Ini Rumah

Part 33

Haloooo akhirnya update lagi setelah empat hari menghilang.

*****

Hari-hari berlalu begitu saja dengan cepat, tak terasa janji mereka untuk liburan sudah di depan mata. Tiga hari lagi adalah jadwal keberangkatan mereka ke negara yang menjadi tujuan mereka berwisata.

Semua orang sudah mulai menyiapkan barang-barang yang akan mereka bawa selama liburan disana. Awalnya mereka memutuskan hanya untuk berada seminggu di sana, tapi orang tua mereka menyarankan untuk menambah tiga hari lagi agar bisa mengeksplorasi negara itu.

Dan tak terasa juga wisuda Ruofeng dan Changhe akan diadakan sebulan lagi. Yang berarti akan ada yang keluar dari rumah tak lama lagi.

Pagi ini suasana rumah cukup tenang karena orang-orang yang biasa suka berteriak sedang sibuk di ruang keluarga. Luo Xuan sibuk memikirkan apa yang akan ia buat untuk tugas akhirnya nanti. Ia duduk di depan laptopnya sambil mencari-cari referensi.

Di dekat Luo Xuan ada Muyu yang memakai headphone dan menonton drama di iPad miliknya. Sedangkan Liu Yue sedang bertukar pesan dengan temannya.

Tiga orang itu diam dan fokus dengan kegiatan masing-masing. Rumah akan tenang dan tentram jika mereka bertiga diam. Karena mereka adalah sumber polusi suara di dalam rumah.

Sementara itu di area taman belakang ada Ruofeng yang sedang menikmati udara segar sambil menunggu Lei Mengsha pulang. Pacarnya itu sedang keluar untuk membelikan makanan yang sangat ingin ia makan.

Sebenarnya Ruofeng ingin ikut dengannya, tapi kepalanya sedikit pusing jadi Lei Mengsha melarangnya. Jadinya ia hanya menunggu di rumah sambil memandangi taman cantik di depannya. Cahaya matahari yang tidak terlalu menyengat kulit membuat perasaannya semakin membaik.

"Lingchen lagi apa ya sekarang?" gumamnya sambil menopang dagu.

Ruofeng belum kembali ke rumah jadi ia tidak tahu apa yang adiknya tengah lakukan sekarang. Ruofeng merindukan adiknya itu meski kadang-kadang dia menyebalkan.

Hari ini ia sebenarnya berniat untuk kembali ke rumah meski tidak bermalam, tapi kepalanya yang terasa pusing membuatnya mengurungkan niatnya.

"Kenapa bengong di sini sayang?"

Suara itu terdengar beriringan dengan sebuah buket bunga yang diletakkan di atas pangkuannya. Ruofeng sontak mendongak menatap orang yang berdiri di sampingnya.

"Maaf agak lama, soalnya lumayan susah nyari pesanan kamu di sekitar sini. Ayo makan dulu."

Lei Mengsha menggeser kursi dan membawanya berhadapan dengan Ruofeng yang sudah memegang buket bunganya. Ia menghirup aroma bunga yang terasa segar.

Tangan Lei Mengsha terulur ke depan, menyentuh kening Ruofeng, "masih pusing gak?"

"Iya, kayaknya aku kurang istirahat deh. Akhir-akhir ini kan aku suka begadang."