Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa vote dan komen. Tandai jika ada typo.
»»--⍟--««
Dentingan antara alat pemukul dengan tiang besi terdengar nyaring di malam yang sunyi. Membuat siapa saja bergidik ngeri saat mendengarnya. Takut-takut itu adalah ulah pelaku kejahatan yang beroperasi pada malam hari. Mengejar sang mangsa empuk untuk dihabisi saat itu juga.
Memang benar, bukan?
Sang chandra sedang malu-malu untuk menunjukkan binar terang yang terlihat menenangkan bagi siapa saja penikmat kehadirannya.
Suasana malam tanpa binar chandra menambah kesan menakutkan bagi seorang gadis yang saat ini melangkahkan kaki dengan tergesa-gesa.
Ia menghindar dari seorang pemuda berambut pirang bergradasi warna merah muda dengan poni berbentuk seperti antena yang saat ini mengejarnya. Tangan kanan menyeret sebuah tongkat besi berukuran dengan sorot mata tajam aura menakutkan.
Langkah kaki berhenti seketika saat mendapati jalan buntu di depan mata. Tubuhnya bergetar ia dengan takut-takut berbalik badan. Napas tercekat saat tepat di depannya pemuda tersebut menodongkan pisau di lehernya.
Dengan terbata-bata ia mengucapkan.
"Sh-shidou..."
Sebenarnya gadis itu tidak tahu sudah berbuat salah apa dengan pemuda di depannya. Hingga malam ini, pemuda tersebut mencegatnya saat keluar dari bar kecil yang tak banyak orang mengetahui tempat tersebut.
Awalnya ia mengira pemuda itu hanya kebetulan berada di sana. Namun disaat pemuda itu melayangkan tongkat besi di samping dinding tempatnya berdiri ia terkejut sontak lari begitu saja.
Pemuda bernama Shidou Ryusei itu menulikan pendengaran. Tanpa aba-aba ia melayangkan tongkat besi ke arah kepala gadis yang menatapnya penuh ketakutan. Gadis itu langsung terjatuh begitu saja, dengan kepala berdengung pandangan mengabur.
Dengan kejam Shidou melayangkan kembali tongkat besi itu kearah gadis yang masih memfokuskan pengelihatannya.
Darah segar perlahan keluar membasahi aspal jalanan gang sepi dan buntu dimana ia berada.
Shidou merendahkan tubuh lalu menjambak surai coklat gadis itu. Air mata nya meluruh bersamaan dengan suara rintihan. Mata berkunang serta kepala seperti banyak burung berterbangan diatasnya.
"Sial! Sebenarnya aku malas melihat wajahmu yang sok polos itu."
Sesaat Shidou meletakkan tongkat besinya. Meraih pisau lipat yang tadi ia kantongi pada saku jaket hitam yang ia kenakan.