CH.2 PASKA TINGGAL BERDUA

3.1K 83 2
                                    

Ibu di telepon dan memintanya untuk datang mengurus kakek selama 1 atau 2 minggu dengan harapan kakek bisa berjalan kembali seperti biasa. Iya, yang hanya kami tahu adalah itu bisa disembuhkan dengan beristirahat beberapa waktu. Apalagi dengan ekonomi kami yang tidak berlebihan membuat opsi membawa kakek ke dokter tidak masuk kedalam pilihan prioritas.

Dengan berat hati, bapak pun mengizinkan ibu pergi ke kampung orang tua nya untuk mengurus kakek. Hanya itu yang bisa mereka lakukan sebagai seorang anak, apalagi ibu adalah anak satu-satu nya sama seperti aku.

"Zein, Ibu pergi dulu ya. Jaga dulu bapak mu, jaga makan nya jangan sampe telat!"

"Siap bu, titip Salam sama kakek sama nenek ya, semoga kakek cepet sembuhnya" ucap ku

"Hati hati dijalan bu, ntar kalo udah sampe kabarin bapak ya" ucap Bapak

"Iya pak. Bapak juga jangan nakal nakal ditinggalin ibu ! Zein, jagain bapak ya, kamu yang gantiin ibu selama ibu pergi. Awas aja ketauan bapak nakal diluar. Kalau pulang nya malem malem, cariin ! " ejek ibu becanda sambil mengedipkan satu matanya

Aku tertawa saja merespon, begitu juga bapak. Sekarang tugas ku selain menjadi anak juga menjadi orang yang menjaga bapak selama ibu pergi. Mulai besok aku harus bersihin rumah, masak juga, dan lain lain. Ku anggap ini sebagai kegiatan baru yang harus ku nikmati, toh hanya kami berdua dan sama sama laki laki jadi gak perlu terlalu pusing juga pikir ku.

Dengan masakan yang sudah di stock ibu hari ini membuat ku tidak perlu memasak setidak nya hingga makan malam. Ibu pergi naik Bus, dan jarak dari desa kami menuju desa tempat tinggal kakek mungkin sekitar 4 jam kurang lebih. Memang cukup jauh karena berbeda kabupaten. Begitu ibu pergi, seperti kegiatan yang selalu dikerjakan bapak setiap hari nya, yaitu dia pergi ke Sawah mengurusi padi yang baru akan memasuki masa generatif nya. Sedangkan aku bingung harus ngapain. Aku memikirkan kalimat ibu tadi untuk mengurusi bapak dan rumah menggantikan dia. Aku harus bisa menunjukkan ke bapak kalau aku benar benar bisa mengurus rumah dan menyiapkan segala kebutuhan bapak. Seharian aku mencoba melakukan pekerjaan rumah mulai dari menyapu, mencuci piring, dan beberapa hal kecil lainnya yang entah kenapa membuat ku bisa mendapatkan momen menghabiskan waktu yang cukup kusukai. Apalagi setelah melihat keadaan rumah terlihat cukup bersih dari sebelumnya. Dan juga, bermodalkan handphone yang ku punya dan internet, aku mencoba mencari beberapa resep makanan simpel meskipun aku belum akan mencoba memasak hari ini, tapi setidaknya besok bisa ku coba dengan beberapa bahan makanan yang ada di dapur.

Sekitar jam 4 sore, bapak pun pulang dari sawah. Lebih cepat 1 jam dari biasanya.

"Tumben lebih cepat hari ini pak" ucap ku

"Iya, udah agak mendung juga. Kerjaan juga gak gitu banyak. Emang gak boleh bapak pulang cepet?" Ucap nya dengan nada meledek

"Haha bukan,,,, kan biasanya juga jam 5. Zein mah suka suka aja biar bapak gak capek banget"

"Bantuin dong makanya"

"Besok zein bantuin deh"

"Hehehe becandaa kok bapak. Bukan beneran. Kamu atur rumah aja bapak dah seneng banget kok." Ucap bapak

Aku memanaskan lauk yang dari pagi sudah dimasakkan ibu sedangkan bapak mandi membersihkan badan nya dari keringat dan beberapa Lumpur yang menempel di badan dan juga pakaiannya.

"Wihh harum banget masakannya, pinter juga kamu" ucap bapak

"Kan ibu tadi yang masakin sebelum pergi. Zein cuma manasin doang kok ini"

"Ooo pantesan kok kaya beneran masakan nya" ucap bapak

"Ahhh bapak, ngeledek. Besok rasain masakan zein biar tau rasa" ucap ku



CERITA INI TAYANG SETIAP RABU DAN JUM'AT PUKUL 9 MALAM.

VOTE DAN COMMENT MENJADI BAHAN BAKAR SEMANGAT BAGI AUTHOR UNTUK MELANJUTKANNYA.

sudah tayang di karyakarsa ! 

BOOK 63 - KATA BAPAK, AKU MIRIP IBU / FORBIDDEN FRUIT (DAD/SON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang