Haechan berkunjung ke rumah Taeyong. Di sana, Mark sedang duduk dengan mata yang sembab. Mark mencoba menjelaskan berulang kali bahwa dia ga ngelakuin apa-apa.
"Aku ga bohong, Chan!" - Mark.
Tenaganya hampir habis menjelaskan. Namun Haechan sekadar memandangnya seolah tidak ada perasaan. Haechan melemparkan foto itu ke lantai.
"Terus ini dari mana?" - Haechan.
"Aku ga tau! Aku ga ingat. Tiba-tiba aku bangun, aku lihat Dejun." - Mark.
Haechan menatap Mark dengan tatapan curiga.
"Please... Percaya sama aku, Chan..." - Mrk.
"Enggak... Gua salah karena percaya lo." - Haechan.
Haechan pamit begitu saja. Meninggalkan Mark yang menangis keras. Di pikiran Haechan, dia harus menenangkan dirinya terlebih dulu. Dia ga mau menyakiti si manisnya lebih lagi.
[SKIP]
Mark mengurung dirinya sejak hari di mana dia berjumpa Haechan. Dia benar-benar serba salah. Haechan juga ga menjawab sebarang panggilannya. Jeno juga sudah pulang. Taeyong mencoba membujuk Mark, namun dia tetap bersikeras untuk tetap di kamarnya.
BRAK! BRAKK!!
Mark melihat pintu kamarnya yang terbuka secara paksa. Haechan berdiri di sana. Namun tatapannya sulit diartikan. Tanpa banyak bicara, Haechan menghampiri Mark yang sedang memeluk lututnya di sudut ruangan.
"Mark..."
"M-maaf... Maaf..." - Mark.
Haechan berlutut di samping si manisnya, lalu menarik Mark ke dalam pelukan. Sudah hampir seminggu dia berpikir. Dan dia ga bisa memarahi Mark lebih lama lagi. Haechan memeluk Mark erat, mencium aroma khasnya. Tubuh Mark bergetar di dalam pelukan Haechan. Dalam sekejap, baju Haechan basah oleh air mata Mark.
"Sshhh... Ini bukan salah kamu, Mark. Aku percaya sama kamu." - Haechan.
"Aku ga tau, Chan... Aku ga ingat.." - Mark.
"Maafin aku ya... Aku jahat sama kamu.." - Haechan.
Haechan terus mengusap punggung Mark guna untuk menenangkannya. Dia membiarkan Mark menangis di pelukannya. Apa pun yang sedang berlaku sekarang, dia percaya sama Mark. Diam-diam, Taeyong memperhatikan mereka.
[SKIP]
Xiaojun mengelap darah yang mengalir dari bibirnya. San baru saja memberikan bogeman mentah padanya sebagai syarat jika dia ingin menemui Hendery. Xiaojun ga masalah. Yang penting dia bisa melihat Hendery. Lelaki manis itu sudah menjauhinya. Hendery tersepit di antara rasa marah pada Xiaojun dan kecewa dengan dirinya sendiri. Dia ga tau harus bagaimana.
"Udah. Sana lo ke atas. Ingat ya, kalau sampai lo nyakitin Dery lagi, gua habisin lo." - San.
Xiaojun ga membalas. Dia langsung naik ke kamarnya Hendery. Di sana, lelaki manisnya sedang tidur di bawah selimut. Xiaojun menyingkapnya dengan perlahan. Merangkul pinggang ramping itu dengan berhati-hati. Hendery ingin menolak saat merasakan tangan yang melingkar di pinggangnya. Namun suara Xiaojun menghentikan pergerakannya.
"Maaf... Jangan marah aku lagi... Please... Rasanya sakit banget di diamin kamu." - Xiaojun.
Tunggu. Hendery ga salah nih? Xiaojun menangis.
![](https://img.wattpad.com/cover/375694165-288-k734835.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STATUS - JAEMJEN/ DONGMARK
Fanfiction"Lo sama gua itu beda, lo sadar ga sih?" - Jaemin. "Effort gua kurang ya, Na?" - Jeno. "Aku ga bohong, Chan!" - Mark. "Gua salah karena percaya lo." - Haechan. Kata orang, norma kehidupan memang begitu. Dibedakan dengan pangkat dan harta. Kalau lo g...