write the friendship
.
.
.KARENA ide open house itu, mau tidak mau Surya harus deep cleaning rumahnya agar tidak memalukan di mata para tamu. Mbak Gina tertahan untuk pulang lebih awal kali ini karena ikut bekerja lebih keras. Neiva dan Nadia ikut membantu menyapu dan mengelap barang-barang agar bebas dari debu, sementara Randi dan Surya memindahkan barang-barang yang tidak terlalu diperlukan ke gudang agar rumah itu terlihat lebih longgar.
Rencananya, agenda barbeque itu akan diadakan di halaman belakang, berhubung itu satu-satunya tempat outdoor yang longgar di rumah mereka jika mengingat halaman depan rumah akan terpakai untuk parkir kendaraan. Surya mengeluarkan beberapa kursi dan meja sejak siang hari, supaya nantinya aman dan tidak tergesa. Neiva sendiri mengambil lampu tumblr di kamarnya, ia pasang di halaman belakang, dikaitkan dengan beberapa tanaman agar menambah keindahan rumahnya.
Acara itu dimulai jam 5 sore, kiranya memastikan tidak terlalu malam untuk makan malam karena mereka harus memasak makanan itu terlebih dahulu. Surya mengolah bahan-bahan yang hendak ia pakai, membuat bumbu marinasi. Nadia dan Randi membersihkan alat grill yang hendak mereka gunakan. Neiva sendiri mencuci dan memotong buah-buahan serta yang ia simpan kembali ke dalam kulkas sampai orang-orang datang.
Savana dan orang tuanya datang paling awal. Anak itu memang berencana turut membantu persiapan sehingga datang sebelum jadwal agar bisa merasa berguna. Sebagai tuan rumah, mereka menyalami tamunya, menyambut Savana dan keluarganya dengan suka cita.
Yang datang kedua adalah orang tua Sadam. Surya turut mengundang dua kerabatnya itu sebagai tanda kalau silaturahmi mereka tetap berlanjut apapun yang terjadi. Neiva menyambut dua orang tua itu dengan pelukan hangat, mencoba tak membahas apapun tentang putra mereka hari ini.
Bara dan orang tuanya menjadi pihak ketiga yang datang. Seperti janji Bara sebelumnya, Mamanya membawa beberapa toples acar untuk mengimbangi makanan-makanan yang hendak mereka makan malam hari ini karena penuh dengan kolesterol. Mereka saling berkenalan dengan tamu-tamu yang sudah datang sebelumnya, saling mengobrol dan berbincang satu sama lain. Di perkumpulan itu, Tante Dona, kerap mempromosikan bisnis makanan rumahannya, membuatnya menambah daftar pelanggan baru.
Bel rumah itu terakhir ditekan oleh Gilar, yang disambut Randi dan Bara dengan antusias. Laki-laki itu datang bersama ibunya, lantas menyalami semua orang dan meminta maaf karena menjadi tamu yang datang paling akhir. Alasan itu dimaklumi semua orang, karena memang tuntutan pekerjaan ibunya.
Tak mau berlama-lama, agenda barbeque itu pun dimulai. Ada yang berperan memanggang daging-dagingan itu, menyiapkan saus cocolan, memasak nasi, hingga tim penghibur untuk menyetel musik dan menyanyi bersama. Mereka bergantian melakukan pekerjaan-pekerjaan itu, sebab ada jeda solat magrib.
Karena pekerjaan itu sebetulnya tidak butuh orang banyak, beberapa yang tak bekerja Savana ajak untuk menyanyi, termasuk mengajak Tante Dona dan Tante Feli untuk berduet. Nadia menyetel musik lawas yang bisa mereka nyanyikan bersama. Semua orang tampak senang, karena selain sibuk membakar dan memanggang makanan-makanan itu, mereka juga mendapat hiburan gratis.
Tania sejujurnya tidak terlalu nyaman dengan keramaian-keramaian itu. Ditambah perasaan tidak enaknya saat datang paling akhir dan menjadi seseorang yang ditunggu. Anaknya kini sibuk bersama para lelaki lain, memanggang daging, sosis, bakso, jagung, yang sudah disiapkan sang tuan rumah sebelumnya. Oleh karena itu, wanita itu memutuskan menghampiri Neiva yang sibuk di dapur mengetuk-ngetuk es batu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Write the Stars
Fiksi Remaja[13+] Di buku catatannya, Neiva dengan tanpa beban melukis garis-garis perjalanan hidupnya untuk masa depan. Rencana yang matang, otak yang gemilang, ayah yang mendukung, meyakinkan bahwa dirinya mampu mengalami garis-garis nasib yang ia buat sendir...