DRAMA [ TAMAT ]

tamat

Raymond adalah sosok yang menonjolkan kepandaian manipulasi dan keahlian berbohong. Dengan penampilan yang menarik dan kharisma yang memikat, dia sering kali menjadi pusat perhatian di mana pun dia berada. Namun, di balik senyuman menawannya, terdapat rencana jahat yang bersembunyi.

Raymond memiliki kemampuan luar biasa untuk memahami orang lain, mengetahui kelemahan dan ketakutan mereka. Ia dengan cepat memanfaatkan informasi tersebut untuk kepentingannya sendiri. Seolah-olah membaca pikiran orang, dia tahu kapan harus berbohong dan kapan harus bersikap tulus. Ketika berbicara, nada suaranya selalu tenang dan meyakinkan, mampu menenangkan bahkan yang paling curiga sekalipun.

Satu hal yang membuat Raymond berbeda adalah kemampuannya untuk berpura-pura menjadi teman. Dia mendekati para wanita, termasuk Hera, Nyx, dan Seruni, dengan sikap hangat dan peduli, seolah-olah dia adalah pelindung yang selalu ada untuk mereka. Namun, saat mereka paling membutuhkan bantuan, dia sering kali menghilang atau malah membelokkan perhatian mereka ke arah lain, membiarkan mereka terjebak dalam masalah yang lebih besar.

Raymond tidak segan-segan menggunakan permainan psikologis. Dia bisa menciptakan skenario yang memojokkan orang lain, membuat mereka merasa bersalah atau tidak berdaya. Dengan cara ini, dia bisa memanfaatkan ketidakpastian dan keraguan mereka untuk mengendalikan situasi. Dia akan berbisik di telinga mereka, menanamkan keraguan terhadap satu sama lain, memisahkan teman-teman yang seharusnya bersatu.

Kecerdasannya dalam menyusun rencana sering kali membuatnya tampak seolah-olah tidak bersalah. Ketika sesuatu gagal, dia akan cepat mengalihkan perhatian, menuduh orang lain atau menciptakan alibi yang sempurna. Bahkan saat menghadapi situasi yang sulit, dia mampu tersenyum dan berperilaku seolah tidak ada yang salah, menciptakan ilusi bahwa semua masih berjalan sesuai rencana.

Raymond adalah karakter yang selalu selangkah lebih maju dari yang lain. Dia mengamati setiap gerakan dan reaksi orang-orang di sekelilingnya, memastikan bahwa dia dapat menyesuaikan strateginya dengan cepat. Kelemahannya adalah kesombongannya-dia sering meremehkan orang lain dan percaya bahwa tidak ada yang dapat menghentikannya, yang pada akhirnya bisa menjadi kelemahan fatalnya.

" Lalu," nyx menutup dokumen nya menatap Hera dengan tajam.sudah satu Minggu dari pertemuan mereka waktu itu dan kini mereka bertemu kembali.

Jam dua belas malam tadi Hera menelpon nya,dan mengajak nya bertemu sendiri Tampa satu pun orang yang tahu di sini di tepi jurang perbatasan dengan hutan agnoma.

" Ah kau harus membaca semuanya nyx ini tentang Raymond tuan ku"

Sebuah tembakan meleset mengenai lengan nyx hingga dokumen itu jatuh,kedua wanita itu lantas menatap ke arah hutan agnoma.

Suara dentuman tembakan itu memecah kesunyian malam, membuat jantung Nyx berdegup kencang. Ia menoleh ke arah Hera, melihat ketakutan di wajahnya, sebelum fokus kembali ke hutan Agnoma yang gelap. Keduanya tahu bahwa di balik pepohonan lebat itu, ancaman bisa muncul kapan saja.

"Siapa itu?" Nyx bertanya, berusaha menenangkan diri meskipun adrenalin mengalir deras dalam nadinya. Ia mengangkat senjata, siap untuk bertindak.

Hera menggigit bibirnya, tampak ragu. "Aku... aku tidak tahu. Tapi kita harus berhati-hati. Mereka mungkin adalah Vermouth, Anvil, Angelo, Vildes, atau Kale,atau Raymond kau tahu mereka seperti berkaitan."

Nyx mengerutkan kening. "Terserah mu saja"

"Karena mereka selalu mencari cara untuk mengendalikan kita. Mereka tahu kita sedang mencari tahu tentang rencana jahat mereka yang sebenarnya. Dan sekarang, mereka ingin kita merasa terjebak," jawab Hera dengan suara bergetar.

Mendengar nama-nama itu, nyali Nyx kembali meredup. Kenangan akan kebengisan dan manipulasi mereka kembali menghantui pikirannya. Ia ingat bagaimana mereka mampu berpura-pura menjadi sosok pelindung, hanya untuk mengalihkan perhatian mereka ketika mereka paling membutuhkannya.