"Lo sama gua itu beda, lo sadar ga sih?" - Jaemin.
"Effort gua kurang ya, Na?" - Jeno.
"Aku ga bohong, Chan!" - Mark.
"Gua salah karena percaya lo." - Haechan.
Kata orang, norma kehidupan memang begitu. Dibedakan dengan pangkat dan harta. Kalau lo g...
Haechan lagi jalan-jalan bareng Mark. Sedari tadi Haechan terus bercerita tentang pertemanannya dengan Jaemin sementara Mark mendiaminya.
"Mark, itu ada gulali. Mau ga?" - Haechan.
Mark menggeleng.
"Mark... Apa ada yang salah?" - Haechan.
"Aku ga enak badan, Chan..." - Mark.
"Kenapa ga bilang dari tadi? Kita pulang saja ya?" - Haechan.
Mark mengangguk. Belum beberapa langkah, tubuh Mark ambruk. Haechan dengan sigap menyambutnya.
"Mark? Mark, bangun!" - Haechan.
Mark tidak memberi sebarang reaksi. Wajahnya juga ikut memucat. Haechan langsung menggendong Mark ke mobil. Untung saja hari ini dia bawa mobil karena cuacanya seperti akan hujan.
——(skip)——
"Bagaimana keadaan pacar saya dok?" - Haechan.
"Tahniah. Anak anda berusia dua bulan." - Dokter.
"A- anak?" - Haechan.
Dokter itu mengangguk lalu menunjukkan hasil USG tadi. Haechan memandang gumpalan kecil itu dengan tatapan tidak percaya.
Haechan pun masuk ke ruang rawat Mark. Di sana, Mark sedang menunduk dan seperti sedang menangis.
"C- Chan..." - Mark.
Haechan memberikan gambar USG tadi pada Mark.
"Haechan... Aku bisa jelasin." - Mark.
"Ayo pulang." - Haechan.
Mark terdiam. Kenapa Haechan menjadi dingin? Apakah Haechan membencinya sekarang?
"Haechan... Dengerin aku dulu." - Mark.
"Ayo pulang, Mark." - Haechan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
——(skip)——
Mark menangis di pundak Taeyong. Haechan mengantarnya pulang tadi lalu pergi dari sana.
"Haechan pasti membenciku." - Mark.
"Maaf, Mark. Ini salah bubu." - Taeyong.
"Kenapa kau tidak cerita pada Haechan bahwa Siwon sialan itu yang menghamili mu?" - Jeno.
"Dia tidak mau mendengarkan ku, Jen." - Mark.
Taeyong mengelus punggung putra pertamanya itu guna untuk menenangkannya.
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
Sementara itu di lain tempat...
"Mae, lihat... Ini lucu tidak?" - Haechan.
Ten melihat baju bayi bercorak lumba-lumba yang dipegang Haechan.
"Lucu! Ambil dua, Chan. Terus yang itu juga." - Ten.