chapter 8

660 131 43
                                    

Seokjin saat ini sudah sampai dirumahnya. ia langsung menuju kulkas dan mengambil minuman dari kulkas, setelah itu ia langsung naik kekamar dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih santai.

Setelahnya seokjin kembali ke bawah dan ia duduk di depan TV dan menonton beberapa siaran di TV. Tanpa tersadar waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, ia sangat lapar sekali, Seokjin berdiri dan melihat isi kulkas tapi
tidak ada apa-apa dan kemudian ia
menginginkan Pizza, seokjin pun memutuskan untuk memesan pizza.

Setelah sekitar 30 menitan akhirnya
pengantar Pizza datang.

"Tunggu sebentar ya, saya ambilkan
uangnya." Lalu Seokjin masuk dan mengambil uangnya, ketika ia kembali, Pengantar Pizza itu sudah tidak ada, tapi Pizzanya di letakkan di lantai, lantas kemana pengantar Pizza itu, bahkan uangnya belum di ambilnya.

Seokjin keluar dan mencari orang di sana, tapi tidak ada siapa-siapa, akhirnya Seokjin menutup pintunya dan mengambil Pizzanya, mungkin dia akan kembali nanti. pikirnya.

Seokjin pergi mengambil Cola di kulkas dan betapa terkejutnya Seokjin ketika melihat sang pengantar Pizza itu sedang berdiri di sudut lemari di ujung sana, dia menatap seokjin dengan matanya yang sangat mengerikan, Seokjin tidak dapat bergerak sama sekali. Apa yang harus ia lakukan
.
"'Sa--Saya tadi mencari anda ke
mana-mana, untuk memberikan uang
Pizzanya, sekarang uangnya sudah
saya letakkan di sana. Saya akan
mengambilnya dulu ya. " Lalu dengan perlahan Seokjin mundur kepintu depan, ia sangat ketakutan.

"Diam di tempat." Ucapnya pelan dengan mata melotot dan badan yang tegang, apa yang akan orang itu lakukan, Kaki Seokjin rasanya mati rasa.

"Apa yang kau inginkan, aku bisa
memberikan apapun yang kau mau, tapi tolong jangan sakiti aku. " Pinta Seokjin dengan takut.

"Aku tidak butuh uangmu, aku hanya menginginkan dirimu."

"Apa maksudmu, aku mohon jangan
lakukan itu."

"Kau begitu cantik, aku begitu
menyukaimu, sudah beberapa bulan
ini aku selalu saja melihatmu, kau
sering memesan Pizza di tempat kami,
tapi setiap aku menegurmu di jalan
atau di tempat lain kau tidak pernah
memperdulikanku."

"Maaf jika itu membuatmu sakit hati,
aku tidak bermaksud, kita bisa bicara
baik-baik. "

"Kau kira aku bodoh hah ? "

"Aku mohon Sir, anda jangan
macam-macam, kalau tidak aku akan teriak sekencang-kencangnya, dan orang di luar sana pasti akan segera datang, atau kau bisa keluar dengan sendirinya, dan aku berjanji aku tidak akan melaporkanmu kepada siapapun.

"Teriak lah sesuka hatimu, aku tidak
perduli, kau pikir aku bodoh. "

"Aku tidak bercanda Sir. Bahkan di apartemen ini ada alarm, aku akan menekannya dan polisi akan langsung datang dalam beberapa menit saja, kau tahu sendiri Apartemen disini sangat dekat dengan kantor polisi.!"

"Dan kau kira aku takut. Apakah aku
terlihat bodoh, disini yang terlihat
bodoh adalah dirimu, kau tidak bisa
membodohiku, aku tahu kalau dilantai ini masih sedikit penghuninya, hanya orang tua dan sepasang suami istri, dan itupun mereka sedang tidak ada dari 5 hari yang lalu, aku sudah mengintainya. Polisi, jarak kantor polisi ke sini cukup jauh,.paling tidak butuh 15 menit untuk mereka sampai, dan dalam waktu segitu kau pikir.aku tidak bisa menyentuhmu terlebih dahulu."

"'Aku mohon lepaskan aku, aku mohon,
aku berjanji akan menegurmu jika kita
bertemu, kita bisa menjadi teman jika kau menginginkannya, tapi aku mohon jangan lakukan hal yang akan membuat dirimu menyesal."

"Sungguh aku tidak sabar lagi untuk
bisa mencicipi tubuhmu yang indah itu,
aku begitu menginginkannya, kemari lah
sayangku, kau adalah milikku malam ini.

My Husband is a young man 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang