SELAMAT MEMBACA.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.=============
"Hati-hati, Huai ge. Cepat kembali. Aku pasti akan sangat merindukan mu", ucap Xiaobao manja. Huai En sebenarnya tidak rela harus terpisah jauh dari kekasih kecilnya itu, namun dia harus menjalankan tugas.
Beberapa hari kemudian.
Dini hari.
Kediaman keluarga Wang yang damai dini hari itu menjadi ricuh. Xiaobao keluar kamar sambil berteriak dan menangis.
"Ada apa Xiaobao?", tanya Xiao Zhan yang datang mendekatinya. Xiao Zhan memeluk adik bungsunya itu.
"Gee....hikss....", Xiaobao terisak dalam pelukan Xiao Zhan.
"Ada apa, sayang?", tanya Xiai Zhan sambil melepaskan pelukannya dan menangkup wajah dihadapannya yang sudah berlinang airmata.
"Ada apa?", tany Wang Yibo yang mendekati keduanya.
"Huai... En ge...", ucap Xiaobao masih terisak.
"Ada apa dengannya?", tanya Xiao Zhan.
"Aku bermimpi.. Huai En ge menghilang dan belum di temukan", ucap Xiaobao. Xiao Zhan memeluknya.
"Itu hanya mimpi, sayang. Huai En pasti baik-baik saja", ucap Xiao Zhan mencoba menenangkan sang adik.
"Tidak. Mimpi itu.... Terasa begitu nyata", ucap Xiaobao kembali terisak. Wang Yibo mendekati keduanya dan memeluk mereka.
"Tenanglah, Xiaobao. Itu hanya mimpi. Huai En pasti baik-baik saja", ucap Wang Yibo sambil mengelus punggung Xiaobao.
"Kalau dia baik-baik saja, mengapa dia belum juga menghubungiku sejak dia pergi?", tanya Xiaobao.
"Mungkin dia masih belum bisa menghubungimu karena misi yang di berikan padanya", ucap Wang Yibo.
"Iya. Huao En pasti masih belum bisa menghubungi mu karena misi yang di berikan padanya. Dia pasti akan segera menghubungi mu", ucap Xiao Zhan.
"Sebaiknya kita kembali tidur. Ini masih dini hari", ucap Wang Yibo. Xiao Zhan menganggukkan kepalanya.
"Aku ingin tidur dengan Zhan ge saja", ucap Xiaobao manja.
"Baiklah", ucap Xiao Zhan.
"Ya, sudah. Ayo kita tidur lagi", ucap Wang Yibo. Wang Yibo mengantar Xiao Zhan dan Xiaobao ke kamar Xiaobao. Keduanya berbaring bersama, Yibo menyelimuti keduanya.
"Tidurlah. Huai En pasti baik-baik saja. Dia adalah pria yang kuat", ucap Wang Yibo. Xiaobao menganggukkan kepalanya lemah. "Aki kembali ke kamar", ucap Wang Yibo pada Xiao Zhan. Xiao Zhan menganggukkan kepalanya. Yibo mencium kening Xiao Zhan dan pergi meninggalkan kamar Xiaobao.
"Ada apa, ge? Mengapa si bungsu berteriak?", tanya Wang Zhou Cheng yang tampak sedang mengucek matanya.
"Dia bermimpi buruk. Dalam mimpinya Huai En menghilang dan belum di temukan", ucap Wang Yibo. Wang Zhou Cheng menelan saliva mendengar ucapan Yibo.
"Ada apa?", tanya Wang Yibo yang melihat gelagat aneh dari sang adik bungsunya itu. Wang Zhou Cheng menarik Wang Yibo ke kamarnya.
"Ge tahu kenapa A-Xuan berangkat ke Thailand mendadak tadi pagi?", ucap Wang Zhou Cheng. Wang Yibo menggelengkan kepalanya. Dia terlalu sibuk dengan perusahaannya.
"Huai En memang menghilang. P'Sing dan P'Yoon mengabarkan bahwa mereka kehilangan kontak dengan Huai En saat melakukan misi. Mereka belum bisa menemukan lokasi terakhir Huai En", ucap Wang Zhou Cheng berbisik pelan. Wang Yibo membelalakkan kedua matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/376766865-288-k596697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Nyaman dan Cinta
Hayran Kurguhanya sekedar fiksi yang terinspirasi video di tiktok-nya Baili dongjun ⛔ xhio se