"Nggak lah, kan untuk beberapa hari. Ibu juga kayaknya lanjut sampe minggu depan. Ntar kalo ada sisa nya ya untuk jajan kamu. Kalo kurang bilang bapak biar bapak tambahin" ucap bapak
Ini sukses membuat ku semakin tergila gila. Aku menganggap uang yang diberikan bapak seperti nafkah yang diberikannya untuk istrinya. Ah,,, pikiran ku sudah terlalu jauh!
...
Beberapa hari ini memang hati ku seakan berbunga bunga. Bahkan melihat bapak yang pergi ke Sawah pagi nya, membuat ku cukup merasakan menunggu nya pulang seakan lama sekali. Karena uang yang diberikan bapak tadi, aku membelikan beberapa bahan makanan yang bisa ku olah. Benar benar tidak terlihat sederhana untuk makan seminggu kami berdua karena cukup membeli sayur, bumbu, ikan dan ayam.
Begitu bapak pulang, dengan masakan yang sudah ku siapkan sejak sore tadi membuat dia senang sekali. Aku membuat ayam goreng sambal. Terlihat bapak yang sangat lahap memakannya.
Malam nya, ketika bapak menonton tv dan setelah membuatkan kopi untuk nya, aku pun ikut menonton di sebelah bapak. Tapi pikiran ku sudah kalut, hingga kemudian ku ambil kesempatan bersandar di lengan bapak. Dia tidak bergeming sama sekali. Rasanya sangat nyaman di lengan nya yang berisi daging berotot itu. Hingga akhirnya aku pun tertidur. Kali ini rasanya tidak seperti sebelumnya dimana bapak membangunkan ku. Aku langsung merasakan tubuh ku diangkat ke gendongan nya dengan satu tangan nya menahan punggung ku dan satu lagi menahan lipatan dengkul ku. Karena tidak ada usaha membanguni ku, membuat ku menjadi tidak perlu malu kali ini dan menenggelamkan wajah ku kearah perut nya. Dia mengantarkan ku tempat tidur, dan lagi dan lagi mengusap keningku sebelum pergi.
Keesokan hari nya pun kejadian serupa terjadi. "Ngantuk Zein, sini tiduran disini" ucap nya menyuruh ku tidur diatas pangkuan nya. Aku tidak menolak sama sekali, dan sekarang kepala ku berada di paha bapak, sedangkan tangan nya di Badan ku mengusap usap, dan berakhir kembali dengan bapak menggendong ku menuju kamar nya lagi. Ini terus terjadi hingga beberapa hari kedepan.
"Bapak gak kangen ibu ?" Ucap ku saat berbaring di paha nya
"Ya kangen, tapi gimana, namanya juga ibu harus jagain kakek kan" ucap bapak
"Tapi gak nakal kan diluar?" Ucap ku memberanikan diri membahas hal hal yang tidak pernah ku bahas sama bapak
"Hahaha sok tau kamu. Emang nakal gimana hayo ?"
"Ya,,, cari cewe diluar sana misalnya"
"Nggak lah. Kan bapak pulang sore gak kemana mana lagi. Lagian ngapain juga. Yang begitu begitu bisa nya ngabisin duit aja nanti" ucap bapak mulai terbuka.
"Beneran ni?"
"Iya lah beneran. Orang masih ada ibu kok. Ahhh udah lah bahas bahas gitu" ucap nya sambil mencubit pinggang ku membuat ku Kegelian.
...
Ternyata 2 minggu tidak cukup bagi ibu untuk mengurusi kakek karena tidak ada juga perkembangan yang berarti. Ini membuat ibu menelepon kami dan meminta izin dia harus tinggal semakin lama. Tidak ada yang bisa kami ucapkan selain kata iya. Begitu juga bapak. Meskipun aku tau dia sedikit kecewa dan terasa rindu.
Tapi hari hari berikut nya membuat ku dan bapak semakin dekat aja. Dia juga semakin sering melihat ku yang sedang memasak dengan badan nya yang menempel di punggung ku, atau dagu nya yang menyentuh pundak ku melihat apa yang sedang ku lakukan. Aku justru sebaliknya, bukan nya marah, justru semakin senang karena sikap bapak yang semakin dekat dan juga terasa intim dengan ku.
CERITA INI TAYANG SETIAP RABU DAN JUM'AT PUKUL 9 MALAM.
VOTE DAN COMMENT MENJADI BAHAN BAKAR SEMANGAT BAGI AUTHOR UNTUK MELANJUTKANNYA.
sudah tayang di karyakarsa !
KAMU SEDANG MEMBACA
BOOK 63 - KATA BAPAK, AKU MIRIP IBU / FORBIDDEN FRUIT (DAD/SON)
FantasyZEIN, HIDUP DIKELUARGA KECIL YANG TERLIHAT CEMARA. MENJADI ANAK SATU SATU NYA MEMBUAT DIA MERASAKAN KASIH SAYANG YANG LENGKAP. MESKIPUN HIDUP TIDAK PERNAH SEMPURNA, ADA SAJA YANG KURANG. SALAH SATU NYA KEMAKMURAN KELUARGA MEREKA. NO MINOR. NO RACIST...