Kurona Ranze - Menyimpan Rasa

279 18 4
                                    

Jangan lupa vote dan komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen.
Tandai jika ada typo.

●○●○●○●○

Kurona Ranze adalah sosok yang pendiam dan jarang menonjol di sekolah. Dia lebih suka berada di pinggiran, mengamati dunia di sekitarnya tanpa menarik perhatian banyak orang. Namun, di balik sikap diamnya, hatinya dipenuhi oleh perasaan yang tak terucapkan. Ia menyimpan rasa kepada salah satu siswi paling populer di sekolah, seorang gadis cantik dan karismatik bernama (Name).

(Name) adalah sosok yang menarik perhatian banyak orang, baik karena kecantikannya yang menawan maupun kepribadiannya yang ramah dan terbuka. Setiap kali dia berjalan di lorong sekolah, Kurona menatapnya dengan tatapan kagum dan kekaguman dari para siswa mengikuti setiap langkahnya. Ia populer tidak hanya di kalangan siswa laki-laki, tetapi juga di kalangan siswi-siswi yang mengagumi kepribadiannya. Namun, di tengah keramaian penggemarnya, Kurona hanya bisa memendam perasaannya dalam diam.

Kurona merasa tidak layak untuk mengungkapkan perasaannya. Baginya, (Name) berada di dunia yang berbeda, dunia yang cerah dan penuh warna, sedangkan dirinya hanyalah bayangan yang bersembunyi di sudut gelap. Setiap hari, Kurona memperhatikan (Name) dari kejauhan, memastikan dirinya tidak tertangkap basah saat menatap gadis yang membuat jantungnya berdebar kencang. Kurona bahkan mulai hafal kebiasaan (Name) dari waktu ke waktu-cara dia tersenyum kepada teman-temannya, tawa riangnya saat berbincang, dan tatapan penuh semangatnya saat sedang berkonsentrasi di kelas.

Di suatu hari, saat jam istirahat, Kurona menyaksikan sesuatu yang membuat hatinya seketika terasa berat. Di taman sekolah, ia melihat seorang siswa laki-laki dari kelas sebelah mendekati (Name). Kurona berdiri jauh di balik pohon, menahan napas saat ia melihat anak laki-laki itu mulai berbicara dengan ekspresi gugup. Dari cara anak laki-laki itu menunduk dan suaranya yang terdengar samar-samar, Kurona tahu bahwa dia sedang menyatakan perasaannya kepada (Name).

Tiba-tiba, dada Kurona terasa sesak. Perasaan yang selama ini dia simpan rapat-rapat mulai terasa seperti beban berat yang menghimpit jiwanya. Dia tahu, dia tidak punya hak untuk cemburu, tetapi tetap saja rasa cemburu itu menyeruak, tak bisa ditahan. Hatinya dipenuhi oleh pikiran-pikiran yang bercampur aduk-rasa takut, rasa cemas, dan rasa sakit yang perlahan mulai merasuki pikirannya.

Namun, sebelum Kurona bisa melihat reaksi (Name) terhadap pengakuan cinta itu, bel tanda masuk kelas berbunyi. Dengan tergesa-gesa, Kurona meninggalkan tempat persembunyiannya dan berjalan menuju kelas, tak berani melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Sepanjang sisa hari itu, pikirannya terus dipenuhi oleh berbagai kemungkinan. Apakah (Name) menerima pernyataan cinta itu? Atau apakah dia menolaknya? Pikiran-pikiran itu terus menghantui Kurona hingga malam tiba.

◆◇◆◇◆◇◆◇


Hari-hari berlalu, dan meskipun rasa penasarannya membuncah, Kurona tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi di taman hari itu. Dia terus memendam perasaannya, meski setiap kali melihat (Name), hatinya terasa perih. Perasaannya tetap terjaga, tetapi harapannya perlahan mulai pudar.

Namun, segalanya berubah di suatu hari ketika musim semi tiba. Suatu pagi yang cerah, bunga sakura bermekaran di sekitar sekolah, menciptakan suasana yang indah dan menenangkan. Di hari itu, setelah jam pelajaran terakhir, Kurona dikejutkan oleh sebuah pesan yang tak terduga. (Name) mengirimkan sebuah catatan kecil melalui salah satu temannya, meminta Kurona untuk menemuinya di bawah pohon besar di belakang sekolah setelah pelajaran selesai.

Kurona merasa heran dan sedikit gugup. Karena selama ia menjalani kehidupan sekolahnya, ia belum pernah berinteraksi langsung dengan (Name), apalagi sampai diminta untuk bertemu secara pribadi. Berbagai pikiran mulai berlarian di kepalanya. Mengapa (Name) ingin bertemu dengannya? Apakah dia sudah tahu bahwa Kurona diam-diam menyimpan perasaan kepadanya?

Dengan hati yang berdebar, Kurona melangkah menuju tempat yang dimaksud. Di bawah pohon sakura yang besar, (Name) sudah menunggunya dengan senyum lembut di wajahnya. Rambut (Name) yang panjang tertiup angin, dan kelopak bunga sakura yang jatuh perlahan mengelilingi mereka, menciptakan suasana yang hampir seperti dalam mimpi.

"Kurona," panggil (Name) lembut, suaranya membuat hati Kurona bergetar.

"Ya?" jawab Kurona dengan suara nyaris berbisik, masih bingung dengan apa yang sedang terjadi.

"Aku ingin mengatakan sesuatu," lanjut (Name), menatap Kurona dengan tatapan yang begitu dalam hingga membuat jantungnya berdetak lebih cepat. "Selama ini, aku diam-diam selalu memperhatikanmu. Kau mungkin tidak menyadarinya, tapi aku sering melihatmu di perpustakaan, di lapangan, bahkan di koridor. Dan setiap kali aku melihatmu, aku merasa ada sesuatu yang berbeda... sesuatu yang membuatku tertarik kepadamu."

Kurona terdiam. Kata-kata (Name) begitu mengejutkan, seperti kilat yang menyambar di tengah langit yang cerah. Selama ini, dia berpikir bahwa dirinya tidak pernah terlihat oleh (Name), bahwa dia hanyalah bayangan yang tersembunyi di sudut-sudut ruangan. Namun ternyata, (Name) justru memperhatikannya selama ini.

"Jadi, aku ingin jujur padamu," lanjut (Name) lagi, mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Kurona, aku... aku suka padamu. Sejak lama, aku selalu memikirkanmu. Mungkin ini terdengar aneh, tapi aku merasa ada ikatan antara kita, meskipun kita jarang berbicara."

Kurona merasa seluruh dunianya seakan berhenti berputar. Perasaannya yang selama ini dipendam dalam-dalam, tiba-tiba diungkapkan secara langsung oleh gadis yang selama ini dia kagumi. Tubuhnya kaku, dan lidahnya seakan kelu, tak mampu merangkai kata-kata.

"Aku tahu, mungkin kau tidak merasakan hal yang sama," kata (Name), suaranya sedikit gemetar. "Tapi aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku sebelum terlambat. Aku tak ingin menyesal karena tidak pernah mencoba."

Kurona akhirnya memberanikan diri untuk berbicara, meskipun suaranya terdengar pelan dan goyah. "Kau... suka padaku?"

(Name) mengangguk, tersenyum lembut. "Ya. Aku tahu ini mungkin mengejutkan, tapi aku memang menyukaimu."

Untuk beberapa saat, suasana di antara mereka hening. Hanya angin musim semi yang bertiup pelan, membawa kelopak-kelopak bunga sakura berterbangan di sekitar mereka. Kurona berusaha memahami semua ini. Gadis yang selama ini dia perhatikan diam-diam, gadis yang dia pikir tidak akan pernah menoleh kepadanya, ternyata menyimpan perasaan yang sama.

Akhirnya, dengan suara yang hampir tak terdengar, Kurona berkata, "Aku juga suka padamu. Sejak lama, tapi aku... aku takut untuk mengatakannya."

Kini, giliran (Name) yang terkejut. Tatapannya yang awalnya penuh kekhawatiran berubah menjadi cerah, matanya berbinar saat mendengar pengakuan dari Kurona. "Benarkah? Kau juga menyukaiku?"

Kurona mengangguk perlahan. "Ya. Aku selalu memperhatikanmu, tapi aku pikir kau tidak akan pernah memperhatikan seseorang seperti aku."

(Name) tertawa kecil, dan suaranya terdengar seperti alunan musik yang menenangkan. "Kurona, kau benar-benar tidak menyadarinya, ya? Aku sudah lama tertarik padamu. Kau itu berbeda dari yang lain. Ada sesuatu dalam dirimu yang membuatku merasa nyaman dan tertarik. Mungkin karena kau selalu tenang dan misterius."

Kurona tersenyum tipis, merasa sedikit canggung. Semua perasaan yang selama ini dia simpan rapat-rapat akhirnya terungkap. Dan untuk pertama kalinya, dia merasa lega. Semua rasa sakit, semua kekhawatiran, semua rasa cemas yang selama ini menghantuinya, perlahan menghilang, digantikan oleh perasaan bahagia yang hangat.

Di bawah pohon sakura itu, dengan bunga-bunga yang berjatuhan di sekitar mereka, Kurona dan (Name) berdiri berhadapan, saling menatap. Mereka tahu, ini adalah awal dari sesuatu yang indah, sesuatu yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Perasaan yang selama ini mereka pendam, kini terbuka, dan dunia yang selama ini terasa begitu jauh, kini terasa lebih dekat.

Musim semi yang baru telah tiba, dan bersama dengan mekarnya bunga-bunga sakura, cinta di antara Kurona dan (Name) juga mulai bermekaran. Mereka berdua tahu, perjalanan mereka baru saja dimulai, tetapi untuk saat ini, di bawah pohon sakura yang indah itu, mereka merasakan kebahagiaan yang sempurna.

The End.

[⏳] 𝐃𝐔 𝐔𝐍𝐃 𝐈𝐂𝐇 ; 𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐋𝐨𝐜𝐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang