Part 22

458 54 61
                                    

Update malam ini soalnya besok ada urusan di kampus. Btw ini isinya mereka ngurus anak-anak ya🤩.

*****

Seminggu telah berlalu. Keadaan Muyu sudah membaik seperti biasanya lagi. Ia hanya demam dua hari dan setelahnya ia baik-baik saja. Bahkan sudah bisa beraktivitas seperti biasanya.

Di hari libur ini mereka memutuskan untuk keluar dan mengunjungi salah satu perbelanjaan yang ada di tengah kota. Namun mereka tidak hanya pergi ber-10 saja. Ada tambahan lima kurcaci cilik yang di titipkan di rumah mereka.

Yang membuat Muyu sakit kepala melihat mereka bermain di dalam rumah. Padahal ada Ruofeng yang lebih stress dan pusing karena ketambahan anggota.

Di jam 4 sore ini mereka sudah selesai bersiap-siap untuk pergi keluar. Mereka memutuskan untuk membagi tugas menjaga anak-anak.

Dingzhi yang lebih dulu mengajukan diri untuk menjaga Wuxin. Karena setan cilik itu pasti akan berbuat onar di luar. Meskipun tampangnya seperti anak penurut, dia terkadang bisa berubah menjadi beringas. Itulah kenapa dia seringkali memanggil Wuxin dengan nama setan kecil.

Liu Yue tanpa banyak bicara menggandeng tangan Xiao Se untuk di ajak ikut bersamanya. Anak itu sudah berumur enam tahun, lebih tua setahun dari anak-anak lainnya. Dan dia lebih mudah untuk di beri tahu.

Si kecil Wujie dengan penuh semangat berlari ke arah Muyu dan memeluknya. Ia memilih untuk pergi bersama Muyu. Karena bersama dengan Muyu ia bisa membeli banyak barang tanpa harus di cubit gemas di pipi seperti yang Lei Mengsha lakukan padanya.

Lalu Ruofeng menjaga adiknya yang kelakuannya membuat geleng-geleng kepala. Ia sebenarnya kebagian menjaga dua anak. Satunya lagi si cantik Ruoyi. Tentunya ia senang setidaknya ada Ruoyi yang bisa meringankan bebannya sedikit. Jujur saja ia merasa bebannya bertambah berat tiap kali melihat adiknya yang nakal.

"Gendong dong!" suara si kecil Qianluo terdengar. Ia mengangkat tangannya ke arah Luo Xuan.

Si gadis cilik itu tentunya akan di jaga oleh Luo Xuan sendiri. Dia sangat menyayangi keponakannya ini, meskipun seringkali di jadiin samsak tinju saat bertemu.

Mereka berlima keluar di ikuti dengan para bocil-bocil lucu dan imut di belakang. Mereka terlebih dahulu membagi kunci mobil sambil menunggu pasangan masing-masing selesai bersiap.

"Ini mereka lama ba-"

"Udah siap sayang," Changhe memotong ucapan Muyu.

Orang-orang yang ada di parkiran itu langsung menoleh ke arah pintu rumah. Dimana ada lima orang yang berdiri dengan gagahnya di balut dengan pakaian serba hitam.

"Kalian udah kaya mata-mata tau gak?" Luo Xuan berkata sambil melempar kunci mobil pada Jianmen.

Kalimatnya barusan di angguki oleh yang lain. Mereka memakai satu warna yang sama, hanya berbeda di merek dan juga jenis bahannya. Ada yang memakai jaket denim seperti Xiao Hei dan Dingzhi. Jaket kulit seperti Jianmen dan Changhe. Lei Mengsha berbeda sendiri karena ia memakai coat panjang.

Ini RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang