Bahkan pasca makan malam itu, Hinata merasa tekadnya semakin bulat. Meskipun belakangan ini Sasuke tampak berubah menjadi lebih perhatian, keputusan untuk bercerai tetap ia pegang erat. Masa lalu yang penuh rasa sakit, rasa takut akan masa depan, dan bayang-bayang kehidupan sebagai istri Sasuke Uchiha masih menghantui pikirannya. Bagi Hinata, masa depan yang ia inginkan adalah kebebasan untuk mengendalikan hidupnya sendiri, tanpa perlu bergantung pada siapapun.
Setiap kali pulang kantor, Sasuke selalu menawarkan untuk menjemputnya. Namun, Hinata selalu menolak dengan alasan pekerjaan—entah itu kumpul bersama tim atau lembur. Sebenarnya, Hinata lebih sering berjalan-jalan sendirian di sekitar kota, mencari-cari tempat tinggal baru yang sesuai dengan kebutuhannya. Dia ingin memastikan bahwa kehidupannya setelah bercerai tetap stabil dan terorganisir.
Suatu hari, saat sedang bekerja, pesan dari Naruto muncul di ponselnya. Naruto memberitahu bahwa ada apartemen baru di kompleks eksklusif yang dikerjakan oleh perusahaan konstruksi milik keluarganya, Uzumaki Construction. "Aku pikir ini cocok buatmu, Hinata. Dekat dengan kantormu, fasilitas lengkap. Coba lihat dulu, siapa tahu cocok."
Hinata merasa bersyukur dan berterima kasih atas informasi dari Naruto. Ia memutuskan untuk mengunjungi apartemen itu sore harinya. Saat sampai di lokasi, Hinata langsung terkesan. Apartemennya luas, fasilitasnya lengkap—ada gym, kolam renang, ruang kerja bersama, dan taman kecil di lantai atas. Selain itu, jaraknya ke kantornya hanya 15 menit berjalan kaki. Namun, harga apartemen itu sedikit melebihi anggarannya.
Hinata merenung sejenak. Ia menghitung-hitung tabungannya, uang yang telah ia kumpulkan selama bertahun-tahun, tanpa menyentuh aset-aset lain seperti hasil dari trading atau investasinya. Jika ia ingin, tabungannya cukup untuk mengontrak apartemen ini hingga 20 tahun ke depan. Namun, Hinata juga mempertimbangkan opsi untuk membeli unit tersebut secara penuh, meski itu berarti harus mengangsur dalam jangka waktu yang cukup lama.
Setelah berkonsultasi dengan beberapa pihak, Hinata akhirnya membuat keputusan besar. Ia memutuskan untuk membeli apartemen itu dengan membayar uang muka dan memilih angsuran selama 12 tahun. Meskipun cicilan per bulannya cukup tinggi, Hinata yakin bisa menanggungnya dengan penghasilannya yang stabil.
"Ini keputusan yang besar," gumam Hinata pelan kepada dirinya sendiri setelah menandatangani kontrak pembelian. Ia merasa puas sekaligus lega. Sekarang, ia punya tempat baru yang bisa ia sebut rumah—sebuah awal yang baru tanpa bayang-bayang Sasuke Uchiha.
Namun, langkah ini hanyalah awal dari perjalanan panjang Hinata menuju kebebasannya. Di balik ketenangan yang ia coba tampilkan, rasa takut akan masa depan dan konflik batin terus mengiringinya. Bagaimana reaksi Sasuke ketika mengetahui keputusannya untuk benar-benar pergi? Hinata belum tahu pasti, tetapi yang ia yakini, ia siap menghadapi apapun yang terjadi.
********
Suasana di rumah Sasuke dan Hinata malam itu sangat tegang. Sasuke sudah lama merasakan ada yang berbeda dalam hubungan mereka, terutama setelah Hinata semakin sering menghindarinya. Sasuke tidak bodoh, ia tahu Hinata mencari alasan setiap kali menolak untuk dijemput atau makan malam bersama. Namun, meskipun rasa khawatir dan kecemasan terus menghantui pikirannya, Sasuke tidak ingin memaksa Hinata untuk jujur. Ia takut jika ia terlalu memaksa, Hinata justru akan semakin menjauh.Tapi hari ini, segalanya memuncak ketika Sasuke mengetahui bahwa Hinata sudah membeli apartemen. Informasi ini menghantamnya seperti palu godam. Pikiran bahwa Hinata benar-benar siap untuk meninggalkannya, dan sudah mulai merencanakan hidupnya tanpa dia, membuat perasaan resah dan takut semakin besar. Sasuke yang biasanya tenang dan dingin, kali ini tak bisa menahan amarahnya.
Saat Hinata pulang dari kantor, Sasuke langsung mengonfrontasinya.
"Kenapa kamu beli apartemen tanpa bilang apa-apa padaku?" suara Sasuke terdengar tegang, matanya tajam memandang Hinata yang baru saja melepaskan mantelnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
What Will the Ending Be?
Hayran KurguKesempatan Kedua menanti, Apakah hinata dapat sampai pada akkhir yang lebih baik