CH. 11 PENGAKUAN BESAR, PENGAKUAN KECIL

854 38 2
                                    


Isakan tangis ku ternyata membuat bapak bangun, dan melihat ku yang memegang handphone nya. Aku tidak tahu harus melakukan apa hingga bapak bangkit dan berjalan mendekat kearah ku dan mendekap kepala ku. Tidak marah sama sekali melihat handphone nya yang ku pegang saat ini dan membaca chat nya. Tampak seperti nya bapak tahu apa yang baru saja ku lihat, dan tidak berkata sedikit pun selain hanya mendekap ku membiarkan ku menangis didalam dekapannya.

Cukup lama aku di posisi itu, hingga ketika sedikit tenang aku mulai bertanya

"Jadi bapak terima aja?"

".... gak tau. Kaya nya memang begini udah jalannya Zein. Gimana pun dulu memang bapak yang merebut ibu dari mantan nya"

"Tapi kan pak, sekarang ibu udah jadi istrinya bapak"

"Iya, tapi ada nafkah yang tidak terpenuhi. Nafkah lahir yang masih selalu kekurangan apalagi saat ini, bapak sama sekali gak bisa bantu pengobatan kakek. Disitu celah mantan ibu masuk ternyata dan entah bagaimana, nenek dan kakek malah mendukung nya seolah memang gak peduli dengan perasaan bapak. Makanya bapak langsung pulang tadi" ucap nya

Sakit sekali rasanya mendengar itu. Padahal selama ini ibu terlihat sangat baik dan mencintai bapak. Ternyata ada cinta, kebutuhan dan ego yang belum kelar dengan masa lalu nya. Aku mulai membenci nya karena tindakan ibu yang diluar nalar ku ini.

"Zein janji bakal jaga bapak, urus bapak, penuhi semua kebutuhan bapak" ucap ku menggumam.

"Makasih ya Zein" ucap nya

....

Seminggu sudah setelah kejadian tersebut. Bapak memang tampak murung. Jelas siapa yang nggak sedih orang yang dia cintai tiba tiba pergi dengan cara yang menjijikkan seperti itu. Tapi seperti nya bapak bukan tipe yang memberontak. Dia menerima apa yang sudah terjadi. Entah bagaimana yang dialami nya waktu di kampung kakek minggu lalu, tapi yang pasti itu jadi salah satu penyebab bapak tidak mau memperjuangkan ibu. Sedangkan aku, hanya bisa menyemangati nya dengan mengurus bapak dengan cara ku. Sekarang yang ada dipikiran ku adalah bagaimana menjaga bapak.

Hubungan ku dan bapak menjadi lebih dekat lagi, apalagi sejak bapak yang menawari merenovasi kamar ku tapi tidak ku izinkan dengan alasan uang nya untuk di tabung aja, toh aku bisa tidur dikamar nya sekarang. Bapak setuju dengan itu. Dia juga mempercayakan uang yang dimiliki nya untuk ku kelola. Dan sekarang yang ada di dalam pikiran ku adalah bagaimana terus bisa membahagiakan bapak.

Lemari nya masih penuh dengan baju ibu yang tidak di ambil, tapi bapak bilang gak usah di beresin dulu. Mungkin dia juga perlu waktu. Termasuk meja rias ibu, tapi untuk itu, aku bilang ke bapak untuk pakai barang barang ibu seperti lotion dan lainnya yang bisa ku pake. Bapak setuju saja.

Sekarang setiap malam aku sering sekali menggunakan lotion dan juga parfum milik ibu. Awal nya hanya sebatas suka, tapi lama kelamaan, ini membawa bapak menjadi tidur lebih dekat dengan ku. Aku malah senang ! Bahkan beberapa hari terakhir aku di peluk nya dari belakang membuat kami tidur berpelukan meskipun mungkin bapak hanya menganggap ku anak nya satu satu nya.

Malam ini, terjadi lagi hal seperti kemarin, bapak memelukku tapi dengan deru nafas yang sedikit berat, dan di pantat ku terasa Benda keras yang menyembul. Seperti nya memang bapak sedang terangsang. Kubiarkan dan pura pura tidak tahu hingga semakin lama goyangan pinggul nya semakin terasa menggesek di sela pantat ku yang montok dan akhirnya badan nya mengejang, begitu juga aku, ikut orgasme. Nafas nya menjadi terengah engah setelah nya hingga kali ini dia lanjut tidur tanpa membersihkan nya terlebih dahulu.

....

CERITA INI TAYANG SETIAP RABU DAN JUM'AT PUKUL 9 MALAM.

VOTE DAN COMMENT MENJADI BAHAN BAKAR SEMANGAT BAGI AUTHOR UNTUK MELANJUTKANNYA.

sudah tayang di karyakarsa ! 

BOOK 63 - KATA BAPAK, AKU MIRIP IBU / FORBIDDEN FRUIT (DAD/SON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang