lupa setengah ingatan

202 17 4
                                    

Nyx terbangun dengan perasaan berat di seluruh tubuhnya, seolah-olah baru saja terjatuh dari tebing yang tinggi. Matanya mengerjap beberapa kali, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk melalui celah pintu. Dia mendengus pelan, rasa dingin yang menjalari kulitnya seakan menegaskan bahwa situasi ini benar-benar tidak ideal.

Nyx tertidur hingga pagi, seperti nya saat bius itu mulai kehilangan reaksi ia juga mulai tertidur dengan relasi mengantuk alami.

Gadis itu mengerjap dengan rambut yang acak acakan persis seperti rambut singan, kepala nya serasa di pukul dengan batu berat dan sakit.

Rasa nya ada yang aneh,ia melihat sekitar tak ada perubahan ia hanya bangun tidur seperti biasanya.

Namun,suasana nya berbeda ada yang ia lupakan.ada yang aneh.

Deg..

Deg..

Nyx menyentuh dada nya di bagian jantung." Rasa nya aneh,jangan jangan gw udah mulai kelainan kayak mereka."

" Ayolah nyx jangan terlalu di ambil pusing ," ucap nya.

Nyx menggerakkan kakinya turun dari ranjang, namun rasa aneh itu terus mencengkeram dirinya. Setiap langkahnya terasa berat, seperti ada sesuatu yang menahannya di dunia ini, memaksanya tetap berada dalam kesadaran yang setengah buram. Ia memegang sisi tempat tidur untuk menjaga keseimbangan, matanya terus menyapu ruangan dengan bingung.

"Kenapa gw ngerasa... kosong?" gumamnya pelan, matanya terbelalak sedikit saat menyadari bahwa ada potongan ingatan yang hilang.

Kepalanya terasa berat, seolah ada kabut yang menyelimuti pikirannya. Nyx mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum tidur—peristiwa yang membawanya pada titik ini—tetapi yang muncul hanyalah kilatan buram. Anvil... Vermouth... Demonic... Nama-nama itu terdengar akrab, namun terasa jauh, seperti kenangan dari waktu yang sangat amat lama.

"Ada yang salah," ucap Nyx sambil menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir rasa kebingungan yang terus membayangi. Dia memaksa dirinya berdiri meski lututnya gemetar. "Ini juga badan kenapa letoy gini," ucap nya malas.

Dengan napas berat, Nyx melangkah ke cermin di sudut ruangan. Wajahnya terlihat pucat, rambutnya acak-acakan seperti singa yang baru bangun tidur, dan matanya menatap kosong. Sekilas, ia tampak seperti dirinya sendiri, tapi ada sesuatu yang hilang dalam pandangan itu—cahaya, atau mungkin rasa kontrol.

Dia menghela napas, mengusap wajahnya dengan kasar, tetapi tidak ada yang berubah. "Gw nggak inget apa-apa... kenapa gw nggak bisa inget apa yang terjadi semalam?"

Nyx menatap ke arah pintu, suara di kepalanya mendesaknya untuk mencari jawaban. Taman pulang dari taman dengan vermouth . Tetapi bahkan ingatan itu pun terasa buram, seolah bagian dari mimpinya.

"Vermouth," Nyx bergumam, namanya terasa aneh di lidahnya. Ia tahu bahwa pria itu penting, tapi dalam konteks apa? Mengapa dia merasa aneh hanya dengan menyebut namanya? Mengapa ada rasa takut yang menjalar di tulang punggungnya saat nama itu terlintas?

"Apa yang terjadi?" Nyx merasakan detak jantungnya semakin cepat, tetapi pikirannya tetap saja kabur, seperti puzzle yang kehilangan bagian-bagian pentingnya. Dia mendekati pintu dan meraih gagang, tidak yakin ke mana dia akan pergi atau siapa yang akan dia temui, tapi tekadnya mulai tumbuh.

" Harus cari demonic atau vermouth gw gak mau jadi orang tolol kayak gini"

"Kalau gak nemuin mereka, gw bakal terus terjebak dalam kebingungan ini," Nyx melanjutkan dengan suara parau, menggenggam gagang pintu dengan erat.

Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba meredakan ketakutan yang menyelinap di balik tekadnya. Begitu pintu terbuka, udara dingin menyambutnya, membuatnya merinding. Ruangan di luar terasa hampa, tak ada tanda-tanda kehidupan, seolah-olah dunia ikut berkonspirasi dalam kekosongan memorinya.

Nyx melangkah perlahan, tubuhnya masih terasa lemas, tapi dorongan untuk menemukan Demonic atau Vermouth lebih kuat dari rasa sakit dan ketidaknyamanan yang ia rasakan. "Mereka pasti tahu apa yang terjadi... atau setidaknya salah satu dari mereka karena satu hal mereka gak sebaik itu," pikirnya sambil berjalan melewati koridor panjang yang suram.

Langkahnya terhenti sejenak saat sebuah kilatan memori melintas di benaknya. Kilatan tentang taman. Ia ingat Vermouth, ada sesuatu tentang percakapan mereka, tapi terlalu buram untuk dipahami sepenuhnya. Apa yang dibicarakan Vermouth? Wajahnya menjadi tegang, semakin frustrasi karena potongan memori itu enggan menyatu.

Saat dia tiba di ujung koridor, Nyx mendengar suara-suara samar dari balik sebuah pintu besar di depannya. Suara yang familiar, tapi pada saat bersamaan asing. Dia menarik napas lagi, berusaha menenangkan kegelisahannya, sebelum akhirnya memutar gagang pintu itu perlahan.

Di dalam ruangan, Demonic dan Vermouth duduk dengan santai, tampak tengah berbincang. Namun, percakapan mereka terhenti begitu mereka melihat Nyx. Sejenak, ada keheningan tegang yang melingkupi ruangan.

Demonic, dengan seringai tipis di wajahnya, menatap Nyx dengan tatapan tajam. "Akhirnya bangun juga," katanya dengan nada sinis, seolah-olah dia sudah menunggu momen ini. "Sudah siap untuk sedikit pencerahan?"

Nyx memandang Demonic dengan penuh kewaspadaan, sementara Vermouth menatapnya dengan lebih tenang, namun ada sesuatu di matanya yang membuat Nyx merasa aneh. Sesuatu yang membuat dadanya berdebar lebih kencang.

"Aku lupa... semuanya," ucap Nyx dingin, suaranya bergetar meski dia berusaha menyembunyikan kebingungannya. "Apa yang kalian lakukan padaku?"

Vermouth berdiri dari kursinya, berjalan perlahan mendekati Nyx. "Kau tidak lupa semuanya, sayang itu hanya efek obat kau demam tinggi semalam,jadi mari duduk dan aku akan menyuapi mu makanan," katanya dengan tenang. "Sebentar lagi kau akan ingat iblis manis ku." Senyum tipis yang menggantung di bibirnya membuat Nyx semakin merasa tak nyaman.

Nyx menghela nafas pasrah saat vermouth menarik nya untuk duduk di kursi tengah tengah ia dan demonic.

Demonic menatap nyx dari atas sampai bawah rasanya aneh melihat boneka yang ia rias memiliki penampilan seperti pengemis seperti itu.

Ia berdiri melangkah mendekati nyx,melihat gadis di samping nya makin merapatkan tubuh nya pada dirinya vermouth tidak bisa menahan senyum ditambah wajah murung demonic.

" Kemari nyx," ucap nya dengan suara serak.

Nyx was was apakah ia akan di bunuh di pagi hari yang cerah ini,namun semua itu terhenti saat demonic dengan telaten membenarkan rambut nya yang acak acakan juga mengaitkan dua kancing baju tidur yang lepas.

" Jangan terlalu percaya diri dengan penampilan mu,kadang penampilan buruk mu bisa menjadi Boomerang"

Sial otak nyx traveling bila yang mengucapkan demonic.




Ki harap kalian suka dengan chapter kali ini.

Silahkan nikmati suguhan saya.

Mau tanya gimana menurut kalian cerita nya.

DRAMA [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang