark nampak menunggu jemputan, mobil Jeno belum juga datang, ingin menelpon takut ganggu pas tuh orang lagi sibuk.
Waktu luang ia gunakan untuk bermain ponsel, mengecek beberapa notif dari teman² randomnya.
"Mark?".
Yang di panggil mendongakkan kepala
"Ya, Kun hyung?".
"Ingin ku antar pulang?".
"Tak usah, hyung. Aku sedang menunggu seseorang ".
"Siapa?".
Tanya kun dengan nada berubah.
"H-hyung akan tahu nanti".
"Baiklah, aku akan menemanimu di sini".
"Hm".
_______________________
"Dia lagi".
Tangan Jeno mengerat kuat pada setir mobil.
Di sana, terlihat jelas kedua namja sedang asik berbincang, adegan tawa pun masih menjadi atensi.
Ia tak akan mengalah kali ini.
Pintu mobil dibuka, memandang arah tujuan seiring derap langkah kaki mendekati keduanya.
Dilihatnya mark yang terkejut sambil berdiri disusul dengan orang disampingnya yang juga ikut bangkit.
Keterdiaman kun karena baru tahu mark sedang dekat dengan anak donatur.
Ya, Kun mengenali Jeno.
Pandangan kedua dominan terputus, Jeno mengalihkan penuh atensinya pada namja manis ini.
"Ayo pulang".
Jeno menggenggam tangan mark dan membawanya menuju mobil.
Kalimat sopan bisa Kun dapat ketika mark meminta izin padanya walau suaranya tak kedengaran.
Memperhatikan mobil yang mulai meninggalkan area rumah sakit dengan raut wajah kebingungan.
"Ada hubungan apa mereka?"
Nomark
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
true love {Nomark} End✓
Teen FictionMark seorang dokter yang waktu itu mendapat telpon dari donatur rumah sakit memintanya untuk datang ke mansion besarnya. Jeano, si bungsu keluarga Jung sedang sakit dan butuh perawatan. Di sini awal mula mark bertemu dengan si sulung yaitu Jung Jeno...
