Chapter 6

95 9 0
                                    

SELAMAT MEMBACA.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

=========

Semua orang menunggu dengan cemas. Mereka sudah menunggu selama tiga jam, namun operasi belum juga selesai. Anna yang tadi sempat pingsan, telah terbangun dan menunggu dengan gusar.

Lampu ruang operasi akhirnya padam. Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari dalam ruang operasi.

"Siapa keluarganya?", tanya sang dokter. Anna segera mendekat.

"Saya dok. Bagaimana keadaan adik saya?", tanya Anna cemas.

"Pasien sudah melewati masa kritisnya dan peluru berhasil kami angkat. Beruntung peluru itu sedikit meleset dari jantungnya, jadi pasien berhasil melewati masa kritisnya walaupun tadi sempat mengalami pendarahan hebat, namun itu tidak merusak organ vitalnya. Kami akan segera memindahkan pasien ke ruang rawat", ucap sang dokter. Liu Haikuan yang sedari tadi berdiri disamping Anna itu mengucapkan terima kasih pada sang dokter. Sang dokter pun pergi meninggalkan Liu Haikuan dan yang lainnya.

"Untunglah Xiaobao baik-baik saja", ucap Anna lega. Liu Haikuan merangkul pundaknya dan mengelus lembut lengan wanita itu.

Cukup lama mereka menunggu lagi, akhirnya brankar yang membawa Xiaobao itupun keluar dari ruang operasi. Anna segera mendekati brankar dan memegangi tangan dingin sang adik.

"Kami akan memindahkannya keruangan, nona", ucap salah satu perawat. Anna menganggukkan kepalanya dan menjauhi brankar. Dua perawat itu mendorong brankar itu diikuti oleh Anna dan yang lainnya.

Beberapa saat kemudian.

Anna duduk di samping ranjang Xiaobao sambil memegangi tangan pucat itu. Li Lianhua berjalan mendekati ranjang. Anna menatap tajam padanya.

"MENGAPA KAU MASIH DISINI?", tanya Anna dingin.

"Anna, maafkan aku. Aku ingin bersamanya", ucap Li Lianhua serak.

"Pergilah. Aku tidak ingin melihat mu", ucap Anna semakin dingin. Li Lianhua berlutut di hadapan Anna dan memohon dengan iba.

"Tolong, Anna. Aku ingin bersamanya", pinta Li Lianhua. Anna bergeming. Dia memejamkan matanya.

"Tolong pergilah, Xiang Yi", pinta Anna. Li Lianhua yang sudah mengenal baik Anna itupun tahu maksud dari ucapan memohon dari wanita itu. Dia benar-benar memintanya agar pergi dari hadapannya. Anna berdiri dan menatap Li Lianhua sekeluarga.

"Zhan ge, aku sangat berterima kasih pada keluarga kalian karena sudah menyelamatkan Xiaobao dan menjaganya selama ini, tapi bisakah saat ini tinggalkan aku dan Xiaobao berdua? Aku ingin bersamanya", ucap Anna. "Kumohon", pinta Anna.

Xiao Zhan dan adik-adiknya saling pandang. Xiao Zhan menganggukkan kepalanya pada adik-adiknya.

"Baiklah. Aku tahu kau butuh waktu bersamanya. Kabari kami jika kau butuh sesuatu", ucap Xiao Zhan sambil menepuk pundak Anna.

"Terima kasih, ge", ucap Anna tulus. Xiao Zhan menganggukkan kepalanya.

"Jangan lupa untuk menghubungi kami", ucap Xiao Zhan. Anna menganggukkan kepalanya. Xiao Zhan dan adik-adiknya pamit pergi meskipun Li Lianhua tampak enggan untuk pergi.

"Biarkan Anna tenang terlebih dulu, Huahua", ucap Xiao Zhan. Li Lianhua hanya bisa pasrah. Mereka semua pun keluar dari dalam kamar Fang Duobing.

Anna kembali duduk di kursi samping tempat tidur. Dia menatap wajah sang adik dan membelai lembut pipi kanannya.

"Apa yang harus ku katakan pada paman dan bibi, Xiaobao?", ucap Anna lirih. Anna terus memegangi tangan Fang Duobing yang terbebas dari infus dan mencium tangan itu.

Antara Nyaman dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang