SELAMAT MEMBACA.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.============
Beberapa saat kemudian.
Anna tampak berlari memasuki gedung rumah sakit setelah urusannya di pengadilan selesai. Dia mendapatkan panggilan dari Li Lianhua yang mengatakan bahwa Fang Duobing sudah sadar.
"Xiaobao", ucap Anna begitu lega. Dia mendekati sang adik dan meletakkan tas dan sebuah amplop putih besar di tempat tidur di dekat kaki Fang Duobing.
"Jiejie", ucap Fang Duobing sambil tersenyum pada kakaknya itu. Anna memeluknya pelan.
"Jiejie senang akhirnya kamu sadar, Xiaobao", ucap Anna bahagia.
"Jiejie, aku rindu padamu", ucap Fang Duobing.
"Jiejie juga rindu padamu", ucap Anna sambil menahan tangis. Dia semakin memeluk Fang Duobing pelan. Fang Duobing membalas pelukan itu. Tanpa Anna dan Fang Duobing sadari, Li Lianhua mengambil amplop dari pengadilan dengan nama Fang Duobing tertera sebagai penerima.
"Apa ini?", tanya Li Lianhua sambil menunjukkan amplop putih besar itu pada keduanya. Anna segera melihat Li Lianhua dan apa yang sedang dia pegang di tangannya.
"Bukan apa-apa", ucap Anna sambil merebut amplop itu dari tangan Li Lianhua.
"Jie, itu....", ucap Fang Duobing saat melihat amplop itu. Anna memandanginya dan memberi kode untuk diam. Anna menyembunyikan amplop itu dibawah bantal Fang Duobing.
"Gugatannya sudah keluar", bisik Anna pelan di telinga Fang Duobing. Fang Duobing memandangi kakaknya itu. Dia melirik Li Lianhua yang berdiri di dekat kakinya.
"Anna, Xiaobao, apa itu?", tanya Li Lianhua sangat ingin tahu dan melihat tingkah Anna dan Fang Duobing yang mencurigakan. Anna menatapnya.
"Apa? Tidak ada apa-apa", sangkal Anna. "Apa dokter sudah memeriksa, Xiaobao?", tanya Anna untuk mengalihkan perhatian Li Lianhua.
"Baru saja dokternya keluar setelah memeriksa", ucap Li Lianhua. Anna menganggukkan kepalanya. Tadi dia memang berpapasan dengan dokter yang merawat Fang Duobing di lorong. Ketiganya terdiam dengan canggung.
"Li Lianhua, bisa tinggalkan kami? Aku ingin berbicara dengan jie", ucap Fang Duobing pada Li Lianhua. "Tolong", ucap Fang Duobing lagi karena Li Lianhua hanya terdiam.
"Baiklah. Aku akan menunggu diluar", ucap Li Lianhua pasrah. Dia pun pergi meninggalkan kedua kakak beradik itu.
"Apa kau sudah yakin dengan apa yang akan kau lakukan selanjutnya?", tanya Anna. Fang Duobing menganggukkan kepalanya. Dia meminta Anna mengeluarkan amplop yang tadi di sembunyikan dibawah bantal. Membuka dan mengeluarkan surat gugatan itu dan membacanya.
"Aku akan menyerah, jie. Mungkin bukan aku yang bisa membahagiakannya", ucap Fang Duobing sedih. Anna memeluk Fang Duobing yang sedang bersandar di ranjangnya dan mengelus punggung adiknya itu.
"Pikirkan lagi, Xiaobao. Sepertinya Xiang Yi masih ingin bersamamu", ucap Anna.
"Sepertinya tidak perlu dipikirkan lagi. Bukankah jie juga yang mendukungku untuk berpisah dengannya?", ucap Fang Duobing.
"Dengar, Xiaobao. Memang jiejie yang sering memintamu untuk berpisah dengannya, karena jiejie tidak ingin lagi melihatmu terluka karenanya. Tetapi, semenjak kau terluka karena menyelamatkannya, dia sangat ingin mendapatkan kesempatan untuk bisa memperbaiki semuanya bersamamu", ucap Anna sambil memegangi kedua tangan Fang Duobing dan menggenggamnya.
"Jie ingin kau memikirkannya lagi. Apa kau yakin bahwa kau bisa bahagia dengan merelakannya? Kau begitu mencitainya, bukan?", ucap Anna. Fang Duobing menganggukkan kepalanya. "Pikirkanlah lagi. Gugatannya masih bisa di cabut sebelum sidang terlaksana, itu kata petugasnya. Jie akan mendukung apapun keputusanmu. Jie ingin kau bahagia, Xiaobao", ucap Anna tulus. Fang Duobing hanya menganggukkan kepalanya. Anna mengambil surat dan amplop itu. Memasukkan surat kedalam amplop dan menyimpan amplop itu kedalam tas kecilnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/376766865-288-k596697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Nyaman dan Cinta
Fanfictionhanya sekedar fiksi yang terinspirasi video di tiktok-nya Baili dongjun ⛔ xhio se