17

3.8K 779 168
                                    

"Kediaman Dipati Satya dan Adipati Asasta?" Daneswara mendengarkan laporan bawahannya dan tidak bisa tidak berkata, "Ini agak tidak terduga."

Suma, penasihat pribadi Daneswara merenung sebelum berkata, "Dilihat dari tindakan mereka, tampaknya Dipati Satya ingin mengungkapkan ketidakberpihakannya dan hanya akan setia pada keluarga kerajaan yang berkuasa, Yang Mulia."

Adipati Asasta juga salah satu yang berdiri di faksi royalis, jadi keputusan wastu Dipati Satya menikahkan pewaris mereka dengan putri dari kediaman Adipati Asasta juga menunjukkan niat Lasmana untuk tidak terlibat dalam perebutan takhta.

"Sungguh disayangkan, apakah Dipati Satya terlibat atau tidak bukanlah keputusan yang bisa ia ambil sendiri," ujar Daneswara tiba-tiba.

"Maksud Yang Mulia ...."

"Dengan posisi Dipati Satya saat ini, putrinya adalah pilihan terbaik, tapi ...." Daneswara melirik ke arah laporan di atas meja yang baru saja diserahkan bawahannya. Itu adalah informasi yang barhasil dikumpulkan dari Kota Paseng mengenai Serayu, dan setelah membaca isinya, Daneswara merasa sedikit ragu. "Tapi gadis itu sendiri, tidak banyak berguna."

Dalam laporan itu, tidak hanya wajah Serayu yang dikatakan rusak, tapi bawahannya berhasil menemukan rahasia lain. Karena fondasi tubuh Serayu yang lemah sejak lahir, dan kemudian kecelakaan seperti itu terjadi lagi, seorang tabib pernah berkata bahwa fisiknya menjadi tidak tahan untuk menanggung beban besar.

Singkatnya, akan sulit bagi Serayu untuk mengandung. Bagi Daneswara yang berjuang atas takhta, kondisi ini tentunya sangat tidak menguntungkan. Bahkan jika ia bisa mengambil selir, selama statusnya masih sebagai rajapati, pewaris seharusnya dilahirkan oleh istri utama karena itu lebih aman.

Suma juga mengetahui mengenai isi laporan tersebut. Jika itu hanya masalah wajah, mudah untuk mengatasinya. Akan tetapi, dikatakan bahwa tubuh Serayu sangat lemah dan sulit mengandung pewaris, ini tentunya tidak bisa diterima. Dengan sedikit ragu, pria itu bertanya, "Lalu, apa rencana Yang Mulia?"

Jika sebelumnya Daneswara masih mempertimbangkan untuk menarik keluarga Dipati Satya sebagai pendukung, Suma yakin jika kali ini yang lain akan melepaskan ide itu. Namun, untuk berjaga-jaga, Suma masih ingin memastikan niat Daneswara.

Daneswara mengetuk jarinya di atas meja, penuh dengan pertimbangan. Setelah beberapa saat, ia berkata dengan makna yang dalam, "Berikan isyarat pada Maharaja, bahwa aku ingin meminang putri Dipati Satya."

Baik Suma atau Jugala awalnya terkejut, tapi setelah melihat pandangan Daneswara yang penuh arti, keduanya segera paham.

Ini adalah taktik serangan terbalik. Dengan isyarat itu, alih-alih mengabulkan harapan Daneswara, Maharaja Dharmalokapaji lebih mungkin menghentikannya. Karena pria tua itu pasti akan semakin menghalangi apa yang diinginkan keponakannya. Bahkan, jika mereka beruntung, Maharaja Dharmalokapaji justru akan melakukan sesuatu yang tidak terduga.

"Sanda mengerti, Yang Mulia." Suma berkata dan mulai mengatur rencana di dalam kepalanya untuk menarik perhatian Maharaja Dharmalokapaji.

* * * * *

Tidak hanya wastu Rajapati Inker, beberapa rumah bangsawan juga telah menerima kabar mengenai pernikahan pewaris Dipati Satya dan putri kedua dari kediaman Adipati Asasta.

Beberapa tidak ambil pusing, sementara ada juga yang merasa sangat disayangkan karena Dipati Satya memilih calon istri untuk pewaris mereka begitu cepat, tidak memberi mereka kesempatan. Setelah Sanjaya menjadi juara cendekiawan, sebenarnya ada banyak keluarga bangsawan yang mengisyaratkan pernikahan dengan keluarga mereka. Tidak hanya Sanjaya, bahkan ada juga minat terhadap Sakala dan Serayu.

Laksana Angin Bagaikan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang