18. R&M

185 34 7
                                    

" Minji sayang...makan yuk kamu dari tadi siang belum makan sayang." Ucap Seulgi membujuk Minji yang sedari tadi enggan beranjak dari duduknya. Tangannya mungilnya setia menggenggam tangan kembarannya.

Minji menggeleng, " Ruka dari dua hari juga belum makan ma." Ucap Minji melemas.

Seulgi menghela nafas menoleh ke arah suaminya yang sibuk menasehati empat muda yang baru saja beradu kekuatan.

" Jangan ribut kalo kalian masih mau ada di sini. Kalian bukan anak kecil lagi kalau apa - apa harus adu kekuatan. Inget ini rumah sakit bukan ring tinju." Tegur Wonwoo. Keempatnya menunduk tak berani menatap mata yang lebih tua.

" Obati luka kalian, saya nggak mau waktu Ruka bangun lihat wajah kalian berempat yang bonyok begini." Ucap Wonwoo lalu melangkah menghampiri Seulgi.

" Masih belum mau?" Tanya Wonwoo pada sang istri dan dibalas gelengan lemah.

Wonwoo menghela nafas lalu tersenyum mendekati putri kembar kesayangannya, " Sayang...ka-"

" Ruka pasti bangunkan yah? Ruka nggak mungkin ninggalin aku kan? Papa sama bunda udah punya kebahagiaan mereka sendiri, kalo aku? Kebahagiaan cuma bareng sama Ruka yah. Nanti kalo papa sama bunda udah punya keluarga baru siapa yang peduli lagi sama aku kecuali Ruka." Ucapnya dengan mata berkaca - kaca.

Bagaimanapun Ruka adalah orang yang selalu melindungi dan memperjuangkan semua untuk dirinya. Sesedih apapun Minji kalau ada Ruka, sedihnya akan cepat menghilang.

" Ruka pasti bangun sayang, kan dia anak kuat. Ruka juga sayang banget sama Minji, dia nggak mungkin ninggalin Minji." Ucap Wonwoo mengecup puncak putrinya.

Minji membalikkan tubuhnya memeluk sang ayah. Ia benar - benar ketakutan sekarang. " Sushtt udah ya sayang...Ruka pasti baik - baik aja, kita berdoa selalu ya. Sekarang makan dulu yuk. Ruka pasti juga nggak mau nanti kalau bangun lihat kembarannya jadi kurus." Ucap Wonwoo menempelkan pipinya pada puncak Minji.

" Gendong." Ucap Minji lemah. Wonwoo tersenyum lalu menggendong putri kecilnya bak bayi koala.

" Om nitip Ruka ya, kita mau cari makan dulu. Nanti kita bungkusin sekalian buat kalian." Ucap Wonwoo diangguki keempatnya.

" Makasih om." Ucap Hyunjin lalu Wonwoo, Minji, dan Seulgipun keluar dari ruang rawat Ruka.
















































" Apa perlu kita kasih tau om Taehyung sama tante Jisoo?" Tanya Sunghoon setia menatap wajah tenang Ruka yang asik terlelap.

Wonbin yang duduk disebrang sana menghela nafas panjang, " Harusnya, tapi ini bukan hak kita. Ruka sama Minji mati - matian nyembunyiin ini semua." Ucapnya.

" Kenapa gue baru tau sekarang ya kalau perjalanan hidup Ruka sama Minji seberat itu. Goblok banget gue yang udah hampir bertahun - tahun tinggal sama Ruka nggak tau tentang masalah ini." Ucap Sunghoon meremas rambutnya frustasi. Ia merasa gagal.

" Kita semua udah kenal Ruka sama Minji dari lama kalau masalah ini nggak sampek ke telinga kita itu tandanya mereka emang bener2 nggak mau kita ikut campur." Ucap Jay menyenderkan kepalanya pada tembok.

" Tapi dengan keadaan Ruka dan Minji yang kaya gini kita nggak mungkin diem aja. Kita harus bantuin mereka." Ucap Hyunjin.

" Selain bantuin cari uang kita harus bantu mereka nyatuin om Taehyung sama tante Jisoo." Ucap Sunghoon.

" Termasuk nyingkirin bedebah Jaehyun Maheswara." Ucap Wonbin yang membuat ketiganya kompak menoleh.


























































" Minji tadi telfon aku katanya dia mau nginep di rumah Rora." Ucap Jisoo yang kini duduk di kursi penumpang sebelah Taehyung. Keduanya baru saja dari kantor polisi untuk memantau perkembangan mengenai Ruka.

" Gapapa, dia pasti sama khawatirnya seperti kita. Mungkin dengan ada temannya mengobrol bisa mengurangi rasa sedihnya." Ucap Taehyung meraih tangan Jisoo untuk digenggam.

Sadar akan perlakuan dari sang mantan suami secara tiba - tiba, sontak Jisoo menarik tangannya.

" Eh maaf Jisoo." Ucap Taehyung merasa tidak enak. Padahal dalam hati ia sakit karena wanita yang dicintainya terlihat tidak nyaman saat ini.

Jisoo menghela nafas menatap jendela mobil dengan perasaan campur aduk. Memori lamanya kembali terbuka lebar dimana dikepalanya terputar jelas momen - momen romantis keharmonisan rumah tangganya dan Taehyung.

Inget lo udah punya Jaehyun jis
- Batin Jisoo

Suasana dimobil semakin canggung, di luar hujan deras dan hanya ada iringan musik dari aril noah yang menyanyikan lagu separuh aku.

" Gimana hubungan mas sama Jennie?" Tanya Jisoo tiba - tiba membuat Taehyung menoleh.

" Kenapa tiba - tiba?" Heran Taehyung sekaligus panik. Jawaban apa yang harus ia katakan?

" Nggak, aku cuma mau kita berkomitmen kalau nanti kita sudah menikah dengan pasangan masing - masing, kita nggak boleh menurunkan kualitas asuh kita ke Ruka dan Minji. Kita harus tetap memprioritaskan mereka walaupun kita punya anak lainnya." Ucap Jisoo tanpa sadar telah membuat Taehyung bak ditusuk ribuan duri. Bukankah ini artinya ia sudah tidak ada harapan untuk kembali membangun bahtera rumah tangga bersama mantan istrinya ini?

" Kapan pernikahanmu dan Jaehyun berlangsung?" Tanya Taehyung melenceng dari topik pembicaraan.

" Mas?"

" Jangan lupa undang aku ya, walaupun aku cuma mantan suami kamu tapi aku pingin jadi saksi dihari bahagia kamu bersama laki - laki lain." Ucap Taehyung sendu.

" Mas?"

" Aku nggak akan nikahin Jennie. Percuma aku nikah sama orang lain kalo cinta dan rasa sayang aku udah habis di kamu, Jisoo." Ucap Taehyung membuat Jisoo diam beribu kata.

Tbc

Maaf ya teman2 baru sempet update🥲
See you...🤍

Blooming Flower [Ruka]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang