° BAB 01 | TARI GAMBYONG

261 47 43
                                    

Hai Gurls ... gebrakan baru dari Buna buat kalian wkwk.

Kamis, 24 Oktober 2024.

Kamis, 24 Oktober 2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°•🦢•°°

Menyelamatkan diri dari rasa getir kehidupan, memang bukan hal yang dimudahkan. Terkadang rencana untuk berdamai pun seakan terhenti tanpa alasan pasti.

Perempuan, salah satu ciptaan Allah yang diistimewakan keberadaannya. Perempuan memiliki kedudukan yang sangat penting dan terhormat tentunya.

Dahulu pada masa Jahiliyah, perempuan sering kali dianggap sebagai properti dan mengalami perlakuan yang tidak adil bahkan dianggap sebagai aib. Melalui ajaran Islam, Nabi Muhammad secara langsung dan tidak langsung telah memperjuangkan kedudukan dan hak-hak atas perempuan.

Darah-darah bercucuran pun turut mengiringi, perjuangan yang sangat abadi untuk dikenang sepanjang masa. Mensyukuri akan nikmat yang telah tersaji di depan mata, berhenti untuk membutakan diri bahwa yang haram akan tetap haram.

Mengingat perjuangan untuk meninggikan kedudukan kaum hawa tidaklah mudah, sudah jelas seharusnya para perempuan bisa jauh lebih menjaga apa yang memang harus dijaga.

“Nduk, perlu kamu ingat. Perempuan itu kedudukannya diistimewakan. Jadi, kamu harus selalu menjaga diri dari hal yang ndak baik, ucap Bu Isum. Bu Isum, kakak kandung dari ibu Candramaya.

“Bila perlu, kamu itu jadi perempuan yang tegas. Biar nanti ndak ada laki-laki yang semena-mena sama kamu,” lanjutnya.

Senyum Candramaya mengembang. “Hehe, nggih Budhe. Nanti Candra minta diajari mas Manggala buat jadi perempuan tegas. Mas ‘kan pendekar sejati walaupun ngeselin dikit.”

Ucapan Bu Isum yang selalu menjadi pengingat Candramaya. Rasa bahagia turut menyelimuti, sebab gadis muda itu merasa banyak orang yang memperdulikannya.

Candramaya Danurdara, perempuan muda berkulit kuning langsat, memiliki mata almond dengan kelopak mata yang tidak terlalu lebar. Bentuk mata yang sering kali terlihat lembut dan ekspresif, memancarkan kesan kalem dan anggun. Terkadang hal tersebut diasosiasikan dengan kecantikan perempuan Jawa.

°°•🦢•°°

Jawa Tengah memiliki kebudayaan yang sangat kental, diantaranya tarian tradisional. Beberapa tarian yang cukup terkenal adalah Tari Gambyong, Tari Bedhaya, Tari Serimpi, Tari Topeng Ireng, dan lain-lain. Adapun elemen lain yang menyokong budaya Jawa ialah Wayang kulit, Gamelan, Makanan tradisional, Upacara Sekaten, Tradisi Slametan. Bukan hanya itu, masih banyak hal lainnya yang khas ada dalam lingkup suku Jawa.

Budaya Jawa Tengah ini mencerminkan perpaduan antara nilai spiritual, seni, dan tradisi sosial yang masih dijaga hingga saat ini.

Kedua orang tua Candramaya memiliki Sanggar Tari yang ramai peminatnya. Sanggar Tari Danurdara, nama yang diambil dari putri kesayangannya. Danurdara yang memiliki arti Kaya Ilmu, sama halnya dengan berbagai tarian yang mereka lestarikan dalam Sanggar yang mereka dirikan tersebut.

CANDRAMAYA DANURDARA || Kisah Ing Tanah JawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang