Chapter 15

184 15 0
                                    

SELAMAT MEMBACA.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

=========

Suvarnabhumi Airport.

Beberapa orang tampak berkumpul di gerbang keberangkatan. Dua orang berkewarganegaraan Thailand mengantarkan tiga tamu mereka dari China.

"Terima kasih P'Yoon, P'Tay. Sebenarnya, kalian tidak perlu mengantarkan kami", ucap Wang Yibo tulus.

"Tidak masalah, King Wang. Kalian tamu kami, jadi sudah sewajarnya kami mengantarkan kalian", ucap Yoon.

"Yibo saja. Tidak perlu memanggilku King, phii", ucap Wang Yibo.

"Tidak apa. Lagipula, kau adalah pemimpin kami", ucap Yoon.

"Aku bukan pemimpin kalian. Phii juga adalah pemimpin Black Shadow. Jadi tidak perlu memanggilku King. Cukup Yibo saja. Jika kalian ingin memanggil King Wang, cukup pada daddy ku saja", ucap Wang Yibo yang merasa belum pantas di panggil King.

"Ah... Baiklah", ucap Yoon.

"Kabari kami jika kalian masih menemukan Wangsengdao yang bersembunyi disini", ucap Wang Yibo.

"Tentu saja", jawab Yoon.

"Kalau begitu, kami pamit", ucap Wang Yibo sambil memberi salam pada Yoon dan Tay. Kedua adik Yibo juga pamit dan memberi salam pada keduanya. Mereka bertiga pun masuk ke pintu keberangkatan.

"Kerahkan mata-mata Black Shadow untuk mencari tahu mengenai orang-orang Wangsengdao. Kemungkinan masih ada beberapa kelompok yang melarikan diri ke negara kita", perintah Yoon pada Tay Tawan.

"Siap, King", ucap Tay. Keduanya pun pergi meninggalkan bandara.

Beberapa jam kemudian.

Wang Yibo dan kedua adiknya akhirnya sampai ke Mansion Wang. Xiao Zhan langsung menyambut sang suami yang tampak kelelahan.

"Geee.... Aku sangat merindukanmu", ucap Wang Yibo sambil bergelayut manja di lengan pasangannya itu.

"Diluar tampak sangar, tapi dirumah.....", ucap Wang Zhou Cheng menyindir sang abang yang lebih tua lima tahun darinya itu. Wang Yibo langsung menatap tajam pada sang adik kandung bungsunya itu.

"Sudahlah, di. Jangan mengejek orang yang selalu kasmaran. Seperti kau tidak saja pada Kuan ge", ucap Wang Hao Xuan pada sang adik. Wang Zhou Cheng menatap tajam pada abang keduanya itu.

"APA? Itu kenyataan. Kau sangat galak pada orang lain, namun saat bersama Kuan ge, kau seperti kucing yang sangat butuh perhatian", ejek Wang Hao Xuan. Wang Zhou Cheng semakin kesal.

"Sudah. Jangan marah. Ayo kita tinggalkan mereka berdua. Jangan mengganggu mereka", ucap Wang Hao Xuan sambil menarik sang adik untuk masuk kedalam rumah mereka.

"Tapi mereka sungguh keterlaluan. Bisa-bisanya berciuman didepan jomblo seperti ku ini. Aku kan jadi iri pada mereka", ucap Wang Hao Xuan.

"Kasihan sekali si jomblo kita ini", sindir Wang Zhou Cheng. Terjadi kejar-kejaran kedua saudara itu didalam rumah.

Bruak. Wang Zhou Cheng menabrak seseorang dan jatuh.

"Daddy?", ucap Wang Hao Xuan saat melihat kehadiran sang ayah di rumah mereka. Selama ini ayah dan ibu mereka lebih memilih menetap di Jepang.

"A-Xuan, A-Cheng. Ada apa ini? Mengapa berlari-lari seperti anak kecil?", tanya sang ayah dengan suara tegasnya.

"Maaf, daddy", ucap Wang Zhou Cheng sambil menundukkan kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antara Nyaman dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang