🍁046🍁 REVISIAN

1.5K 154 18
                                    

Sebastian, Klause, Lucien, Cedric, dan Clovis masing-masing bergerak ke arah yang telah ditentukan, diikuti oleh pasukan mereka yang terdiri dari para prajurit bayaran elit. Suara tembakan terus terdengar, dan debu akibat ledakan menyelimuti sekeliling kota Betera. Kota ini seolah menjadi medan pertempuran paling brutal yang pernah mereka hadapi.

Di bagian barat, Klause dan Cedric memimpin tim mereka menghadapi rentetan serangan senjata otomatis. Setiap langkah yang mereka ambil dihadang oleh tembakan yang terus-menerus. Namun, Klause, dengan gerakan yang cepat dan akurat, berhasil menembak mati setiap tentara yang mendekat. Dia melompat ke dinding gedung yang tinggi, melakukan salto udara, dan menembak dengan senapan sniper yang dibawanya. Satu tembakan, satu nyawa hilang.

"Terus maju!" teriak Klause kepada pasukannya. Mereka bergerak dengan disiplin tinggi, berusaha menembus pertahanan musuh. Klause bergerak lincah seperti angin, melibas para prajurit kota Betera dengan mudah. Gerakan tangannya cepat seperti kilat, menghindari tembakan yang terus diarahkan padanya.

Cedric, di sisi lain, beroperasi dengan lebih taktis. Dia menggunakan berbagai gadget canggih yang disembunyikan di balik jas putihnya. Setiap kali dia melihat sekelompok tentara musuh, dia melemparkan granat dengan akurasi mematikan, ledakan itu menciptakan kehancuran besar. Setelahnya, ia langsung mengeluarkan dua pisau pendek yang tajam dan terjun ke kerumunan musuh. Dengan gerakan cepat dan brutal, ia menumbangkan prajurit-prajurit Betera tanpa ampun. Darah mengalir deras, tetapi ekspresi Cedric tetap dingin dan penuh perhitungan.

Di bagian timur, Lucien dan Clovis menghadapi serangan dari turret otomatis dan drone bersenjata. Lucien, dengan kecerdasannya yang luar biasa, memanfaatkan celah-celah di pertahanan kota. Dia berlari sambil mengeluarkan pistol berlapis emasnya, dengan akurasi sempurna, ia menembak jatuh drone satu per satu, menghancurkannya sebelum mereka bisa membalas.

Sementara itu, Clovis, yang diam-diam merupakan seorang hacker handal, menyusup ke sistem pertahanan kota. Dengan satu gerakan cepat di ponselnya, dia berhasil meretas beberapa turret otomatis, membuatnya berbalik dan menembaki pasukan musuh.

"Nikmati permainannya," ucap Clovis sambil tersenyum sinis. Setiap langkah yang ia ambil sudah diperhitungkan dengan sempurna, menjatuhkan musuh tanpa perlu bergerak terlalu banyak.

Sebastian, yang berada di tengah medan pertempuran, menghadapi musuh paling brutal. Pertahanan utama kota Betera berada di sini, dengan pasukan elit yang dilatih khusus oleh Levi. Akan tetapi, Sebastian bukan orang sembarangan. Dengan bazoka di tangannya, ia menembakkan peluru berdaya hancur besar, menghancurkan menara pengawas dan beberapa kendaraan lapis baja. Ledakan-ledakan besar mengguncang tanah di bawahnya.

Tentara kota Betera mencoba menyerbu Sebastian, tetapi dengan satu gerakan cepat, dia mengeluarkan pedang besar dari punggungnya. Gerakan pedangnya cepat dan mematikan, memotong setiap musuh yang mencoba mendekat. Setiap ayunan menghasilkan percikan darah dan jeritan kematian. Sebuah drone bersenjata mendekat, menembakkan peluru dengan cepat ke arah Sebastian. Dengan satu lompatan besar, dia melayang di udara, memutar tubuhnya, dan menghancurkan drone itu dengan satu tebasan pedangnya, membuatnya meledak dalam api besar di langit.

"Jangan beri mereka waktu bernapas!" teriak Sebastian kepada pasukannya, yang terus melanjutkan pertempuran.

Mereka adalah tentara-tentara bayaran terbaik, terlatih dalam pertempuran jarak dekat dan jauh. Mereka menghujani musuh dengan tembakan peluru, granat, dan serangan frontal yang tak tertahankan.

Di puncak salah satu gedung kota, sebuah tim sniper dari kota Betera bersiap menembak pasukan Sebastian. Akan tetapi, sebelum mereka bisa menarik pelatuk, tubuh-tubuh mereka jatuh satu per satu. Klause telah tiba di belakang mereka, membantai para penembak dengan kecepatan yang mengerikan. Tidak ada satu pun dari mereka yang sempat menyadari kehadirannya.

Im Sorry I Cant be PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang