Part 25

341 53 60
                                    

Aku saranin siap-siap untuk ombak yang akan terjadi. Kalian bakalan baca part yang isinya naik turun alias manis dan pahitnya dapat. Habis di buat terbang tinggi langsung di dorong ke jurang paling dalam.

 Habis di buat terbang tinggi langsung di dorong ke jurang paling dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****

Kejadian yang terjadi kemarin membuat mereka semakin waspada. Sekarang di rumah mereka sudah ada satpam yang sebenarnya adalah seorang bodyguard yang menyamar. Di rumah yang ada di sebelah kanan rumah mereka sekarang juga ditempati oleh bodyguard yang akan menjaga mereka keluar.

Ini semua suruhan Ruofeng yang sedang pergi ke rumah ayahnya. Semua bodyguard itu adalah bodyguard yang selama ini mengabdi padanya. Ia memanfaatkan itu untuk menjaga teman-temannya selama ia berada di rumah orangtuanya.

Meskipun dia tahu dia bisa saja celaka karena di rumah orangtuanya ada saudaranya yang lain. Tapi yang paling Ruofeng benci adalah kakak keduanya dari ibu berbeda. Karena dialah ia hampir meregang nyawa dari cokelat yang ia makan tempo hari.

Ruofeng sekarang sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah orangtuanya. Seharusnya sedari semalam ia berangkat, hanya saja keadaan di rumah sedang tidak baik-baik saja. Jadi dia memutuskan untuk pergi esok harinya.

Setelah meraih ponselnya, Ruofeng turun ke bawah untuk menemui yang lain. Hari ini mereka telah menyelesaikan UAS masing-masing. Ruofeng melirik jam tangannya untuk melihat sudah jam berapa sekarang ini.

"Udah jam 4 sore ya, harus berangkat sekarang ini." gumamnya.

Ia menuruni tangga dan memasuki dapur dimana yang lainnya berada. Mereka semua sedang menikmati kue yang tadi Ruofeng buat. Kedatangan Ruofeng membuat semuanya diam dan tak lagi mengunyah.

"Gue mau pergi selama tiga hari, gue harap selama tiga hari itu kalian gak akan aneh-aneh di rumah. Gue juga harap kalian gak ada yang ceroboh, inget buat hati-hati di rumah. Kalau ada apa-apa langsung kabari gue juga." ucap Ruofeng.

"Tenang aja, ada gue yang awasin mereka semua di sini. Lo di sana juga harus hati-hati," balas Changhe.

Lei Mengsha berdiri seraya meraih kunci mobil di atas meja, "kalau gitu gue pergi anterin Ruofeng dulu ya? Lo semua jaga rumah dulu."

Pemuda itu berjalan ke arah sang pacar, merangkul bahunya sambil berjalan keluar dari dapur. Liu Yue berdiri dan ikut menyusul Ruofeng hingga ke parkiran.

Melihat Liu Yue yang mengekorinya, Ruofeng berhenti sebentar untuk bertanya, "kenapa lo? ada sesuatu?"

Liu Yue tak berbicara melainkan langsung mengangkat tangannya, Ruofeng yang paham langsung memeluk sahabatnya itu. Ia juga menepuk-nepuk punggungnya.

"Lo hati-hati di sana, gue tau kakak lo itu picik banget. Jangan lupa buat telepon kita semua kalau ada apa-apa." ucap Liu Yue sambil melepaskan pelukannya.

Ini RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang