Part 12

528 67 34
                                    

Akhirnya update lagi ya, ramein ya biar aku makin semangat😙

******

Ruofeng terlihat menghembuskan nafas gusar di depan pintu ruangan ayahnya. Ia mengangkat tangan dan mengetuknya beberapa kali. Setelah ada sahutan dari dalam barulah ia membuka pintunya.

Di dalam ada seorang pria tua yang sedang menanti kedatangannya. Ruofeng berjalan mendekati pria yang merupakan ayahnya itu.

"Akhirnya kamu datang juga,"

Senyuman Ruofeng muncul, ia duduk di kursi yang berseberangan dengan sang ayah.

"Ayah gimana kabarnya?"

"Ayah baik-baik aja, kamu gimana?"

"Aku juga baik-baik aja. Jadi, ayah kenapa manggil aku kesini?" Ruofeng bertanya, dia tidak ingin terlalu lama berbasa-basi di sini. Meskipun sebenarnya dia sudah tau apa niat ayahnya.

"Ayah masih sama seperti dulu, ingin menjadikan kamu sebagai pemimpin berikutnya,"

Tepat seperti apa yang ada di pikiran Ruofeng, pertemuan hari ini pasti akan membahas hal ini lagi.

Ruofeng menarik nafas sebelum meraih tangan ayahnya dan berkata, "aku gak bisa ayah,"

"Kenapa? Kamu kandidat terbaik dari semua anak-anak ayah."

"Oke, biarin aku mikir dulu untuk sementara waktu. Aku akan kasih tau ayah apa jawaban aku."

Sang ayah terlihat tersenyum, "baiklah, ayah tunggu kabar baiknya."

Melihat ayahnya tersenyum, Ruofeng juga turut tersenyum sambil mengangguk, "iya ayah, kalau gitu aku pulang sekarang ya? aku masih urusan diluar. Nanti aku pulang ke rumah hari minggu."

Genggaman tangan ayah dan anak itu terlepas, Ruofeng berdiri dan berjalan menuju pintu keluar yang dibukakan oleh penjaga. Dengan ditemani oleh dua bodyguard Ruofeng menaiki lift dan turun ke lobby.

Ketika lift sampai, ia langsung keluar dan berjalan ke arah lobby. Tapi di sana ia di tahan oleh seseorang. Ketika ia menengok, Ruofeng tak lagi terkejut.

"Kak, lepas gue mau pulang." ucapnya mencoba melepaskan tangannya.

"Lo ngomong apa sama ayah sampai dia selalu jadiin lo yang utama?"

"Gue gak ngomong apa-apa ya, kalau ayah gak bisa ngasih apa yang lo mau jangan lampiasin semuanya ke gue sialan," Ruofeng melupakan semua sopan santunnya dan menghempaskan tangan kakaknya.

Matanya menatap sang kakak dengan nyalang, inilah yang membuatnya tidak suka jika ia dijadikan sebagai pewaris utama. Karena kakak-kakaknya banyak yang tidak setuju bahkan sampai berencana untuk membunuhnya.

Sang kakak mendekati Ruofeng dan mencoba untuk menamparnya, tapi seseorang datang dan menahan tangannya.

"Jangan ganggu pacar gue, no one can touch him even his own family," Lei Mengsha menghempaskan tangan itu.

Ini RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang