Twilight Reflection

2 1 0
                                    

HELLOOOOOOOO
ALUNA UP LEBIH AWAL HAHAHAHA
KARENA OTAK LAGI ENCER BANGETTT NIEHHH😍🤳🏻

PENGUMUMAN JUGA!!
KEMUNGKINAN BAKAL ADA PERUBAHAN JUDUL BARU, YAAA DOAIN AJA DEH EMMM😗

GA NIH ILUSTRASI TOKOH NYA????
YANG KOMEN SEMOGA DAPAT SEGEPOK DUIT DIJALANN EAAKK NYEGIR KAN😭



Aluna berdiri di tepi jendela kamar kosnya, menatap keluar ke arah langit yang memerah. Matahari mulai terbenam, menghiasi cakrawala dengan warna oranye dan ungu yang mengagumkan. Namun, keindahan itu tak mampu mengusir bayang-bayang keraguan yang menggelayuti pikirannya. Sejak meninggalkan rumah, hidupnya telah berubah drastis, dan kini, pertanyaan muncul dalam benaknya: Apakah ia sudah membuat pilihan yang tepat?

Ia mengingat kembali hari-hari terakhir di rumah. Suara ibunya yang penuh harap, wajah ayahnya yang cemas saat ia mengungkapkan niatnya untuk merantau ke kota. "Ini untuk masa depanku, untuk cita-citaku," ia meyakinkan mereka, meskipun hatinya bergetar.

Kini, sebulan telah berlalu sejak ia meninggalkan kehidupan yang dikenalinya. Aluna memutuskan untuk mengambil langkah berani, mengejar impian menjadi penulis. Namun, kenyataan yang dihadapinya di kota ini tidak semanis harapan. Uang tabungannya menipis, dan pekerjaan paruh waktu di kafe tidak selalu memberi cukup untuk menutupi biaya hidup. Kesehariannya dipenuhi dengan tugas-tugas menulis yang sering kali membuatnya frustrasi.

Di antara hiruk-pikuk kota, Aluna merasa sepi. Teman-teman baru yang ia buat di kafe, seperti Damar dan Raka, sering kali menyemangatinya. Namun, kedekatan itu tidak bisa menggantikan rasa kehilangan akan rumah dan keluarga. Kadang-kadang, saat malam tiba dan semua orang di sekelilingnya terlelap, ia merasa sendirian di tengah keramaian.

Satu hal yang membuatnya terus berjuang adalah impian menulisnya. Ia menghabiskan malam-malamnya duduk di meja kecil, dikelilingi oleh tumpukan buku dan kertas. Cerita demi cerita terlahir, tetapi selalu ada keraguan yang mengintai. Apakah tulisan-tulisannya cukup baik? Apakah dunia luar akan menerima suara barunya?

Ketika bayangan gelap mulai menyelimuti pikirannya, Aluna menyadari bahwa ia harus mengambil langkah untuk mencari jawaban. Ia meraih buku catatannya, tempat ia menyimpan semua ide dan mimpinya. Setiap halaman terisi dengan tulisan tangan yang penuh semangat dan harapan. Dalam sekejap, ia memutuskan untuk menulis sebuah surat kepada dirinya sendiri-sebuah pengingat tentang alasan ia memilih jalan ini.

"Aluna," ia mulai menulis, "ingatlah mengapa kamu datang ke sini. Ingat mimpi-mimpi yang menggerakkan mu. Setiap kata yang kamu tulis adalah langkah menuju impian itu. Terkadang, kita harus menghadapi ketidakpastian dan rasa sakit untuk menemukan tujuan kita,"

Dengan setiap kata yang ditulis, Aluna merasa beban di pundaknya sedikit berkurang. Ia ingin percaya bahwa semua perjuangannya tak sia-sia. Jika ada satu hal yang telah ia pelajari dari perjalanan ini, itu adalah keberanian untuk terus melangkah meskipun merasa ragu.

Setelah selesai menulis, Aluna menatap langit senja lagi. Ia ingat kata-kata Safa, temannya yang ceria, "Hidup ini adalah tentang memilih dan berani menghadapi konsekuensinya." Sungguh, ia telah memilih untuk meninggalkan kenyamanan demi mengejar impian, dan kini ia harus berani menghadapi semua tantangan yang ada.

Lalu, Aluna teringat akan suatu malam di kafe, saat Damar membagikan mimpinya untuk menjadi musisi. "Kita harus berjuang untuk apa yang kita cintai," katanya dengan semangat. Perkataan itu menembus dinding keraguannya, memberi cahaya baru di dalam dirinya. Aluna ingin berjuang juga.

Malam itu, saat angin berbisik lembut di luar jendela, Aluna membuat keputusan. Ia tidak akan mundur. Ia akan terus menulis, terus berjuang, dan mencari cara untuk berbagi ceritanya dengan dunia. Dia akan menghadapi setiap ketidakpastian dengan keberanian, seolah-olah setiap langkah yang diambil adalah bagian dari kisahnya yang lebih besar.

"Jika tidak sekarang, kapan lagi?" gumamnya pada diri sendiri, penuh tekad. Ia menutup buku catatannya, bersiap untuk menghadapi hari baru dengan semangat yang diperbarui.

Dengan hati yang lebih ringan, Aluna beranjak dari jendela dan mengambil jaketnya. Ia ingin keluar, menghirup udara segar dan mungkin mencari inspirasi baru di jalanan kota. Setiap sudut kota ini menyimpan cerita yang menunggu untuk ditulis, dan ia bertekad untuk menjadi bagian dari cerita itu.

Saat langkahnya menuntunnya ke luar, Aluna tahu bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang menemukan jawabannya, tetapi juga tentang belajar mencintai diri sendiri dan keberaniannya untuk bermimpi. Dengan senyum baru di wajahnya, ia melangkah ke dalam kegelapan malam, siap menyambut tantangan dan peluang yang menunggu di depan.

***

Di luar, kota berkilau dalam cahaya lampu. Aluna merasakan denyut kehidupan di sekelilingnya, dan untuk pertama kalinya sejak ia tiba, ia merasa terhubung dengan tempat ini. Setiap orang yang ia lihat adalah bagian dari kisah yang lebih besar, sama seperti dirinya. Dengan setiap langkah, ia merasa seolah-olah semakin dekat dengan jati dirinya yang sebenarnya.

Di benaknya, satu hal pasti yaitu keputusannya untuk meninggalkan rumah mungkin adalah langkah terpenting dalam hidupnya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi ia siap untuk menulis bab berikutnya dari kisahnya.

Aluna Adrienne Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang