Hallo, Gurls ... kembali lagi^^
Minggu, 27 Oktober 2024.
Fajar mulai menyingsing, cahaya lembut matahari perlahan menembus kabut pagi, menghadirkan kehangatan baru yang menyapa alam dengan tenang.
Candramaya bersiap untuk pergi ke Sanggar, karena hari ini jadwal mereka untuk melatih tari Bedhaya sesuai apa yang sudah mereka rencanakan. Dari lubuk hatinya, gadis itu menginginkan yang terbaik untuk perlombaan yang akan mereka ikuti.
“Bu, Candra pamit ke Sanggar, nggih,” pamit Candramaya.
“Sarapan dulu, baru pergi. Ayo, jangan dibiasakan ndak makan pagi, lambungmu loh kasihan,” tutur Bu Asih.
Candramaya mengangguk, ia tidak bisa membantah sedikit pun ucapan ibunya.
“Mas, sudah bangun, Bu?” tanya Candramaya.
“Belum, coba dilihat.”
Candramaya melenggang ke arah kamar Manggala, mengetuk pintu perlahan dan memanggil kakaknya berulang kali. Namun, sang penghuni kamar tak kunjung membuka pintunya. Mau tidak mau, Candramaya membuka knop pintu tersebut.
“Mas,” ucap Candramaya pelan.
Benar saja, laki-laki itu masih bersembunyi di balik selimutnya.
“Mas, bangun. Ayo, sarapan dulu.”
Manggala menggeliat, sesekali mengucek matanya. Candramaya menggelengkan kepalanya, melihat Manggala yang enggan untuk membuka matanya.
“Bu! Mas nggak mau bangun!” teriak Candramaya.
“Dek ih, iya-iya ini bangun. Mas capek loh, semalam habis latihan, pulang malam juga. Pagi-pagi malah dapat teriakan,” ucap Manggala.
Candramaya berkancah pinggang. “Siapa yang suruh pulang malam? Nggak ada ‘kan?”
Manggala menarik hidung adiknya, gemas. Laki-laki itu berjanji untuk terus menjaga adik semata wayangnya, ia tidak akan membiarkan orang lain menyakiti adiknya. Dan pun, akan selalu menjaga keluarga kecil itu agar selalu dalam lingkup kebahagiaan.
“Ya sudah, ayo sarapan sayangku, manisku, adikku,” ucap Manggala lembut.
“Ih geli.” Candramaya melengos dan keluar dari kamar kakaknya.
°°•🦢•°°
Setelah sarapan pagi bersama keluarganya, Candramaya sudah sampai di Sanggar. Ia langsung mempersiapkan apa saja yang akan digunakan dalam pelatihan tari Bedhaya.
“Assalamu’alaikum,” ucap Laksita.
“Wa’alaikumussalam,” jawab Candramaya.
“Loh, kok sendiri? Naeswari sama Anjani di mana?”
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRAMAYA DANURDARA || Kisah Ing Tanah Jawa
Non-Fiction📍𝐃𝐎𝐍'𝐓 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐑𝐈𝐙𝐄 𝐌𝐘 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘! #DiikutsertakanDalamEventBetterBatch2Teradiksi Dalam bakat yang dimiliki Candramaya, gadis itu berhasil membawa generasi muda untuk tetap melestarikan tari tradisional khas Jawa Tengah. Membelokkan...