Bab 4 : Kabar Buruk

8 5 10
                                    

Thunder melangkah cepat menyusuri lorong kantor dengan tatapan lurus ke depan. Langkah kakinya terdengar mantap, namun wajahnya menampakkan kegelisahan yang tak bisa dia sembunyikan. Sesekali, tangan pria itu mengepal erat di sisi tubuhnya, seolah mencoba menahan sesuatu.

Sepertinya kali ini Thunder mendapatkan sebuah informasi yang cukup penting, dan harus segera diberitahukan pada Devian. Setibanya di depan pintu, Thunder sejenak membuang napas berat. Tak lama ia menganggukkan kepala dan mengetuk pintu.

"Masuk." Suara khas Devian terdengar dari dalam, mengizinkan Thunder untuk masuk memberikan informasi.

Setelah mendapatkan izin, Thunder dengan segera membuka pintu dan sedikit menundukkan kepala sebelum akhirnya ia menegakkan kembali tubuh kekarnya.

"Selamat malam, Bos."

"Kau mendapatkan informasi baru lagi, Thunder?" tanya Devian langsung pada inti.

Thunder mengangguk. Masih dengan raut wajah tegangnya, pria itu perlahan mulai menjelaskan. "Benar, Bos. Kali ini saya membawakan berita buruk."

Kerutan di dahi Devian mulai terlihat saat mendengarkan penjelasan Thunder. Ia menajamkan indra pendengarannya, menatap Thunder sebagai isyarat agar pria itu kembali menjelaskan.

"Saya dapat informasi bahwa Nona Anna sudah keluar dari penjara," ucap Thunder dengan hati-hati.

Devian yang awalnya hanya mengerutkan dahi, tiba-tiba menegakkan tubuhnya. "Apa maksudmu?" Nada suaranya terdengar tegang.

"Kemungkinan besar ada yang menyogok polisi, Bos. Jumlahnya tidak main-main, puluhan juta. Oleh karena itu, Anna bisa keluar jauh sebelum masa tahanannya selesai."

Ekspresi Devian berubah seketika. Pupil mata pria itu mengecil, lantas dengan segera ia berdiri dari kursinya. Langkahnya terburu-buru menghampiri Thunder. Kedua tangannya menepuk pundak Thunder, seolah ingin memastikan bahwa apa yang baru saja didengarnya bukan sebuah kesalahan.

"Thunder," suara Devian terdengar berat. "Apa ini benar?"

Thunder menatap mata Devian, lalu mengangguk perlahan. "Sayangnya memang benar, Bos. Nona Anna kini sudah berkeliaran, dan mungkin akan merencanakan pembalasan dendam."

Devian menarik napas panjang. Ia melepaskan tangannya dari pundak Thunder dengan tenaga yang tiba tiba saja menipis. Tubuhnya menegang, pandangannya kosong ke depan, seolah mencoba memproses semua yang baru saja didengarnya.

"Siapa yang ada di balik semua ini?" Devian bertanya dengan suara lebih pelan, namun jelas sekali kekesalan yang tertahan dalam nadanya.

"Kita belum tahu pasti siapa yang menggerakkan semua ini, Bos, tapi saya sedang mencari tahu. Saya janji akan mendapatkan detailnya secepat mungkin."

Devian mengangguk kecil, masih terpaku dengan pikirannya sendiri. Hatinya bergolak, bukan hanya karena Anna sudah bebas, tapi karena tahu bahwa ada kekuatan besar yang bekerja di balik layar.

Siapa seseorang dibalik kebebasanmu, Anna. Batin Devian dengan sorot mata tajam.

Ia kembali menatap Thunder. Devian sekilas merenung jauh ke masa lalu, masa-masa di mana mereka masih muda. Hingga saat ini Thunder bekerja sebagai mata-mata pribadi Devian, selalu berada di belakang layar, menyusup ke tempat-tempat di mana informasi berharga beredar.

Dia memiliki akses ke sumber yang tidak bisa dijangkau sembarang orang. Sumber daya ini telah membantu Devian dalam banyak situasi berbahaya, seperti halnya sekarang.

Thunder adalah ahli teknologi yang bisa melacak data tersembunyi, memata-matai orang-orang berpengaruh tanpa terdeteksi, dan bahkan meretas sistem keamanan. Saat ini, dia adalah satu-satunya harapan Devian untuk melindungi keluarganya dari ancaman yang makin mendekat.

Another Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang