ZEIN, HIDUP DIKELUARGA KECIL YANG TERLIHAT CEMARA. MENJADI ANAK SATU SATU NYA MEMBUAT DIA MERASAKAN KASIH SAYANG YANG LENGKAP. MESKIPUN HIDUP TIDAK PERNAH SEMPURNA, ADA SAJA YANG KURANG. SALAH SATU NYA KEMAKMURAN KELUARGA MEREKA.
NO MINOR. NO RACIST...
Aneh sekali aku bisa begitu menyukai aroma baju bapak yang sudah kotor. Bahkan lebih aneh lagi ketika itu kulakukan, ada rasa badan ku seperti menghangat dan penis ku sedikit bangun. Ini menjadi pengalaman pertama aku menyadari kalau aku tertarik dengan aroma itu lebih dari yang kukira. Setelah nya, setiap melihat bapak, melihat senyumnya dan juga pujian nya membuat ku semakin lama semakin hanyut. Iya, aku sadar aku malah menyukai bapak meskipun harus benar benar ku tahan perasaan ku dan ku pendam dalam dalam agar bapak gak mengetahui nya. Melakukan peran sebagai orang yang mengurusi bapak seperti nya sudah cukup bagi ku. Mungkin ini yang membuat seorang istri seperti ibu bisa terus mencintai suami nya.
Beberapa hari terakhir aku juga semakin menunggu momen dimana aku akan mencuci pakaian karena hanya disana aku bisa merasakan aroma tubuh bapak lebih dekat lagi. Begitu aroma itu masuk ke dalam indra penciuman ku, seakan dunia berubah dan aku dibawa melayang. Ini membuat ketagihan ! Apalagi ketika bukan hanya baju nya saja yang bisa ku hirup, juga celana yang dipakai nya, hingga..... celana dalam nya. Entah lah, kurasa umur ku sudah legal juga mengetahui dan menyadari kenikmatan seperti ini.
Seminggu sudah kami tinggal hanya berdua. Ibu beberapa kali saja menelepon menanyakan kabar. Tidak begitu masalah bagi ku dan bapak. Bahkan pagi ini, begitu aku bapak bangun dan selesai mandi, aku masih sedang memasak. Kopi nya belum ku buat. Bapak mendekati ku melihat apa yang sedang ku masak.
"Harum sekali, masak apa Zein?" ucap nya dengan badan nya lebih tepat nya bagian perut nya menempel di punggung ku, juga wajah bapak yang dekat sekali dengan leher ku membuat ku merasakan brewok tipis yang tumbuh di pipi nya. iya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ini, cuma telur sambel pak. Kaya nya bahan makanan abis juga, nanti Zein beli ke warung ya. Bapak mau kopi dulu ?" Ucap ku yang masih mengaduk aduk sambel yang sedang di masak.
"Mmm,, beresin dulu lah masak nya, ntar gosong" ucap nya
Masih di posisi tersebut, cukup lama hingga membuat dada ku berdegup kencang.
"Ini tinggal masukin telur nya aja pak" ucap ku gugup karena kalau badan bapak semakin lama menempel akan membuat ku semakin tidak bisa berkonsentrasi. Untung nya bapak mengerti dan sekarang pindah posisi, berjalan ke Meja makan kecil, duduk seperti anak yang sedang menunggu masakan orang tua nya.
Ku ambilkan nasi untuk bapak, dan juga telur sambal yang sudah ku masak tadi juga dengan rebusan sayur seadanya. "Bentar, zein buatin kopi nya ya" ucap ku tapi tangan ku di tahan bapak.
"Udah, ayo makan dulu. Nanti aja" ucap nya
Lagi lagi ucapan yang terasa hangat di pagi hari itu membuat ku sedikit kelimpungan. Kuturuti dan kami pun makan bersama pagi ini. Lagi dan lagi bapak memuji masakan ku membuat ku sedikit salah tingkah karena begitu senang. Bapak pintar sekali bersilat lidah seperti nya, mungkin itu juga yang membuat ibu juga jatuh hati padanya. Selesai makan, karena kopi nya tadi belum jadi ku buat, akhirnya ku siapkan terlebih dahulu sambil bapak pindah ke depan tv menonton siaran berita pagi itu.
"Tadi Katanya mau belanja bahan makan kan, ini ntar beliin apa yang kamu suka."
"Banyak banget pak" ucap ku melihat nya memberikan ku 3 lembar uang merah
"Nggak lah, kan untuk beberapa hari. Ibu juga kayaknya lanjut sampe minggu depan. Ntar kalo ada sisa nya ya untuk jajan kamu. Kalo kurang bilang bapak biar bapak tambahin" ucap bapak
Ini sukses membuat ku semakin tergila gila. Aku menganggap uang yang diberikan bapak seperti nafkah yang diberikannya untuk istrinya. Ah,,, pikiran ku sudah terlalu jauh!
...
CERITA INI TAYANG SETIAP RABU DAN JUM'AT PUKUL 9 MALAM.
VOTE DAN COMMENT MENJADI BAHAN BAKAR SEMANGAT BAGI AUTHOR UNTUK MELANJUTKANNYA.