Lilin yang sudah hidup di tiup sama bapak, dan sekarang memotong kue nya. Aneh memang rasanya kami yang sama sama sudah tergolong dewasa melakukan hal ini, tapi aku justru suka sekali dan bapak juga gak merasa keberatan.
"Sini, biar bapak suapin" ucap nya
"Loh kok zein, harusnya bapak dulu" ucap ku sedikit tergagap dengan inisiatif bapak.
"Udah, ayooo" ucap nya menyendokkan kue nya dan menyuapi ku. Dan dengan sendok yang sama mengambil lagi potongan kue tersebut dan menyuapi ke mulut nya. Ahhh aku bahagia sekali.
Sampai kemudian bapak bangkit dan memeluk ku yang masih duduk. Dia peluk kepala ku.
"Makasih ya Zein" ucap nya
Jantung ku hampir copot rasanya tapi aku bahagia sekali. Aku ingin lebih ya tuhan!
"Pak,, mau tambahan kado lagi gak" ucap ku yang entah kenapa memulai inisiatif yang lainnya
"Apa tu ?"
"Zein pijetin mau gak"
"Wahh mau lah, pake nanya. Ayo" ucap bapak
"Gendoong" ucap ku manja
Bapak menuruti nya dan mengangkat badan ku menuju kamar "kami". Disana aku mulai memijat punggung bapak. Kali ini dia hanya menggunakan singlet saja dan celana pendek. Bulu bulu di kaki dan lengan nya terlihat jelas. Cukup keras harus ku tekan pijatan ku karena badan bapak yang besar dengan balutan otot nya yang sangat firm sekali. Sekitar 40 menit aku memijati nya sambil menikmati setiap senti badan bapak. Tidak ada keluhan terhadap pijatan ku meskipun mungkin terasa tidak enak. Hingga kemudian rasanya capek juga hingga aku berkeringat dan pijatan ku sudah tidak begitu kuat lagi, hanya tersisa elusan saja.
"Dah capek? Yaudah istirahat, ayo tidur" ucap bapak
Aku mengiyakan, tapi dengan badan ku yang masih berkeringat akhirnya bilang ke bapak mau mandi dulu, terasa lengket. Aku memang tidak terbiasa tidur dengan badan yang habis berkeringat. Bapak mengiyakan saja.
Selesai mandi, entah kenapa aku penasaran dengan semua benda benda di Meja rias ibu. Ku ambil lotion nya dan memakai nya, juga ada parfum disana yang ku semprot kan sedikit ke pakaian dan leher ku lalu berbaring di sebelah bapak. Bapak terbangun.
"Mmhhhh baru beres mandi? Harum banget" ucap bapak
"Hehe iya pak, udah seger"
"Mmmhhh bau nya enak lagi" ucap nya sambil melingkarkan tangan nya ke perut ku membuat ku gugup.
"Makasih ya, kado ulang tahun nya"
"Iya pak."
Lampu juga hanya tersisa lampu tidur saja. Jantung ku berdetak kencang. Sedangkan bapak terlihat melanjutkan tidur nya.
"Kaya bau ibu mu" ucap bapak
"Hehe masa sih pak" ucap ku
"Iya,, suka bapak wangi nya" ucap nya merekatkan badan nya ke badan ku. Membuat ku semakin salah tingkah. Lama kelamaan dengkuran tipis nya terdengar. Bapak benar benar tidur sekarang.
Sekitar jam 4 pagi, aku terbangun karena badan ku terasa Sesak. Ternyata bapak mendekap ku dari belakang. Nafas nya terasa berat. Tapi lagi dan lagi tidak ku coba membangunkan atau mengganti posisi. Di dekap seperti ini sebenarnya cukup nyaman dan hangat. Kubiarkan hingga lama kelamaan wajah bapak dekat dengan leher ku membuat bulu kuduk ku merinding. Badan nya juga benar benar menempel hingga kusadari ada yang bangun disana. Iya, entah bapak yang sedang bermimpi atau memang sudah tersadar. Perlahan di pantat ku terasa sekali ada Benda keras disana meskipun dibatasi oleh celana ku dan celana bapak. Tapi aku tau itu pasti penis nya. Dan sedang berdiri. Tapi lagi dan lagi aku membiarkan hingga semakin lama pinggul bapak semakin bergerak, seperti nya dia terangsang sekali, bahkan tangan nya mendekap ku dengan nafas nya yang terus menderu di belakang leher ku hingga satu waktu, ada terdengar erangan yang hanya nafas berat saja, tapi badan nya mendekap erat, bergetar sedikit. Apa bapak orgasme ? Apa dia begitu merindukan ibu ? Aku juga dengan posisi membelakangi bapak ikut tegang. Iya, aku orgasme.
CERITA INI TAYANG SETIAP RABU DAN JUM'AT PUKUL 9 MALAM.
VOTE DAN COMMENT MENJADI BAHAN BAKAR SEMANGAT BAGI AUTHOR UNTUK MELANJUTKANNYA.
sudah tayang di karyakarsa !
KAMU SEDANG MEMBACA
BOOK 63 - KATA BAPAK, AKU MIRIP IBU / FORBIDDEN FRUIT (DAD/SON)
FantasyZEIN, HIDUP DIKELUARGA KECIL YANG TERLIHAT CEMARA. MENJADI ANAK SATU SATU NYA MEMBUAT DIA MERASAKAN KASIH SAYANG YANG LENGKAP. MESKIPUN HIDUP TIDAK PERNAH SEMPURNA, ADA SAJA YANG KURANG. SALAH SATU NYA KEMAKMURAN KELUARGA MEREKA. NO MINOR. NO RACIST...