DRAMA [ TAMAT ]

. "Παιχνίδι Χωρίς Νικητή" (Paichnídi Chorís Nikití) - "Permainan Tanpa Pemenan

Hera duduk di sudut gelap ruang bawah tanah, aroma lembab dan pengap memenuhi ruang itu. Di sekelilingnya, cahaya redup dari lampu gantung memancarkan bayangan panjang di dinding. Dia memegang sebuah foto Nyx yang diambil saat momen paling rentan—ketika Nyx tampak lemah, terjebak dalam pikirannya sendiri. Ini adalah senjata yang akan digunakan Hera untuk menghancurkan semuanya.

Setelah semua yang terjadi, Hera merasa sakit hati yang mendalam. Dia tidak akan lagi menjadi sosok yang terpinggirkan, yang selalu dibayangi oleh kekuatan dan keanggunan Nyx. Rencana yang dipikirkannya sudah sangat matang, dan dia tidak akan membiarkan siapa pun menggagalkannya.

“Ini saatnya,” gumam Hera pada dirinya sendiri, menatap tajam foto itu. “Nyx harus merasakan apa yang telah dia lakukan padaku.”

Malam itu, Hera berencana mengadakan pertemuan dengan murid-murid lainnya—mereka yang telah merasakan kepahitan yang sama akibat dominasi Nyx. Dia tidak butuh banyak orang, hanya beberapa orang yang bisa dia percayai untuk mendukungnya dalam misi gelap ini. Mereka akan melakukan sesuatu yang tak terduga—sesuatu yang bisa menghancurkan reputasi Nyx di hadapan semua orang di Eufuro Neverland.

Saat rekan-rekannya berkumpul, Hera menjelaskan rencananya tanpa menyinggung soal kebencian atau permusuhan. “Kita tidak perlu membicarakan siapa yang benar atau salah. Yang kita butuhkan adalah bukti. Dan Nyx memiliki banyak rahasia kelam,” katanya dengan nada dingin. “Kita hanya perlu menemukan cara untuk mengeksposnya.”

Di antara kelompok itu, mereka berbagi cerita tentang pengalaman buruk dengan Nyx, menciptakan kesatuan yang menguatkan tekad mereka. Hera mendengarkan dengan cermat, menyusun gambaran tentang bagaimana cara mengungkap sisi gelap Nyx. Masing-masing dari mereka memiliki cerita—penghinaan, luka, dan penolakan yang menjadi bahan bakar bagi rencananya.

Dalam pikirannya, Hera tidak hanya berencana untuk merusak reputasi Nyx, tetapi juga untuk menghancurkan semangatnya. Dia ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa di balik wajah cantik dan kekuatan, Nyx adalah makhluk yang rapuh, penuh cacat dan kerapuhan. Dengan mengambil momen-momen paling rentan dari hidup Nyx dan membeberkannya ke publik, Hera tahu dia bisa merobohkan semuanya.

Hera melangkah ke depan, membangkitkan semangat kelompoknya. “Kita tidak akan menyerang dia secara langsung. Kita akan memanfaatkan semua momen kecil yang ada. Kita akan menangkapnya dalam situasi yang membuatnya terlihat lemah, tak berdaya, dan tidak layak untuk dihormati.”

Dia berbicara dengan percaya diri, menggambarkan bagaimana mereka akan memanipulasi situasi di sekitar Nyx. Dengan menyebarkan informasi yang merugikan dan membangun narasi yang kuat, mereka akan membuat Nyx terlihat seperti monster di mata teman-teman dan lawan-lawannya.

“Aku ingin kalian tahu,” Hera melanjutkan, suaranya menggema di ruang itu, “apa pun yang terjadi, kita tidak akan mundur. Nyx sudah mempermalukan kita cukup lama. Ini adalah balasan kita, dan kita akan melakukannya dengan cara yang membuatnya merasa ditinggalkan dan tersisih.”

Kemarahan dan semangat timbul di dalam hati mereka, membakar setiap keraguan. Mereka semua tahu betapa sulitnya melawan seseorang sekuat Nyx, tetapi Hera telah memberi mereka harapan, memberi mereka tujuan.

Ketika malam beranjak larut, Hera dan kelompoknya keluar dari ruang bawah tanah, siap untuk mengeksekusi rencana mereka. Malam itu adalah awal dari sesuatu yang gelap dan tidak terduga—sebuah perang antara kegelapan dan cahaya yang tidak akan mengenal ampun.

Sementara itu, Nyx berada di atap, menikmati angin malam yang sejuk, tidak menyadari bahwa badai sedang mendekat. Dalam pikirannya, dia tidak hanya berjuang untuk menemukan jati diri, tetapi juga menghadapi ancaman yang tidak terlihat. Dia merasakan ketidaknyamanan yang samar, seperti bayangan gelap yang mengintai, tetapi tidak bisa membayangkan betapa dekatnya rencana Hera untuk menghancurkannya.