CH. 7 SELALU ADA HIKMAH DISETIAP MUSIBAH

1.8K 55 7
                                    

Aku justru sebaliknya, bukan nya marah, justru semakin senang karena sikap bapak yang semakin dekat dan juga terasa intim dengan ku.

Hingga malam hari nya, kembali lagi aku yang tiduran di paha nya sambil menonton tv. Sudah tidak ada lagi alasan aku yang mengantuk atau capek. Semua kulakukan dengan langsung begitu duduk di samping bapak. Dan juga bapak yang tidak menolak sama sekali.

"Udah kaya ibu aja, dikit dikit nyender, ini malah tiduran lagi" ucap bapak sedikit becanda

"Biarin. Daripada duduk, pegel. Gini ada yang empuk" ucap ku. Bapak hanya tertawa. Tangan nya sesekali menggosokkan lengan atas ku. Bahkan kadang mengusap keningku.

"Halus juga wajah kamu, gak kayak bapak gini brewokan. Padahal seumuran kamu bapak dah kumisan."

"Kan tiap orang beda beda pak" ucap ku cuek

"Iya, tapi masa kamu lebih mirip ibu daripada bapak. Badan nya kecil lagi. Kulit nya udah kaya kopi sama susu kalo dibandingin ke bapak" ucap nya mengejek tapi aku tidak merasa diejek saat ini.

Aneh nya, karena kepala ku yang sedikit ku naikkan dari pangkuan paha bapak membuat ku merasakan sebuah benda disana yang kuyakini itu selangkangan bapak. Awal nya lembek aja, tapi lambat laun terasa mengeras sedikit.

"Tidur gih, dah malem tu." ucap bapak tidak lama

"Gendonggg pak" ucap ku sedikit manja

"Aaaahhh manja banget, Zein" ucap nya mengeluh tapi tetap melakukannya. Mengangkat badan ku.

"Kan Zein dah capek juga ngurusin rumah. Ngurusin bapak lagi"

"Tapi bapak masih gede gini kok, gak kurus kurus" balas nya dengan Ala jokes bapak bapak membuat ku tertawa. Gendongan nya benar benar membuat ku nyaman.

Aku menikmati hubungan kami yang semakin dekat. Begitu bapak keluar dari kamar ku aku kembali memikirkan apa yang tadi kurasakan. Apa bapak memang sedang terangsang malam itu makanya menyuruhku masuk sebelum aku terlihat ngantuk? Bahkan malam itu dengan perasaan dan kejadian yang baru saja terjadi membawa ku ke mimpi dimana aku dan bapak berpelukan didalam mimpi, juga tidur bersama meskipun tidak melakukan hal hal lain.

...

Semakin hari, aku dan bapak semakin dekat lagi. Tapi aku bingung harus bagaimana. Jujur aku semakin sadar dengan perasaan ku, tapi aku juga tidak berani melakukan hal hal yang mungkin bisa berpotensi merusak hubungan kami sehingga pada akhirnya hanya bisa ku pendam dan melakukannya sebatas apa yang bisa ku lakukan seperti hari hari sebelumnya.

3 minggu sudah ibu tidak dirumah. Dan lagi dan lagi dia harus melanjutkan memperpanjang waktu nya mengurusi kakek disana.

"Bapak gak rindu sama ibu?" Ucap ku mencoba memahami

"Ya rindu,"

"Atau susulin ibu sehari, terus besok nya balik lagi kesini" ucap ku

"Nggak Usah lah Zein, sayang ongkos, waktu, tenaga" ucap bapak

"Kakek sama nenek kan juga gak gitu seneng sama bapak" ucap nya mengingatkan ku bahwa Bapak memang tidak begitu dekat dengan mertua nya. Seakan ada batasan. Mungkin dulu memang mereka kurang direstui.

....

Musim hujan pun mulai datang sekarang membuat cuaca menjadi tidak menentu. Hujannya malam cukup deras. padahal kemarin masih terasa panas. Sampai kemudian malam ini, mungkin karena angin yang kencang atau hujan yang deras atau konstruksi rumah kami yang kurang baik membuat genteng di kamar ku ambruk satu. Bapak bangun dan kaget begitu mendengar nya dan air langsung masuk mengguyur kamar membuat ku menyelamatkan apa yang bisa ku selamatkan.

"Udah, tidur di kamar bapak aja dulu" ucap Bapak.

Selalu ada hikmah disetiap musibah seperti nya. Aku pun menurut saja membiarkan kamar ku diguyur basah malam itu. masih ada rasa kaget meskipun untung nya tidak ada yang terluka.

CERITA INI TAYANG SETIAP RABU DAN JUM'AT PUKUL 9 MALAM.

VOTE DAN COMMENT MENJADI BAHAN BAKAR SEMANGAT BAGI AUTHOR UNTUK MELANJUTKANNYA.

sudah tayang di karyakarsa ! 

BOOK 63 - KATA BAPAK, AKU MIRIP IBU / FORBIDDEN FRUIT (DAD/SON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang