write the preparation
Sekolahnya sudah ramai menjelang sore ini. Beberapa bus dan kendaraan berisi anak-anak Palang Merah Remaja dari berbagai SMP terparkir rapi di halaman dan lapangan depan sekolah. Mengingat hari ini ada kegiatan di sekolahnya, maka hari ini kegiatan belajar mengajar disudahi ketika jam istirahat kedua agar ruang-ruang kelas untuk dijadikan transit peserta lomba Peer Youth Education Event itu dibersihkan, dirapikan, hingga steril.
Neiva dan Savana sekarang berada di Ruang J, bersama Zidan, Riani, Bara, dan Revi yang memang bertugas untuk memulai liputan hari ini. Mereka melakukan briefing terlebih dahulu sebelum kegiatan itu resmi dimulai. Zidan dan Revi membawa kameranya untuk keperluan dokumentasi, ditambah satu milik Pak Irwan yang dirasa sudah cukup untuk mereka. Anak-anak tim jurnalistik juga sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak panitia untuk meliput kegiatan ini, sehingga sekarang mereka ikut memegang daftar nama panitia yang terlibat dalam tiap-tiap kegiatan untuk keperluan wawancara.
"Berdasarkan rundown yang kita dapet, jam 3 upacara pembukaan, abis itu langsung lanjut penyisihan lomba. Nanti, kalo udah selesai liputan, langsung ke sini semua. Nanti kita ganti basecamp buat ngurusin perlengkapan stan jualan besok," terang Bara sedikit gugup.
"Dekorasi buat tenant kita udah ada, Bar?" tanya Revi, bermaksud memastikan.
Sang Ketua mengangguk yakin. "Udah, udah disiapin Livia katanya," jawabnya.
"Basecamp-nya ngga di rumah Pak Irwan, kan?" Neiva ikut bertanya.
"NGGAKLAH GILA?!" sahut Revi dengan sedikit nge-gas. Ia melirik Neiva dengan tatapan garang karena asbun-nya barusan. "Di rumah Kak Gilar basecamp-nya," lanjutnya tanpa merasa bersalah.
Ucapan Revi membuat Savana refleks menyenggol lengan Neiva dengan lengannya. Dua sahabat itu saling melirik, membuat Neiva tak merasa nyaman. Sementara itu, Zidan dan Revi sibuk meledek Riani yang diam-diam menaruh rasa pada kakak kelasnya setingkat di atasnya itu.
"Kemarin udah ada beberapa bahan yang kita beli, jadi nanti kita re-check dan tinggal cari kurangnya aja. Nanti Neiva boncengan sama Zidan, Riani sama Revi, Savana sama gue."
"Modus anying, lo kerja sekalian pacaran kan?!" ledek Riani dengan memasang wajah kesal.
Savana hanya tersenyum malu, sementara Bara mengelak dan mengalihkan topik. Ia tak mau memperpanjang ledekan itu dan menyuruh semua orang untuk segera bersiap. Kali ini mereka menundukkan kepala bersama, berdoa supaya kegiatan mereka hari ini dan besok-besok dilancarkan.
***
Bara, Zidan, Riani, Revi, Savana, dan Neiva berkumpul di gedung olahraga untuk mengikuti upacara pembukaan dan mendokumentasikan kegiatan. Tahun ini, ada 25 kontingen yang turut serta berpartisipasi dalam Peer Youth Education Event (PYEE), termasuk sekolah-sekolah mereka sebelumnya. Upacara itu tidak berlangsung lama, sebab harus dilanjutkan dengan kegiatan lain agar tidak menabrak rundown yang telah disusun.
Babak Penyisihan Lomba Cerdas Tangkas dilaksanakan di ruang kelas XII IPA 4. Setiap kontingen mengirimkan 3 wakilnya dan diawasi oleh 3 orang panitia. Karena masih dalam babak penyisihan, maka kegiatan yang dilakukan hanya mengisi soal-soal terkait pendidikan remaja sebaya dan kepalangmerahan dengan diberi waktu selama 1,5 jam.
Neiva dan Riani diberi izin untuk memasuki ruangan dan mendokumentasikan momen itu. Tak hanya mereka berdua, perwakilan PMR sekolahnya juga ikut mendokumentasikan kegiatan tersebut. Dua remaja itu ikut menunggu dan mengawasi karena panitia kegiatan itu bersedia diwawancara apabila tugas mereka sudah selesai. Supaya lebih efektif, setelah kegiatan itu selesai mereka memutuskan untuk berbagi tugas, Riani mewawancarai panitia lomba dan Neiva mendapat bagian mewawancarai peserta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Write the Stars
Teen Fiction[13+] Di buku catatannya, Neiva dengan tanpa beban melukis garis-garis perjalanan hidupnya untuk masa depan. Rencana yang matang, otak yang gemilang, ayah yang mendukung, meyakinkan bahwa dirinya mampu mengalami garis-garis nasib yang ia buat sendir...