Bab 14 | Ingin Turun

437 34 9
                                    

"Jadi Zayyan mulai berani sekarang?"

"Tidak,anak-kita hanya mulai penasaran"

"Tapi tetap saja. Sepertinya kita harus mengunci pintu balkon untuk sementara"

"Iya,kamu benar sayang"

"Sekarang ada dimana Zayyan?"

"Masih dikamar,aku memberinya obat tidur dengan dosis sedikit tinggi"

"Zayyan mungkin akan tertidur sampai besok" Lanjutnya.

Mengangguk paham.

"Apakah mulutnya terluka?

"Tidak, menurut laporan Sam Zayyan belum sempat sampai menelannya"

"Bagaimana bisa Zayyan punya keinginan makan makanan seperti itu, padahal kita tidak pernah mengajari ataupun memberinya"

"Sudah kubilang,anak-kita mulai penasaran"

Menghela nafas panjang.

"Bagaimanapun,rasa penasaran tetap akan tumbuh. Kita harus mencari cara agar Zayyan tidak tertarik lagi dengan hal semacam itu"

"Tenang sayang. Aku tadi memberinya beberapa obat tambahan,saat bangun nanti Zayyan tidak akan mengingat apapun tentang kejadian hari ini"

"Jadi begitu, baguslah sekarang aku ingin menemuinya"

Setelah percakapan agak panjang dengan istrinya,Damar pergi ke kamar Zayyan. Ia langsung pulang dari kantor setelah Yuliana memberi kabar bahwa putra bungsunya berulah kembali.

Membuka pintu pelan,tampak Sam sedang berdiri tegap tidak jauh dari ranjang. Damar memperhatikan anaknya yang masih tampak tertidur pulas. Hanya dengan melihatnya membuat hatinya tenang.

Mengelus pelan rambut hitamnya,lalu beralih menyentuh tangan Zayyan.

Dingin.

"Dia tidak demam kan?" Tanya Damar.

"Tidak tuan besar,hanya saja suhu tubuh tuan muda menurun" Ucap Sam menjelaskan.

Damar menaikkan selimut yang berlapis-lapis itu hingga menutup atas dada. Tangan Damar pelan-pelan membuka mulut Zayyan, melihat ke dalam. Tidak ada bekas luka ataupun goresan.

Pria itu kemudian berjalan, mendekati balkon. Mengecek.

"Sam" Panggil Damar.

"Ya tuan besar?" Sam mendekati Damar.

"Kunci pintu balkon ini dan jangan pernah membukanya"

"Baik"

Setelah mengunci pintu,Sam lalu menyerahkan kunci balkon kepada Damar. Nasib, sekarang Zayyan sudah tidak bisa menikmati 'sedikit' kebebasan akibat kecerobohannya sendiri.

Ia tidak diperbolehkan untuk keluar dari mansion. Jika ingin merasakan sedikit dunia luar ia bisa pergi keluar balkon, melihat dan menikmati pemandangan di luar.

Damar kembali mendekati ranjang,ikut naik. Berbaring di sebelah Zayyan. Sangat nyaman, mungkin bisa saja ikut tertidur jika tidak segera turun.

Damar lalu memeluk Zayyan dalam posisi berbaring. Lengan besarnya diselipkan ke kepala anaknya sebagai bantal. Rasa bahagia serasa membanjiri hatinya. Kedepannya ia harus menjaga Zayyan lebih baik lagi.

Kepala Damar mendongak melihat pinggiran ranjang. Tersenyum. Dengan cara ini mungkin bisa membuat Zayyan lebih aman.

💠_______💠


Bulu mata hitam itu terlihat bergetar, lamat-lamat menerjap pelan. Zayyan terbangun dari tidurnya. Duduk,masih dalam keadaan ling lung dengan kepala tersuntuk-suntuk.

ZAYYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang